Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sudan Membara, Persaingan Internasioanal Mengeksploitasi SDA di Negeri Muslim

Jumat, 07 November 2025 | 18:29 WIB Last Updated 2025-11-07T11:29:33Z

Tintasiyasi.id.com -- Krisis Sudan kembali membara. Ribuan orang mengungsi, pembunuhan masal dan pemerkosaan terus terjadi semakin mengerikan.Sebanyak 1.500 warga Sudan meninggal dalam waktu tiga hari menyusul penguaasaan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di el-Fasher.

Aljazirah melaporkan, RSF yang berperang melawan militer Sudan untuk menguasai negara it, menewaskan sedikitnya 1.500 orang selama tiga hari terakhir ketika warga sipil mencoba melarikan diri dari kota yang terkepung, Jaringan Dokter Sudan mengatakan pada hari Rabu. 

Kelompok tersebut, yang memantau perang saudara di negara tersebut, menggambarkan situasi tersebut sebagai “genosida yang nyata." Sudan negara terbesar ketiga di Afrika, mayoritas muslim, memiliki piramida lebih banyak dan sungai nil lebih panjang dari Mesir, produsen emas Arab terbesar, kekayaan SDA melimpah, tapi mengalami krisis kemanusiaan sangat panjang.

Dengan menjadi berita utama Negara ini dikenal dengan situasi keamanannya yang tidak stabil, dengan pertempuran yang terjadi di Khartoum.

Menurut laporan yang ada, produksi emas, di Sudan ada sekitar 80 ton per tahun secara stabil sebelum perang, tetapi Ketika perang turun tajam pada awal perang sekitar 2 ton antara April dan Agustus, setelah lima bulan perang naik menjadi 73,8 ton pada 2024, menurut data dari World Gold Council.

Akar Konflik Persaingan Internasional

Krisis Sudan sebetulnya sudah berlangsung lama dan bukan murni konflik etnis tapi ada keterlibatan negara adidaya (AS) dan Inggeris yang melibatkan negara2 bonekanya (zionis dan UEA) terkait rebutan pengaruh politik (proyek timur tengah baru AS) demi kepentingan perampokan SDA yg melimpah ruah.

Lembaga dan aturan internasional dibuat dalam frame kepentingan melanggengkan hegemoni negara-negara adidaya terhadap negeri-negeri muslim.Sudan sangat kaya dengan sumberdaya alam hanya menjadi objek permainan dan perebutan negara adidaya.

Perang ini merupakan bagian dari persaingan internasional atas Sudan. “AS berusaha mencapai target sebagai berikut.

Pertama, menghilangkan pengaruh Inggris. Kedua, menghancurkan pengaruh militer Inggris yang terepresentasi melalui gerakan-gerakan bersenjata di Darfur. Ketiga, memisahkan wilayah Darfur, dan memecah belah sisa-sisa Sudan.

Solusi Islam

Hanya ada satu jalan yang menawarkan solusi sejati dan abadi bagi Sudan dan umat yang lebih luas, yakni tegaknya Khilafah berlandaskan ajaran kenabian. Kalifah akan menyatukan umat Islam lintas suku dan etnis, serta menyingkirkan pengaruh asing, dan mendistribusikan sumberdaya secara adil.

Penegakan akuntabilitas serta menjamin martabat dan keamanan bagi semua warganya.
Dalam sejarah mencatat pada saat pemerintahan Khilafah di bawah Umar bin Abdul Aziz memberantas kemiskinan di Afrika Utara, tidak seorang pun dapat ditemukan yang menerima zakat.

Padahal, tuturnya, Rasulullah saw. menyampaikan bahwa umat Islam ibarat satu tubuh. “Kaum muslim di Sudan sedang menderita. Dunia mungkin tidak peduli, tetapi kita harus peduli,” tegasnya.

Oleh karenanya, ia menandaskan, seluruh umat Islam mesti meningkatkan kewaspadaan, menolak solusi palsu, dan menyerukan segera tegaknya kembali Khilafah yang berlandaskan pada metode kenabian sebagaimana firman Allah Swt. Dalam QS Al-Anfal: 24, “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”

Langkah yang harus diambil sebagai jalanya adalah:
1. Umat harus dinaikkan level berpikirnya sehingga mampu membaca seluruh problem dunia dalam kacamata ideologis dan keniscayaan perang peradaban antara Islam dan ideologi non Islam.

2. Umat hrs disadarkan bahwa hanya sistem Islam (khilafah) yang bisa diharapkan menyolusi berbagai krisis baik politik, ekonomi, dll hingga kerahmatan bisa tercipta di dunia. Kesadaran ini hrs memotivasi umat utk turut berjuang menegakkan khilafah krn dorongan iman.

3. Persatuan negeri-negeri muslim di bawah naungan Khilafah sebuah keniscayaan untuk melawan hegemoni negara-negara kafir Barat yang terus membuat umat Islam terjajah, terpecah dan menderita. Wallahualam bishshawwab.[]

Oleh: Fitri Susilowati
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update