TintaSiyasi.id -- Juru Bicara Forum Masyarakat Muslim Semarang Peduli Palestina Ustaz Abi Rahmadi menegaskan bahwa solusi dua negara merupakan pengkhianatan terhadap perjuanhan dan hak umat Islam atas seluruh Palestina.
"Menolak solusi dua negara, karena merupakan pengkhianatan terhadap perjuangan dan hak umat Islam atas seluruh tanah Palestina," ungkapnya di aksi bela Palestina di depan gedung DPRD Jawa Tengah, Ahad, (19/10/2025).
Ia menegaskan bahwa solusi dua negara adalah haram karena mengakui solusi itu berarti mengakui keberadaan entitas Zionis Yahudi di tanah yang seharusnya sepenuhnya milik kaum Muslimin.
Lebih lanjut, Rahmadi menegaskan juga menolak upaya gencatan senjata, karena dinilainya sifatnya hanya menunda pembantaian, namun tidak menghentikan akar masalah, yaitu penjajahan itu sendiri. Gencatan senjata sejati haruslah diikuti dengan penarikan penuh pasukan dan pemukim Israel.
"Gencatan senjata, meski memberikan kelegaan sementara waktu, tetapi tidak berarti penjajahan Israel di Palestina berakhir," ujarnya.
Dia menegaskan hal itu, sebab Israel dengan dukungan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa akan terus menjadikan negeri Palestina di bawah penjajahan mereka. Inisiatif Trump melakukan gencatan senjata di Gaza adalah upaya busuk untuk menghapus isu Palestina dan melegitimasi penjajahan Israel.
Pengkhianatan
Rahmadi mengungkapkan, sebagaimana telah diketahui bersama, bahwa Presiden AS Donal Trump telah memimpin pertemuan yang dihadiri pemimpin negeri Muslim seperti, Arab Saudi, UEA, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan yang dilakukan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, pada Selasa, 23/9/2025.
Dalam pertemuan itu, Trump diketahui mengajukan rencana 21 poin kepada para penguasa negeri Muslim itu. Hal yang paling menonjol diantaranya tuntutan pembebasan semua tahanan Zionis Yahudi yang ditahan Hamas, gencatan senjata permanen, dan penarikan bertahap tentara Yahudi.
Namun, pada salah satu poin perjanjian gencatan senjata itu menyatakan, “Semua infrastruktur militer, termasuk terowongan dan fasilitas produksi senjata, akan dihancurkan dan tidak akan dibangun kembali. Selanjutnya akan ada proses demiliterisasi Gaza di bawah pengawasan pemantau independent, dan tentara entitas Yahudi akan tetap menguasai sekitar 53 persen wilayah Jalur Gaza.
Rahmadi, menegaska bahwa sambutan para penguasa Muslim terhadap rencana tersebut mengonfirmasi bahwa mereka telah mengkhianati amanah umat dan menjadi pelayan bagi kepentingan imperialis Barat dan Zionis.
"Menyerahkan penyelesaian masalah Gaza kepada Trump padahal ia adalah pendukung utama agresi brutal Yahudi terhadap Gaza adalah puncak pengkhianatan dan penghinaan terbesar bagi kaum muslimin," tegasnya.
Solusi Palestina
Ia menjelaskan bahwa solusi penjajahan di Palestina adalah jihad dan khilāfah. "Jihad dan khilafah adalah solusi masalah Palestina. Khilafah ada wujud hakiki persatuan Umat Islam. Khilafah akan mengerahkan tentaranya untuk berjihad mengusir penjajah Israel dan berhadap-hadapan dengan negara-negara penyokong Israel. Khilafah yang akan mengungkap dan menghancurkan rencana busuk negara penjajah dan kaki tangannya," terangnya.
Oleh karenanya, ia mengatakan, solusi Palestina hanya bisa terwujud jika umat Islam bersatu, berjuang, dan melaksanakan kewajiban agama kita untuk membebaskan tanah suci Palestina ini.
"Jihad dan tegaknya khilafah adalah jalan kita. Tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda, karena setiap detik yang berlalu adalah penderitaan bagi rakyat Palestina. Kami mengajak seluruh umat Islam, para pemimpin, dan tentara Muslim di seluruh dunia untuk bersatu, mengakhiri penjajahan Zionis Israel dan negara- negara pendukungnya. Akhiri penderitaan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya dari penjajahan sekarang juga," pungkasnya. [] Alfia Purwanti