TintaSiyasi.id -- Merespons pernyataan Presiden Kolombia di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menilai, yang dikatakan itu merupakan penyambung lidah kaum Muslim.
"Pernyataan Presiden Kolombia di Sidang PBB merupakan penyambung lidah kita, " tuturnya dalam Fokus To the point bertajuk Presiden Kolombia Memanggil Tentara Dunia. Mengapa Tentara Islam Tak Bergerak, di kanal YouTube UIY Official, Selasa (14/10/2025).
Ia mengatakan, kalau ada istilah penyambung lidah, pernyataan Presiden Kolombia seperti penyambung lidah kaum Muslim karena memang itu juga yang ingin dikatakan. Yang dikatakan Presiden Kolumbia adalah pertama, di Palestina khususnya di Gaza ada genosida. Kedua, pelakunya sangat jelas, yaitu Israel.
"Memang, dunia ini sudah sangat keterlaluan. Satu fakta yang begitu jelas terang benderang, itu tak sanggup dikatakan bahwa di Gaza ada genosida," mirisnya.
Bahkan, katanya, kalau membaca laporan United Nations Environment Programme (UNEP), mengatakan bahwa bukan hanya genosida, tetapi educide, yaitu penghancuran infrastruktur pendidikan dan homicide, yaitu pembunuhan massal. Makanya, 97 persen bangunan di sana sudah hancur. Dan ekosida, yaitu penghancuran lingkungan, bahkan juga penghancuran budaya. Itulah istilah-istilah yang ditemukan dalam laporan UNEP.
"Kedua, yang dikatakan oleh Presiden Kolombia, jika boleh dikatakan bahwa ia merupakan pemimpin yang masih menjaga kewarasan. Jadi baginya diplomasi sudah gagal karena memang faktanya sudah banyak perundingan, baik itu dalam konteks situasi terakhir maupun sebelumnya. Seperti Perundingan Oslo, Madrid, Camp David dan sebagainya, itu tak membuahkan hasil," terangnya.
Sehingga ia menilai bahwa dalam pikiran waras Presiden Kolombia salah satu langkahnya adalah dengan aksi militer internasional, dan hal tersebut betul sekali.
"Bagaimana bisa sebuah tindakan militer dihadapi dengan diplomasi. Pengiriman bantuan sangat penting, tetapi itu kan hanya untuk korban. Namun, bagi pelaku yang menimbulkan korban tidak ada tindakan," tandasnya.[] Nurmilati