"Kesabaran yang sebenarnya
adalah ketika seseorang berkata dan beramal di atas kebenaran serta bersedia
menanggung kesulitan yang timbul di jalan Allah Swt. tanpa menyimpang, tanpa
melemah, dan tanpa menyerah," ucapnya dalam penjelasannya di At-Taisir
fi Ushul at-Tafsir surah Al-Baqarah.
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwasanya
kesabaran ialah sesuatu yang lahir dari takwa. ”Seperti halnya dikutip di dalam
surah Yusuf ayat 90, ‘Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka
sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.',”
nukilnya.
"Itulah kesabaran yang Allah Swt.
sandingkan dengan para mujahidin. Itulah kesabaran para sahabat Nabi saw.,
serta kesabaran mereka yang mengoreksi penguasa zalim tanpa rasa takut, demi
rida Allah saw. Itulah kesabaran mereka yang beramar makruf nahi mungkar yang
tidak melemah karena kesulitan," jelasnya.
"Itulah kesabaran atas musibah
dan ketetapan (kadar), yang membuat seseorang teguh, kuat, dan tidak
terguncang. Itulah kesabaran mereka yang membenarkan firman Allah Saw.,"
tambahya.
Meski demikian, ia menyayangkan,
sebagian orang masih salah kaprah dalam memaknai kesabaran.
“Sebagian memandang kesabaran harus
mengasingkan diri dan menjauh dari masyarakat (‘uzlah), meninggalkan
kemungkaran dan para pelakunya, meski ia menyaksikan kehormatan-kehormatan kita
dilanggar, hukum-hukum Allah Saw. ditangguhkan, dan jihad dihapuskan,” bebernya.
"Mereka tidak menyatakan sikap
atas semua itu, bahkan menjauhinya, mereka meninggalkan aktivitas nahi mungkar,
dan mengira bahwa itulah yang dimaksud dengan sabar," terangnya.
Adapun, ia melihat sebagian yang lain
mengira bahwa kesabaran berarti menjauh dari bahaya dan menghindari risiko
terkena ancaman musuh-musuh Allah Swt. “Sehingga mereka tidak berani mengatakan
kebenaran atau melakukan amal yang diridhai oleh Allah Saw.,” tandasnya.
"Mereka malah diam dan berkata
kepada diri sendiri bahwa mereka sedang bersabar. Padahal itu bukanlah
kesabaran yang pelakunya diganjar oleh Allah Swt. dengan surga-Nya yang penuh
kenikmatan,” tuturnya.
“Yang mereka lakukan bukanlah
kesabaran, melainkan kelemahan, yang darinya Rasulullah saw. sendiri biasa
memohon perlindungan kepada Allah Swt.," pungkasnya.[] Taufan