Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sabar itu Bersedia Menanggung Kesulitan yang Timbul di Jalan Allah Swt.

Senin, 04 Agustus 2025 | 06:43 WIB Last Updated 2025-08-03T23:47:31Z

Tintasiyasi.ID -- Syeikh Atha Bin Khalil Abu Ar-Rasytah menilai kesabaran sebenarnya ketika seseorang berkata dan beramal di atas kebenaran serta bersedia menanggung kesulitan yang timbul di jalan Allah Swt..

 

"Kesabaran yang sebenarnya adalah ketika seseorang berkata dan beramal di atas kebenaran serta bersedia menanggung kesulitan yang timbul di jalan Allah Swt. tanpa menyimpang, tanpa melemah, dan tanpa menyerah," ucapnya dalam penjelasannya di At-Taisir fi Ushul at-Tafsir surah Al-Baqarah.

 

Lanjutnya, ia menjelaskan bahwasanya kesabaran ialah sesuatu yang lahir dari takwa. ”Seperti halnya dikutip di dalam surah Yusuf ayat 90, ‘Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.',” nukilnya.

 

"Itulah kesabaran yang Allah Swt. sandingkan dengan para mujahidin. Itulah kesabaran para sahabat Nabi saw., serta kesabaran mereka yang mengoreksi penguasa zalim tanpa rasa takut, demi rida Allah saw. Itulah kesabaran mereka yang beramar makruf nahi mungkar yang tidak melemah karena kesulitan," jelasnya.

 

"Itulah kesabaran atas musibah dan ketetapan (kadar), yang membuat seseorang teguh, kuat, dan tidak terguncang. Itulah kesabaran mereka yang membenarkan firman Allah Saw.," tambahya.

 

Meski demikian, ia menyayangkan, sebagian orang masih salah kaprah dalam memaknai kesabaran.

 

“Sebagian memandang kesabaran harus mengasingkan diri dan menjauh dari masyarakat (‘uzlah), meninggalkan kemungkaran dan para pelakunya, meski ia menyaksikan kehormatan-kehormatan kita dilanggar, hukum-hukum Allah Saw. ditangguhkan, dan jihad dihapuskan,” bebernya.

 

"Mereka tidak menyatakan sikap atas semua itu, bahkan menjauhinya, mereka meninggalkan aktivitas nahi mungkar, dan mengira bahwa itulah yang dimaksud dengan sabar," terangnya.

 

Adapun, ia melihat sebagian yang lain mengira bahwa kesabaran berarti menjauh dari bahaya dan menghindari risiko terkena ancaman musuh-musuh Allah Swt. “Sehingga mereka tidak berani mengatakan kebenaran atau melakukan amal yang diridhai oleh Allah Saw.,” tandasnya.

 

"Mereka malah diam dan berkata kepada diri sendiri bahwa mereka sedang bersabar. Padahal itu bukanlah kesabaran yang pelakunya diganjar oleh Allah Swt. dengan surga-Nya yang penuh kenikmatan,” tuturnya.

 

“Yang mereka lakukan bukanlah kesabaran, melainkan kelemahan, yang darinya Rasulullah saw. sendiri biasa memohon perlindungan kepada Allah Swt.," pungkasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update