TintaSiyasi.id -- Analis Ekonomi dari Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) Ismail Izzuddin mengatakan jika mau jadi negara adidaya baru maka ekonomi negara harus dibangun di atas tiga pila utama.
"Saya sebagai rakyat Indonesia ingin menyampaikan aspirasi, kalau kita benar-benar mau jadi adidaya baru, ekonomi kita harus dibangun di atas tiga pilar utama," ujarnya di akun TikTok Ismail.pkad, Ahad (6/7/2025).
Pertama, klasifikasi kepemilikan. Dalam hal ini ia menerangkan bahwa sektor swasta atau individu diperbolehkan memiliki lahan pertanian, perkebunan, perikanan bahkan industri. Tetapi kalau sudah menyangkut tambang, energi, air dan semua yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu bukan buat dikuasai individu apalagi asing. Harus negara yang mengelola.
"Ini bukan anti investasi, ini soal kedaulatan," imbuhnya.
Kedua, pengelolaan kepemilikan. Orang yang mengelola harus yang kompeten dan amanah. Tidak bisa cuma karena koneksi politik dan kedekatan. Harus ada fit and proper test yang objektif supaya aset publik tidak dikelola oleh orang yang cuma pintar cari cuan (uang) tetapi tidak ngerti tidak amanah.
"Ketiga, distribusi kekayaan dan pendapatan. Ini yang sering luput. Kalau kita mau ekonomi tumbuh tetapi yang kaya makin kaya yang miskin makin banyak ya itu gagal. Makanya optimalkan sektor rill, dorong produksi barang dan jasa, buka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Di situ keadilan bisa mulai terasa karena distribusi pendapatan bukan cuma soal kasih bantuan tetapi soal membuat sistem yang adil dari awal dan kuncinya ambil tata kelola ilahiah," jelasnya.
Ia menegaskan, Allah itu Maha Adil, Rasulnya mengajarkan prinsip-prinsip ekonomi yang berkeadilan dan berpihak pada semua (manusia). "Kita bukan cuma bicara angka GDP tetapi keadilan, kesejahteraan, harga diri bangsa," jelasnya.
"Ini spoiler penting dalam ekonomi ideal yang bisa membawa Indonesia menjadi kekuatan besar dunia, Adidaya baru dan saat kita sampai dititik itu kita punya suara yang lebih besar dalam geopolitik global termasuk untuk membela saudara kita Palestina untuk berdiri bersama bangsa-bangsa tertindas," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
