Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ada yang Lebih Penting dari Sekadar Mengganti Nama RS Al Ihsan jadi Welas Asih

Jumat, 11 Juli 2025 | 17:20 WIB Last Updated 2025-07-11T10:20:45Z

TintaSiyasi.id -- Merespons kebijakan penggantian nama rumah sakit RSUD Al Ihsan tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445/Kep.306-Dinkes/2025 tentang Perubahan Nama Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Welas Asih, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat Chandra Purna Irawan, S.H., M.H., mengatakan, ada yang lebih penting dari sekedar mengganti nama RS Al Ihsan menjadi Welas Asih.

"Ada yang lebih penting dari sekedar mengganti nama yaitu meningkatkan kualitas rumah sakit," jelasnya di akun Facebook Chandra Purna Irawan, Rabu 9 Juli 2025.

Ia mengatakan, peningkatan kualitas rumah sakit diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, terutama Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan peraturan pelaksanaannya.

Terkait pemberian nama rumah sakit, Chandra mengatakan, mesti merujuk Pasal 55 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit di Indonesia. Disebutkan pemberian nama rumah sakit harus memperhatikan nilai dan norma agama, sosial budaya dan etika.

"Merujuk pasal diatas nama “al ihsan” telah sesuai dengan ketentuan yaitu nilai dan norma agama, kemudian juga sesuai dengan “sosial budaya”mengingat masyarakat Jabar mayoritas muslim, termasuk sesuai dengan 'etika'" terangnya.

Ia mengutip, Falih Bin Muhammad mengutip Al-Qurthubi, ihsan atau “al- ihsan” mengandung dua makna. Pertama, artinya “memperbaiki dan menyempurnakan kebaikan”, makna yang kedua “memberikan sesuatu yang bermanfaat”. (Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Dalam artikel “Spiritualitas Ihsan yang Pencerahan”).

Selanjutnya, ia mengutip Oktawirawan, Dwi Hardani and Yunanto, Taufik Akbar Rizqi (2021) Welas Asih: Konsep Compassion dalam Kehidupan Masyarakat Jawa yaitu “Welas asih merupakan perilaku orang Jawa” 

"Sehingga menjadi pertanyaan adalah apakah kata “welas asih” adalah berasal dari Jawa atau Sunda atau dari negara lain, saya kira ahli bahasa dan sejarawan dapat menjawab itu," ungkapnya.

Ia mengutip, artikel di Republika yang berjudul “(‘Al-Ihsan’ Maupun ‘Welas Asih’ Sama-Sama Bukan Kata Asli Tanah Air: Red: Fitriyan Zamzami)”menyatakan kata “Welas Asih” sedianya bukan sepenuhnya asli dari Sunda. Kata “Āśīḥ” alias “आशी:” sedianya adalah kosakata Sansekerta. Merujuk kamus yang disusun Ram Narain Lal pada 1936, kata itu bisa berarti “permintaan perlindungan kepada dewa-dewi”, juga berarti “pemberkatan”. Sedangkan merujuk kamus Bahasa Sansekerta HH Wilson (1832) serta Monier Williams (1872), kata itu bisa berarti “mengharapkan atau melimpahkan berkah.”

"Saya berharap Presiden Prabowo menegur pejabat-pejabat yang “membuat” riuah masyarakat atas kebijakan yang ditetapkan, sehingga energi masyarakat dan pejabat lebih terfokus membantu Presiden untuk mensukseskan program utama Presiden Prabowo," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update