Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kecurangan dalam UTBK Buah Penerapan Sistem Kapitalis

Sabtu, 03 Mei 2025 | 20:15 WIB Last Updated 2025-05-03T13:15:40Z

TintaSiyasi.id -- Kecurangan dalam UTBK buah dari sistem kapitalis yang berorientasi pada hasil yang memuaskan tanpa peduli bagaimana usahanya. Padahal, di dalam Islam menuntut ilmu hukumnya wajib bagi seluruh kaum Muslim dan Allah juga menjanjikan akan mengangkat derajat orang yang berilmu. "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim" (HR Ibnu Majah). Namun, apa jadinya jika menuntut ilmu dilakukan dengan cara yang curang? 

Laporan bertajuk Indeks Integritas Pendidikan 2024 yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 dalam survei yang dilakukan terhadap siswa di sekolah dan mahasiswa di kampus, KPK menelusuri tingkat kejujuran akademik. Ditemukan bahwa masih banyak kasus menyontek serta ketidakjujuran akademik lain yang dilakukan pelajar yang terlibat dalam survei tersebut (detik.com, 25/4/2025).

Kejujuran akademik masih menjadi problema di dunia pendidikan Indonesia. Menurut survei yang dirilis oleh KPK, baik siswa di sekolah mau pun mahasiswa di kampus ditemukan banyak kasus menyontek serta ketidakjujuran akademik lainnya. Problema semakin nyata karena diperkuat dengan temuan kasus kecurangan baru, dikutip dari detik.com, 25 April 2025 Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di tahun 2025 melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), di dua hari pelaksanaan ujian sudah ditemukan kecurangan yang dilakukan para peserta.

Berdasarkan temuan kasus yang ada sangat amatlah kecil, namun sekecil apa pun kecurangan tetap tidak bisa ditolerir. Karena toleran terhadap kecurangan ini bisa menjadi mata pisau tersendiri, sebab orang lain akan menganggap kecurangan merupakan hal yang biasa, walau pun kejahatan tapi tidak besar dan tidak mendapatkan sanksi yang berarti. Padahal, adanya kecurangan pada UTBK ini dapat mendatangkan keberbahayaan. Pasalnya, mereka yang lulus karena curang memengaruhi kualitas kemampuan mereka untuk masuk ke PTN tujuan, harusnya mereka tidak lulus karena tidak mampu namun akhirnya lulus karena melakukan kecurangan.

Pemanfaatan teknologi untuk mengakali tes UTBK menggambarkan buruknya akhlak dari calon mahasiswa. Hal ini menunjukkan bagaimana output yang dihasilkan dari sistem pendidikan kita hari ini, sungguh sangat disayangkan apabila masih terdapat orang yang menganggap kecurangan demi meraup keuntungan pribadi adalah tindakan yang biasa saja. Ditambah lagi dengan sistem pendidikan yang hanya fokus kepada output yang dihasilkan mampu bersaing, bekerja dan menghasilkan cuan. Namun di sisi lain tidak diimbangi dengan pendidikan agama, yang harus menyertakan akhlak, adab dan Sang Pencipta yang selalu mengawasi kita di mana pun kita berada.

Selain itu, anak didik juga terbiasa dengan hasil yang harus mereka capai tanpa berpikir proses yang mereka lalui apakah halal atau haram. Lagi dan lagi inilah buah yang kita dapat bila kita masih memegang teguh sistem hidup saat ini yang berprinsipkan pada kapitalisme. Orang yang hidup dalam sistem kapitalisi akan berpikir bahwa bahagia itu ketika berhasil mendapatkan materi yang banyak. Materi itulah yang mampu memberikan kebahagiaan dalam kehidupan, segalanya bisa dinikmati dengan adanya materi dan kita tidak harus berpikir apakah materi yang didapat halal atau haram, yang penting kita bisa menikmati kehidupan saat ini.


Kebahagiaan Islam 

Berbeda dengan sistem kehidupan dalam Islam, kebahagiaan menurut standar Islam ialah ridha Allah SWT. Ketika Allah ridha kita akan merasa aman, damai, nyaman, tenteram, dan kebahagiaan yang sesungguhnya kita dapatkan. Kecurangan untuk memasuki PTN tidak akan dilakukan oleh peserta didik yang hidup dalam sistem Islam. Sebab, setiap individu akan terjaga perbuatannya karena sadar bahwa apapun yang mereka lakukan akan dilihat oleh Allah selaku al-Khaliq dan al-Mudabbir. Walau pun di dunia tidak secara nyata mendapatkan sanksi karena ada kemungkinan kecurangannya tidak diketahui orang, namun yakinlah bahwa Allah akan memberikan sanksi atas kecurangan yang dilakukan.

Sistem pendidikan Islam juga akan mencetak generasi yang berkepribadian unggul sesuai dengan kepribadian Islam yang berasaskan pada akidah Islam, syariat Allah, para pelajar memiliki keterampilan yang handal dan mampu menjadi agen perubahan. Semua itu dapat terwujud karena penanaman akidah pada setiap individu pelajar muslim yang memahami hakikat hidupnya dan juga sadar bahwa Allah tidak hanya sebagai Sang Pencipta, tetapi sekaligus Sang Pengatur. Maka dari itu ketika ingin mendapatkan sesuatu pastilah akan berusaha dengan sungguh-sungguh dan tidak lupa pula berdoa minta ridha Sang Pencipta. Sehingga lulus menjadi lulusan terbaik karena memang dirinya mampu dan menghasilkan output agen perubahan peradaban yang mulia.

Dengan kepribadian Islam yang menghujam kuat, kemajuan teknologi akan dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan tuntunan Allah dan untuk meninggikan kalimat Allah. Peradaban Islam yang mulia telah terbukti nyata melahirkan banyak para ilmuwan pada masa Kekhilafahan Abbasiyah, peradaban Islam yang mulia mampu berdiri kokoh selama 13 abad lamanya.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Sindi Laras Wari, S.K.M.
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update