Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jalan Menuju Tegaknya Sistem Islam sebagai Solusi Global (Serial Islam Solusi Total dan Global Bagian 3)

Sabtu, 03 Mei 2025 | 13:34 WIB Last Updated 2025-05-03T06:34:53Z


TintaSiyasi.id-- Kita sudah lihat betapa bobroknya sistem demokrasi dan kapitalisme. Kita juga sudah kupas secara singkat keunggulan sistem Islam yang kaffah. Pertanyaan besar sekarang: gimana caranya kita bisa mewujudkan sistem Islam itu?

Jawabannya jelas: butuh perjuangan serius, sistematis, dan berjamaah. Tidak cukup hanya dengan semangat. Butuh ilmu. Butuh strategi. Butuh keteguhan. Semua itu mutlak perlu, karena musuhnya besar, kuat. Mereka pasti tidak akan tinggal diam.

Tahapan Perjuangan: Dimulai dari Pemikiran

Perjuangan ini dimulai dari mengubah cara pandang umat. Kita harus mengajak umat kembali mengenal Islam sebagai dien yang syamil mutakamil (menyeluruh dan sempurna). Umat harus sadar bahwa Islam bukan cuma soal ibadah ritual. Bukan cuma perkara sholat, zakat, puasa, haji. Tapi Islam juga sistem politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan hukum.

Allah berfirman:

 يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah)..." (QS. Al-Baqarah [2]: 208)

Ini tugas dakwah. Harus disampaikan terus-menerus. Di berbagai ruang: masjid, kampus, warung kopi, media sosial, sampai panggung aksi. Terus dan terus dilakukan, sampai umat tercerahkan.

Perlu Kepemimpinan dan Organisasi Perubahan

Perubahan besar tidak akan lahir dari massa yang tercerai-berai. Harus ada kepemimpinan ideologis yang menuntun. Harus ada kelompok dakwah yang istiqamah, berani. Yang tidak kalah penting, siap dibenci karena menyuarakan kebenaran. 

Mereka bukan hanya menyeru. Tapi juga membina umat, membangun opini umum. Termasuk dan terutama menentang penguasa zalim dengan solusi Islam.

Nabi Muhammad SAW membangun dakwahnya di Makkah selama 13 tahun. Ini pondasi penting sebelum hijrah dan menegakkan negara Islam di Madinah. Beliau membina sahabat, mendobrak opini masyarakat, dan menghadapi elite Quraisy yang menolak perubahan.

Hambatan: Rezim Boneka, Oligarki, dan Tuduhan Radikal

Tentu perjuangan ini tidak mulus. Musuh utama kita adalah rezim-rezim boneka yang berkuasa di negeri-negeri Muslim. Termasuk, tentu saja, di Indonesia. Mereka tunduk pada skenario Barat. Jadi pelayan korporasi global, dan takut Islam tegak. Mereka pakai aparat, media, dan undang-undang untuk membungkam dakwah.

Siapa pun yang menyeru penerapan syariat Islam akan dicap: “radikal”, “intoleran”, “anti-Pancasila”, “ingin mendirikan negara agama”, dan sebagainya. Tapi kita tidak boleh gentar.

 وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

"Janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang beriman." (QS. Ali Imran [3]: 139).

Siapa Pelaku Utamanya?

Jawabannya: kita semua. Ulama yang berani bersuara. Aktivis yang terus menyebar pemikiran Islam. Jurnalis yang jujur menulis kebenaran. Mahasiswa yang menolak tunduk pada sistem zalim. Buruh, petani, dosen, ibu rumah tangga. Semua bisa jadi bagian dari gerakan perubahan.

Kuncinya: sadar, bersatu, bergerak!

Bersambung ke bagian 4

Bagian terakhir nanti akan membahas puncaknya: seperti apa wajah dunia jika sistem Islam benar-benar ditegakkan kembali? Dunia tanpa kapitalisme, tanpa penjajahan, tanpa oligarki. Dunia dalam naungan keadilan Islam. In sya Allah.

Jakarta, 27 April 2025
Oleh. Edy Mulyadi, Wartawan Senior

Opini

×
Berita Terbaru Update