Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Eksploitasi Sumber Daya Alam karena Tiada Pelindung Sejati

Minggu, 25 Mei 2025 | 18:04 WIB Last Updated 2025-05-25T11:04:59Z

TintaSiyasi.id -- Di Indonesia menggunakan sistem kapitalis yang saat ini telah membawa dampak buruk bagi rakyat. Kapitalisme menjadikan harta hanya berputar di tangan segilintir elite dan oligarki, sementara rakyat yang mayoritas semakin terpinggirkan.

Islam telah memperingatkan bahaya sistem yang hanya menguntungkan segelintir orang. Kapitalisme memungkinkan swasta dan individu menguasai sektor-sektor strategis termasuk energi, pangan dan infrastruktur yang seharusnya dikelola oleh negara untuk kemaslahatan rakyat. Akibatnya, biaya hidup terus meningkat, harga kebutuhan pokok melambung sementara rakyat kecil makin kesulitan.

Dalam sistem kapitalis, negara banyak bergantung pada utang luar negeri untuk membiayai pembangunan. Alih-alih mengelola kekayaan alamnya secara mandiri. Ironisnya, rakyat yang harus menanggung pembayaran bunga utang yang setiap tahunnya mencapai ratusan triliun rupiah. Parahnya lagi, utang digunakan untuk membangun infrastruktur yang tidak produktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, banyak proyek yang tidak efektif bahkan mangkrak sehingga utang hanya menjadi beban tanpa manfaat nyata. Ditambah lagi, uang negara banyak digarong oleh pejabat negara. Ssistem kapitalis yang rusak dan kepemimpinan yang korup menyebabkan negara ini makin terjerembab dalam cengkeraman para pemilik modal yang bersekutu dengan politikus busuk.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun ironisnya rakyat tidak merasakan manfaat dari kekayaan tersebut. Banyak tambang emas, minyak, batu bara dan gas alam yang dikuasai oleh perusahaan asing atau konglomerat lokal dengan dalih investasi. Akibatnya, rakyat harus membeli kembali sumber daya yang sebenarnya adalah milik mereka dengan harga tinggi. Selain itu, eksploitasi besar-besaran ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan generasi mendatang. Dalam kondisi demikian, masyarakat sudah mulai apatis. Mereka tak peduli lagi dengan kondisi negara karena putus asa dengan keadaan atau karena takut terhadap penguasa sebab di rezim sebelumnya suara rakyat dibungkam dengan menggunakan instrumen hukum. Banyak terjadi kriminalisasi hanya gara-gara mengkritik penguasa.

Di sisi lain, media massa yang semestinya menjadi penyalur suara rakyat tak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini karena media hampir semuanya dikuasai oleh para pemilik modal besar yamg berkolaborasi dengan elite kekuasaan dan politikus. akibatnya rakyat kehilangan kekuatan untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebijakan yang merugikan mereka, itu disebabkan karena sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924.

Umat Islam kehilangan pelindung sejati yang menjaga mereka dari penjajahan ekonomi dan politik. Tanpa institusi yang menerapkan syariat secara kaffah umat Islam menjadi lemah dan mudah dipecah belah dan itu terjadi di seluruh dunia. Penjajahan fisik berubah bentuk menjadi neoimperialisme. Umat Islam dilemahkan, rakyat negeri ini yang mayoritas Muslim dibiarkan dalam ketidakpastian tanpa perlindungan dari eksploitasi asing dan penguasa zalim. Ini menyebabkan krisis multidimensi terus berlangsung tanpa ada solusi yang hakiki. Wallahu a'lam bishshawab.[]


Oleh: Rahma Ningsih
Praktisi Pendidikan

Opini

×
Berita Terbaru Update