“Tekanan nyata dalam proses
negosiasi dagang yang sedang berlangsung di Washington, Indonesia sekarang
butuh ketegasan visi ekonomi jangka panjang,” paparnya dalam video pendek yang
diposting oleh akun TikTok @agung.wisnuwardana, Rabu (30/04/2025).
Visi ekonomi, lanjutnya, bukan
sekadar deal taktis yang bisa mengorbankan petani, industri, dan
kemandirian energi. “Sampai kapan Indonesia mau jadi penonton dalam konstelasi
politik dan ekonomi internasional,” serunya masyghul.
Ia menerangkan bagaimana ancaman
Amerika Serikat yang ingin menaikkan tarif produk indonesia yang ternyata 47
persen.
“Amerika Serikat mengancam dengan
ingin menaikkan tarif produk Indonesia yang ternyata bukan 32 persen tetaapi 47
persen. Negosiasi memang sedang berlangsung, belum final,” terangnya.
Bung Agung, sapaan akrabnya, menyatakan
bahwa negosiasi memang sedang berjalan, tetetapi posisi Indonesia seperti
inferior. “Kenapa? Karena posisi tawar kita itu rendah dan lemah. Indonesia
masih sangat tergantung dengan pasar ekspor luar negeri terutama ke Amerika
Serikat dan Cina,” ulasnya.
Menurutnya, Indonesia juga belum
memiliki strategi balasan. “Kita enggak punya strategi balasan. Bandingkan
dengan Cina, Kanada, Kolombia, dan Uni Eropa yang langsung pasang tarif balik
waktu di tekan oleh Trump,” jelasnya.