TintaSiyasi.id-- Kita sedang menyaksikan keruntuhan berbagai sistem global secara besar-besaran. Demokrasi dan kapitalisme yang digadang-gadang sebagai sistem paling maju, kini telanjang: penuh borok, manipulatif, dan menyengsarakan rakyat.
Indonesia: Negara Kaya, Rakyat Sengsara
Di negeri kita sendiri, demokrasi cuma jadi panggung sandiwara lima tahunan. Rakyat disuruh memilih, tapi yang menang tetap oligarki. Katanya bebas memilih pemimpin, tapi sesungguhnya cuma boneka-boneka yang sudah disiapkan para bandar.
Hasilnya? Tambang-tambang besar dikuasai segelintir konglomerat. Rakyat diusir dari tanahnya sendiri. Hutan digunduli. Pajak digenjot, tapi layanan publik compang-camping. Harga berbagai produk dan jasa menggila. Pejabat makin kaya. Rakyat kian sengsara.
Kapitalisme menjadikan negara hanya sebagai pelayan korporasi. UU Cipta Kerja, revisi UU Minerba, hingga proyek IKN adalah bukti nyata. Kekayaan negara bukan untuk rakyat, tapi untuk para pemodal besar.
Rakyat kecil? Cuma jadi penonton yang dibohongi. Mantra yang lazim digunakan adalah kata-kata "pertumbuhan ekonomi" dan "pembangunan". Yang terjadi penindasan, pembodohan. Rakyat bukan miskin karena malas. Tapi dimiskinkan lewat berbagai undang undang dan peraturan. Terjadi pemiskinan struktural.
Amerika dan Eropa: Demokrasi dalam Krisis
Di Amerika Serikat, negeri kampiun demokrasi dan kapitalisme, utang negara tembus lebih dari $34 triliun. Rakyat terpecah karena politik identitas, media partisan, dan sistem dua partai yang membosankan. Korupsi dilegalisasi lewat lobi-lobi korporasi. Sementara 500 ribu lebih tunawisma tidur di jalan-jalan kota besar.
Eropa tak lebih baik. Gelombang demonstrasi karena inflasi, krisis energi, dan imigrasi menampar wajah demokrasi Barat. Prancis terbakar protes. Inggris dihantam krisis ekonomi pasca-Brexit. Jerman terpuruk dalam resesi teknikal. Kapitalisme membuat yang kaya makin kaya, yang miskin makin terjepit.
Afrika dan Dunia Muslim: Demokrasi Jadi Dalih Perampokan
Di Afrika, demokrasi malah jadi kedok untuk penguasaan sumber daya alam oleh Barat. Pemilu digelar. Presiden silih berganti, tapi rakyat tetap lapar. Negara kaya emas dan uranium seperti Nigeria, tetap saja miskin karena dikuras Perancis.
Di negeri-negeri Muslim, demokrasi justru menciptakan rezim boneka. Dari Mesir hingga Pakistan, demokrasi dipakai untuk melanggengkan kepentingan asing dan menekan gerakan Islam.
Saatnya Bicara Serius tentang Sistem Pengganti
Jadi jelas: bukan cuma praktiknya yang rusak. Memang sistemnya yang bobrok dari fondasi. Demokrasi menjadikan suara mayoritas sebagai kebenaran, meski bertentangan dengan syariat.
Jauh-jauh hari Allah sudah memperingatkan, bahwa kebenaran bukan ditentukan oleh suara terbanyak. Jargon suara rakyat adalah suara Tuhan itu jargon sesat dan menyesatkan.
Kebenaran sejati hanya dari wahyu. Mengikuti petunjuk Allah lewat Islam, itulah kebenaran hakiki.
وَاِ نْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَ رْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِ نْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." (QS. Al-An'am 6: Ayat 116)
Kapitalisme menjadikan uang dan pasar sebagai tuhan baru, menginjak-injak nilai dan akhlak.
Maka kita harus berhenti berharap dari sistem ini. Bukan sekadar ganti orang. Bukan sekadar pemilu. Tapi ganti sistem secara menyeluruh.
اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50)
(Bersambung bagian 2)
Selanjutnya nanti kita bahas tentang keunggulan sistem Islam yang kaffah. Islam yang bukan hanya soal ibadah. Tapi Islam yang juga mengatur tambang, hutan, pajak, distribusi kekayaan, dan peran negara dalam menegakkan keadilan. In sya Allah.
Jakarta, 25 April 2025
Oleh. Edy Mulyadi, Wartawan Senior