Ia
mengapresiasi pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar
Negeri dan Kerjasama Internasional K.H. Prof. Sudarnoto Abdul Hakim yang
mendukung fatwa IUMS (International Union of Muslim Scholars) yang menyerukan
agar pemimpin-pemimpin kaum Muslim melakukan jihad atau perang melawan negara
Israel.
"Seruan
ini menjadi pemicu agar kaum Muslim semakin memahami, menyadari bahwasanya
persoalan jihad dan persoalan perang ini menjadi suatu solusi yang hakiki untuk
masalah Palestina," ujarnya.
Namun, ia
sangat menyesalkan, pernyataan Mufti Agung Mesir Nazir Ayat yang menolak fatwa
ulama IUMS yang menyerukan jihad melawan Israel.
"Bahkan
Ayat menganggap bahwa ulama IUMS tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sedih sekali
kita mendengar sebagian ulama yang justru mematikan semangat jihad fi sabilillah,"
ungkapnya.
Mereka para
ulama yang tidak sepakat dengan jihad, lanjutnya, kemudian menyudutkan para
pejuang Islam yang saat ini sedang berjuang melawan Zionis Israel. “Bahkan
mereka kemudian membuat seolah-olah para penguasa negeri lain ini mendapatkan
legitimasi untuk diam tidak berperang melawan Zionis Israel,” sesalnya.
"Selama
ini saya belajar, sejarah kaum Muslim itu selalu berharap kepada hubungan
internasional yang diciptakan oleh negara-negara imperialis, baik setelah Perang
Dunia I, sebelum Perang Dunia II, bahkan sampai hari ini kita selalu dipaksakan
untuk mengikuti aturan internasional yang nyatanya itu tidak pernah berpihak
terhadap Islam dan umat Islam," cetusnya.
Menurutnya,
selama umat mengikuti aturan internasional, Palestina khususnya dan negeri
Muslim yang lainnya, menjadi tercerai berai dalam kondisi yang sangat
menyedihkan.
“Maka
sebetulnya ini menjadi pemicu bagi kita agar berpikir jangan menggunakan aturan
internasional atau berharap pada hal-hal yang sudah pernah terjadi. Selama
Palestina ini di rongrong Zionis Israel dan belum ada kepemimpinan umat Islam,”
sebutnya menyarankan.
"Kemudian
dengan peristiwa Palestina, ini menjadi pemicu bagi kita agar
bersungguh-sungguh untuk mencari solusi alternatif dan tidak terus terusan
menaruh harapan pada hubungan internasional, tetapi menaruh harapan kepada
tuntunan alternatif yang sesuai dengan Islam yang berbasis pada Al-Quran dan sunah.
Ini menjadi suatu hal yang harus dijalani, dilakukan, dan diperjuangkan,"
pungkasnya.[] Rina