"Karena
intinya dalam perjanjian yang ditandatangani pada 1979 itu bukan sekadar Zionis
setuju untuk menarik diri dari Semenanjung Sinai, yang telah diduduki sejak
Perang Enam Hari 1967," tuturnya di akun Facebook Joko Prasetyo: Tidak
Ada Ketaatan pada Perjanjian Batil dan Maksiat Camp David.
"Tetapi
yang paling parah adalah Mesir menyetujui dan meridai sebagian besar wilayah
Palestina diduduki entitas penjajah Zionis Yahudi untuk dijadikan negara Israel.
Alih-alih berjihad mengusir entitas penjajah tersebut dari tanah suci ketiga
kaum Muslim. Itu poinnya!" sambungnya.
Padahal, pria
yang akrab disapa Om Joy, menyatakan bahwa Palestina merupakan tanah kharajiah
kaum Muslim sejak masa Khalifah Umar bin Khaththab hingga kiamat kelak. “Kaum
Muslim wajib mempertahankannya meski nyawa taruhannya,” serunya.
"Maka
dapat disimpulkan perjanjan tersebut batil, maksiat! Bukan perkara yang sah,
bukan perkara yang makruf. Maka wajib ditinggalkan!" tegasnya.
Om Joy
mengutip sabda Rasulullah Saw.:
لاَ طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Tidak ada
ketaatan dalam maksiat kepada Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam
perkara yang ma'ruf (baik). (HR Muslim).
Ia
menegaskan, “Begitu juga dengan pernyataan, ‘Tidak boleh berperang melawan
Yahudi, karena antara kita dan mereka terikat perjanjian (Camp David).’
merupakan pernyataan batil dan maksiat.”
Menurutnya,
pernyataan tersebut bukan perkara yang sah dan makruf. “Maka wajib
ditinggalkan!" tegasnya lagi.
"Solusi
untuk Palestina hanyalah jihad dan khilafah. Bukan yang lain! Jihad untuk
mengenyahkan entitas penjajah Zionis Yahudi dan khilafah untuk memerdekakan
Palestina secara hakiki. Itu saja, Allahu Akbar!" tandasnya.[] Lanhy
Hafa