Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Berzuhud dan Rida: Kunci Ketenangan Dunia dan Akhirat

Senin, 28 April 2025 | 15:25 WIB Last Updated 2025-04-28T08:25:15Z

TintaSiyasi.id-- Dalam kehidupan yang serba cepat ini, banyak orang terjebak dalam keinginan dan ambisi duniawi. Dunia dengan segala keindahan dan godaannya sering kali membuat hati kita gelisah, terombang-ambing antara keinginan dan kenyataan. Namun, ada satu prinsip yang diajarkan oleh para ulama besar, terutama oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya Fathur Rabbani, yang dapat membawa kita menuju ketenangan sejati: berzuhud dan ridha.

Apa Itu Zuhud dan Ridha?

Zuhud dalam pengertian sederhana berarti melepaskan hati dari keterikatan dengan dunia dan segala isinya. Ini bukan berarti kita harus meninggalkan dunia atau hidup dalam kemiskinan, tetapi lebih kepada bagaimana kita menyikapi dunia dengan tidak membiarkan dunia mendominasi hati kita. Zuhud adalah ketika kita bisa hidup dengan apa adanya, tidak merasa terikat dengan kekayaan, status, atau jabatan. 

Sementara itu, ridha adalah menerima takdir dan ketentuan Allah dengan hati yang penuh ketenangan dan kepasrahan. Ridha adalah sikap hati yang tidak mengeluh, tidak menuntut lebih, dan menerima segala yang diberikan Allah, baik itu berupa kesenangan maupun kesulitan.

Kedua prinsip ini, meskipun sederhana, menyimpan kekuatan luar biasa dalam mengatasi kegelisahan hidup. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang ulama besar yang dikenal dengan kedalaman spiritualitasnya, mengajarkan bahwa dengan berzuhud dan ridha, kita bisa mencapai kedamaian hati yang sejati.

Berzuhud: Menyaring Kehidupan Duniawi

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam keinginan untuk memiliki lebih: lebih banyak uang, lebih banyak harta, lebih banyak kekuasaan, dan sebagainya. Padahal, semuanya itu tidak akan pernah cukup untuk mengisi kekosongan hati kita. 
Dunia adalah tempat yang fana, yang tidak akan pernah memuaskan keinginan kita. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengingatkan kita untuk berzuhud, yaitu untuk tidak terlalu mencintai dunia dan segala yang ada di dalamnya.

Berzuhud bukan berarti hidup miskin atau tidak menikmati kehidupan. Sebaliknya, berzuhud adalah kemampuan untuk tetap bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Dunia ini hanyalah alat untuk kita menuju akhirat, dan harta yang kita miliki bukanlah tujuan akhir, tetapi sarana untuk kebaikan. Dalam berzuhud, kita diajarkan untuk tidak tergantung pada kekayaan atau status sosial, tetapi pada keridhaan Allah.

Syekh Al-Jailani mengingatkan kita bahwa ketika hati kita sudah terlepas dari kecintaan berlebihan terhadap dunia, maka dunia itu sendiri akan terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk kita jalani. Dunia bukan lagi tempat yang penuh dengan beban dan persaingan, tetapi menjadi tempat yang penuh dengan berkah dan kesempatan untuk berbuat baik.

Ridha: Menerima dengan Hati yang Lapang

Ketika kita berbicara tentang ridha, kita berbicara tentang ketenangan batin. Ridha adalah ketika kita menerima takdir Allah dengan sepenuh hati, tanpa ada keluhan atau penyesalan. Dalam kehidupan ini, kita pasti akan menghadapi berbagai macam ujian—baik itu dalam bentuk kehilangan, kesulitan, atau bahkan kegagalan. Namun, dengan ridha, kita dapat melihat setiap ujian tersebut sebagai bagian dari takdir Allah yang terbaik untuk kita.

Ridha adalah bentuk keyakinan bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya, meskipun kadang-kadang kita tidak memahaminya. Al-Jailani mengajarkan kita bahwa ridha adalah kunci untuk mengatasi segala bentuk kegelisahan. Jika kita ridha, maka hati kita akan merasa lega dan tidak terbebani oleh rasa cemas terhadap masa depan atau kekhawatiran terhadap apa yang belum terjadi.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan petunjuk ke dalam hatinya." (At-Taghabun: 11). Petunjuk ini adalah petunjuk yang datang dari hati yang ridha, hati yang menerima apa pun yang terjadi sebagai bagian dari rencana Allah.

Ketenangan Jiwa dalam Zuhud dan Ridha

Zuhud dan ridha bukan hanya memberikan ketenangan di dunia, tetapi juga menjadi kunci untuk meraih ketenangan di akhirat. Seseorang yang berzuhud tidak terikat pada dunia, tidak merasa khawatir akan kehilangan apa yang dimilikinya. Begitu juga orang yang ridha, ia tidak gelisah tentang masa depan karena ia yakin bahwa segala yang terjadi adalah kehendak Allah yang penuh rahmat.

Ketenangan jiwa yang tercipta dari berzuhud dan ridha adalah ketenangan yang tidak bisa dibeli dengan harta atau status. Ini adalah ketenangan yang datang dari hati yang bersih, hati yang hanya menginginkan keridhaan Allah. Dunia ini akan menjadi lebih indah dan penuh makna ketika kita bisa melihatnya dengan pandangan seperti ini.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dalam nasihatnya, mengajak kita untuk tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama dalam hidup. Dunia hanyalah ladang untuk kita menanam amal baik, dan akhiratlah yang menjadi tujuan sejati. Dengan berzuhud, kita akan lebih fokus pada hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat, dan dengan ridha, kita akan menjalani kehidupan ini dengan penuh kedamaian.

Menjalani Kehidupan dengan Hati yang Lapang

Salah satu ujian terbesar dalam hidup adalah bagaimana kita menyikapi setiap peristiwa yang terjadi. Berzuhud dan ridha mengajarkan kita untuk menghadapi segala sesuatu dengan hati yang lapang dan penuh pengharapan kepada Allah. Ketika kita belajar untuk menerima segala keadaan, kita akan merasakan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan bukan terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada bagaimana kita mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan bagaimana kita menjalani hidup ini dengan penuh rasa syukur dan tawakal.

Dalam kesulitan, kita akan menemukan kekuatan. Dalam kebahagiaan, kita akan menemukan rasa syukur. Dalam segala keadaan, kita akan menemukan ketenangan jika kita berzuhud dan ridha kepada Allah.

Penutup: Jalan Menuju Ketenangan Sejati

Berzuhud dan ridha adalah dua kunci yang akan membawa kita pada kehidupan yang penuh kedamaian, baik di dunia maupun di akhirat. Ketika kita mampu berzuhud, kita tidak akan terikat pada dunia, dan ketika kita mampu ridha, kita akan merasa damai dalam setiap kondisi. Ketenangan sejati bukanlah milik mereka yang memiliki segalanya, tetapi milik mereka yang menerima segala sesuatu dengan hati yang lapang.

Marilah kita meneladani ajaran-ajaran para ulama besar, seperti Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, untuk berzuhud dan ridha dalam kehidupan kita. Semoga dengan demikian, kita bisa merasakan ketenangan jiwa yang hakiki dan mendapatkan keridhaan Allah di dunia dan akhirat.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update