"Indonesia saya kira pada
masa-masa sekarang yang diterapkan walaupun tidak diungkapkan secara eksplisit
para pejabat dan para petinggi negara, kita ini sedang mempraktikkan sistem
kapitalis itu," ujarnya dalam kanal YouTube UIY Official yang
berjudul Pagar Laut, Bukti Oligarki Mencengkeram Negeri, Ahad (02/02/2025).
Ia menjelaskan, dalam pengertian
pengelolaan ekonomi Indonesia kini lebih banyak diserahkan kepada mekanisme
pasar. Apabila mekanisme pasar yang paling dominan menentukan perekonomian
berarti para pemilik modal.
"Inilah saya kira yang
sedang diterapkan di Indonesia, sehingga akhirnya kebijakan-kebijakan
pemerintah itu sadar atau tidak sadar kemudian lahir untuk melayani
kepentingan-kepentingan kapitalis atau pemodal atau lebih sering disebut
oligarki," jelasnya.
Sehingga, ia menekankan jangan
kaget dengan kasus pemagaran laut sepanjang 32 km ini. “Hal ini tidak lepas
karena basis ideologi atau basis ekonomi dari Indonesia memang sistem kapitalis,”
jelasnya.
"Jadi memang sudah karakter.
Kalau kita ingin mengubah atau ingin melakukan perubahan paling dasar, menurut
saya itu tidak cukup pada level hukum," ungkapnya.
"Akhirnya kita harus
mengubah kondisi yang ada saat ini, tentu sistem hukumnya perlu dibahas, tetapi
yang perlu kita ubah sistem perekonomiannya, dari sistem kualitas seperti ini
menjadi sistem ekonomi Islam," tambahnya.
Adapun, ia menilai masyarakat
Indonesia harus memahami betul terkait pemahaman dan ideologi yang dianut
pemerintah saat ini. “Ideologi yang dianut saat ini sebenarnya kapitalisme
liberal,” ujarnya.
"Sistem kapitalisme sendiri
kenapa disebut kapitalisme, yang itu kata dasarnya adalah kapital atau modal, karena
dalam sistem kapitalisme itu selalu ada suatu ciri bahwa yang namanya penguasa
itu dikendalikan oleh pemodal atau kapitalis, orang-orang yang punya
modal," bebernya.
Lanjutnya, karena menjadi ciri
yang menonjol dalam sistem yang berlaku di negara-negara Barat maka sistem
seperti ini disebut kapitalisme. "Kapitalisme bisa nama sebuah sistem
ekonomi tetapi juga kapitalisme bisa nama ideologi," tandasnya.[] Taufan