Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Membela Palestina Tidak Cukup dengan Retorika Belaka

Selasa, 31 Desember 2024 | 18:29 WIB Last Updated 2024-12-31T11:29:57Z

Tintasiyasi.id.com -- Pidato Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai teguran kepada negara-negara muslim untuk terus membela Palestina. Pidato tersebut disampaikan secara terbuka dalam Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke -11. 

Developing Eight Countries (D8) di Kairo Mesir pada 19 Desember 2024. Direktur Eksekutif Citra Insntitute Yusak Forcha, memandang pernyataan Prabowo yang menyinggung kondisi penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di dunia tampaknya tidak berlaku bagi negara-negara muslim. Seharusnya menjadi cambuk untuk bersatu menghentikan tindakan tersebut (RMOL.ID/21/12/2024).

Pidato Presiden di pertemuan tersebut menyatakan membela Palestina dan mengajak negeri muslim untuk bersatu. Ungkapan ini jelas nampak baik. Namun, pembelaan terhadap Palestina membutuhkan tindakan nyata, berupa pengiriman pasukan militer karena sesungguhnya inilah yang di butuhkan oleh Palestina.

Rakyat Palestina jelas membutuhkan bantuan pasukan militer dari negeri-negeri muslim lainnya agar kekuatan mereka bertambah dan memiliki kemampuan untuk mengusir penjajah entitas Yahudi. 

Pembelaan terhadap sesama kaum Muslim adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi, apalagi ketika musuh bertindak diluar batas kemanusiaan. Dengan kekuatan militer diharapkan dapat mengalahkan pasukan entitas Yahudi dan para pendukungnya yaitu negara-negara barat.

Tanpa pengiriman pasukan, maka pembelaan hanya sekedar retorika. Apalagi Indonesia mendukung solusi dua negara yang berarti menyetujui tanah Palestina dirampok oleh Zionis dan Palestina tetap tidak akan medeka sepenuhnya.

Retorika para pemimpin dunia tentang pembelaan terhadap Palestina harus di dukung dan direalisasikan dengan mengirimkan bantuan militer yakni pasukan tentara lengkap dengan persenjatannya.

Solusi dua negara sama saja mengkhianati Palestina dan mengakui eksistensi Entitas Yahudi yang nyata-nyata telah menjajah dan merampas bumi Palestina, milik umat Islam.

Solusi dua negara merupakan solusi pragmatis yang ada dalam benak Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang merasakan ada kebuntuan untuk bisa mendapat solusi terhadap persoalan Palestina.

Tawaran solusi ini adalah tawaran absurd yang pastinya tidak sesuai dengan realitas yang ada, sebab penjajah dan yang dijajah tidak akan dapat hidup berdampingan.

Solusi tuntas penjajahan Palestina hanya dengan jihad dan Khilafah. Umat Islam harus berjuang untuk memahamkan umat tentang solusi hakiki persoalan Palestina ini. Allah SWT dengan jelas memerintahkan jihad untuk melawan kaum agresor yang memerangi dan merampas tanah kaum muslim.

Kita tidak bisa menyerahkan amanah ini kepada lembaga internasional sekalipun untuk melindungi Palestina, sebab lembaga-lembaga tersebut telah dikendalikan oleh negara-negara barat. 

Hanya negara Khilafah yang akan mampu memobilisasi kekuatan umat untuk mengusir entitas Yahudi. Negara Khilafah akan menghapus belenggu nasionalisme dinegeri-negeri kaum muslimin sehingga takut untuk memberikan pertolongan terhadap saudaranya. Khilafah akan mengembalikan ukhuwah Islamiyah ke tengah umat sehingga mereka akan merasakan lagi layaknya satu tubuh.

Umat wajib mengetahui bahwa akar permasalahan dunia Islam adalah karena syariah Islam tidak diterapkan secara kaffah dan dunia Islam tidak bersatu dalam naungan Khilafah. Karena itu, fokus perhatian umat Islam seharusnya dicurahkan untuk perjuangan penegakan syariah Islam dan Khilafah.

Keberadaan Khilafah dalam Islam tidak hanya dapat menerapkan syariah Islam melainkan juga akan mampu menyatukan dunia Islam, termasuk militer-militer terbaiknya untuk membebaskan negeri-negeri yang masih terjajah.

Untuk itu perlu ada kelompok dakwah ideologi yang mendorong para kaum muslim mengusir zionis dari Palestina. Kelompok dakwah ideologis ini lah yang melahirkan para pemuda-pemudi yang berpikiran cemerlang untuk menyadarkan umat atas kondisi sebenarnya terjadi di tengah kaum muslim, serta akar masalah nya. 

Lalu mereka mau bersama-sama menyongsong perubahan untuk melanjutkan kehidupan Islam untuk membebaskan kaum muslim yang terzalimi di berbagai penjuru dunia.
Wallahu a'lam Bishshawwab.[]

Oleh: Farida Marpaung
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update