Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Zionis Yahudi Membabi Buta, Sampai Kapan Para Penguasa Muslim Mati Rasa?

Rabu, 27 November 2024 | 15:23 WIB Last Updated 2024-11-27T08:23:45Z


Tintasiyasi.id.com -- Zionis Israel makin gelap mata. Lebih dari 400 hari mereka intens membabi buta menyerang kaum muslimin di Palestina. Mereka menyasar semua kalangan. Terbaru Kementerian Pendidikan Palestina mengungkap bahwa di Gaza, pembunuhan terhadap anak usia sekolah mencapai 11.057 jiwa dan lebih dari 16.897 jiwa terluka.

Pada kalangan mahasiswa, sebanyak 681 orang terbunuh dan 1.468 lainnya luka-luka. (Detik.com, 1-11-2024) Banyak guru yang menjadi syuhada. Masyarakat sipil, pihak medis, bahkan jurnalis pun tidak luput dari kekejaman zionis Israel. Rumah sakit telah diserang, para pekerja kesehatan telah ditahan, dan tempat penampungan dibakar (Republika.co.id, 27-10-2024).

Laki-laki, perempuan, orang tua, dewasa, anak-anak, semua tak luput dari kebengisan Zionis laknatullah ini. Bahkan, Israel semakin lancang meluaskan serangannya tidak hanya di Palestina, tapi juga negara-negara sekitarnya, di antaranya Libabon, Yaman, dan Iran.

Pertanyaan besarnya ialah, di mana kaum muslimin? Di mana pasukan negeri-negeri kaum muslimin? Untuk apa tentara-tentara mereka dibentuk dan dilatih kalau bukan untuk membela saudaranya dari kezaliman? Jika mereka bisa berdalih, tentara tidak bisa bergerak sendiri kalau tanpa ada perintah dari atasan, lantas di mana kah para atasannya?

Di mana para pemimpin negeri kaum muslimin? Bukankah mereka juga berakidah Islam? Tidakkah hati mereka tersayat melihat bagian tubuhnya hancur akibat serangan Zionis Israel? Di manakah tangan (kewenangan) yang mereka punya untuk menghentikan kemungkaran? Bukankah Rasulullah telah berpesan:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

"Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan 'tangan' (kekuasaan)nya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)

Bukankah para penguasa di negeri kaum muslimin ini punya tangan? Di mana keimanan mereka? Mengapa mereka hanya diam saat Rasulullah memerintahkan untuk menghentikan kemungkaran dengan 'tangan' yang mereka miliki? Kalaupun iman mereka sudah tidak lagi tersentuh, lantas minimal di mana rasa kemanusiaan mereka? Apakah para penguasa ini telah mati rasa? 

Sungguh penjajahan atas Palestina sedang terus berlangsung. Dan Palestina tidak membutuhkan pasukan damai yang hanya berjaga di perbatasan saja. Palestina membutuhkan pasukan kaum muslimin yang membela mereka dan melawan kekejian Israel. 

Palestina tidak sekedar membutuhkan makanan dan obat-obatan, tapi mereka membutuhkan bantuan saudara-saudaranya untuk mengusir penjajah dari tanah Palestina. Bagaimana bisa saudara kita sedang dizalimi, di-genosida, diluluhlantakkan oleh penjajah, sedangkan kita hanya menonton dan mengirimkan makanan, obatan serta pakaian saja? Untuk apa semua bantuan itu kalau penjajah dibiarkan meringsek posisi Palestina di sana? 

Wajib Memerangi Penjajah

Akar masalah Palestina ialah bercokolnya para penjajah Yahudi di tanah yang diberkahi, Palestina. Maka, solusi hakiki atas penjajahan ialah mengusir para penjajah dari tanah yang bukan hak mereka. Kaum muslimin wajib memerangi mereka. Wajib menendang mereka dari bumi Palestina.

وَقَٰتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS al Baqarah: 190)

Yahudi Israel, tidak paham bahasa perdamaian. Mereka tidak mempedulikan meja perundingan. Bukankah telah banyak bukti kita saksikan bahwa mereka telah berulangkali melanggar kesepakatan damai? Tampak jelas, Israel tidak ingin damai.

Apalagi hanya kecaman-kecaman dan retorika membela Palestina yang hanya di mulut para penguasa saja. Semua itu hanya menjadi bahan lelucon bagi Israel. Zionis Israel tidak menginginkan itu semua. Yang mereka inginkan hanyalah menghapuskan umat Islam Palestina dan menduduki tanah rampasan tersebut.

Jika kaum muslimin tetap diam saja, lantas bagaimana nasib mereka kelak di akhirat saat di sampingnya ada anak-anak Palestina, ada para muslimah Palestina yang mengadu pada Allah, bahwa dulu di dunia tidak ada satu pasukan kaum muslimin pun yang datang membela mereka? 

Tidakkah para penguasa yang memiliki tentara itu takut terhadap hari persidangan di akhirat? Apakah mereka lebih takut pada Amerika? Sampai kapan para penguasa ini mati rasa? Sungguh azab akhirat lebih pedih dan menakutkan.

Palestina Butuh Khilafah

Sesungguhnya jumlah pasukan zionis Israel itu jauh lebih sedikit dari jumlah pasukan umat Islam di dunia. Sangat kecil bagi umat Islam untuk melawan kebengisan Israel. Dan sesungguhnya pasukan Israel ini lemah. Banyak di antara mereka yang telah depresi, telah gila, bunuh diri karena tidak ingin melanjutkan perang. 

Sedangkan umat Islam ini kuat. Mereka punya kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang-orang kafir, yakni kekuatan iman. Kekuatan inilah yang akan mendatangkan pertolongan Allah untuk melawan para penjajah.

Kekuatan ini yang mendorong kaum muslimin untuk hidup mulia atau mati syahid. Kekuatan ini membentuk mental militan kaum muslimin. Membentuk pasukan berani mati demi membela Islam.

Hanya saja kekuatan ini perlu ada yang memobilisasi. Butuh adanya satu komando. Komando ini tidak lain dari Khalifah (pemimpin kaum muslimin di seluruh dunia). 

Khalifah inilah yang akan menjadi perisai ketika umat Islam diserang oleh musuh-musuhnya. Khalifah ini pula yang akan membela umat Islam yang terzalimi. Khalifah ini akan memimpin umat Islam di seluruh dunia dalam sebuah institusi yang disebut Khilafah.

Nabi Saw bersabda,

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, kini umat Islam tidak memiliki (imam) Khalifah. Khilafah Islam yang dipimpin oleh Khalifah telah runtuh sejak 3 Maret 1924 melalui tangan Musthafa Kemal laknatullah. Kaki tangan Barat ini telah mengganti Kekhilafahan terakhir (Turki Usmani) menjadi Republik Turki dan mengusir Khalifah saat itu.

Maka inilah saatnya umat Islam bersatu mewujudkan kembali Khilafah Islam. Kebutuhan umat atas Khilafah amat sangat mendesak. Kebutuhan ini tidak bisa ditunda lagi. Semakin umat ini menunda memperjuangan Khilafah, maka akan semakin banyak nyawa kaum muslimin Palestina dan di berbagai belahan bumi lain yang berguguran setiap harinya. 

Kita tidak bisa berharap pada para pemimpin kaum muslimin yang saat ini berdiri di bawah ketiaknya Barat. Kita hanya bisa berharap pada Khilafah. Khilafah harus segera diwujudkan dengan metode yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Semoga Allah segera memberi pertolongan pada kita dengan terwujudnya Khilafah. Aamiin Allahumma aamiin. Allahu a'lam bishshawwab.[]

Oleh: Kholila Ulin Ni'ma
(Analis Mutiara Umat Institute)

Opini

×
Berita Terbaru Update