Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Salam Lintas Agama Gambaran dari Liberalisasi

Rabu, 19 Juni 2024 | 13:55 WIB Last Updated 2024-06-19T06:56:31Z
TintaSiyasi.com -- Peneliti Balaghah Al-Qur'an dan Hadis Nabi Ustaz Irfan Abu Naveed mengatakan bahwa salam lintas agama hanya gambaran dari kesesatan yang pada hakikatnya itu liberalisasi agama.

"Pada kenyataanya salam lintas agama hanya gambaran dari kelemahan teori dan kesesatan terikat dari modernisasi beragama yang pada hakikatnya itu liberalisasi agama yang mengatasnamakan modernisasi," jelasnya dalam Kabar Petang Live: Salam Lintas Agama Haram? di YouTube Khilafah New, Ahad (09/06/2024).

Ustaz Irfan pun menambahkan jika salam lintas agama dijadikan dalih untuk saling memperkuat persatuan bangsa, itu alasan yang terlalu dipaksakan. Ada kisah Nabi Muhammad SAW terkait perkara ini. Dahulu, Nabi Muhammad hidup di tengah masyarakat heterogen. Apakah kemudian Nabi Muhammad melakukan salam ke lintas agama diberbagai agama pada waktu itu? Justru tidak demikian.

Lebih lanjutnya dia mengatakan ketika Islam datang memimpin peradaban, Islam sangat memanusiakan manusia, mengajarkan pada manusia prinsip kehidupan yang benar. 

"Kepada orang Quraisy, ketika ada seseorang diantara pria yang belum menikah, mereka mengucapkan doa birufa wal banni yang artinya semoga sejahtera dan banyak anak laki-laki. Jika, diucapkan zaman sekarang itu tidak mengapa. Tetapi, jika diucapkan pada zaman dulu tidak boleh karena menggambarkan bahwa anak perempuan itu rendah," ungkapnya.

Yang dianggap terhormat, menurut dia adalah mereka yang mempunyai anak laki-laki, dan jika anak perempuan dianggap sebuah kehinaan. Dari kisah tersebut, Ustaz Irfan menjelaskan bahwa datangnya Islam doa birufa wal banni tidak dibiarkan begitu saja oleh Islam dan kaum Muslim.

"Bahkan para sahabat Nabi ketika belum menikah, doa tersebut dikoreksi dari birufa wal banni menjadi barakallahu laka wa baraka alaika wa jama'a bainakuma fii khoir berdasarkan hadis Rasul," imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa ketika itu Rasulullah SAW tidak di posisi lemah. Justru beliau memberi komando untuk seluruh kaum Muslim agar tunduk di bawah aturan Islam memimpin peradaban Islam di Yatsrib ketika itu. Sehingga peradaban kaum Muslim yang berpusat di Madinah meluas kemudian melakukan futuhat di Makkah wilayah Jazirah Arab. 

"Jadi, terbukti bahwa Nabi Muhammad menganut konsep Islam yang diajarkan Beliau yaitu lakum dinukum waliyadin terbukti berhasil membangun dasar negara yang tadinya peradabannya terbelakang. Ketika menjalankan ajaran Islam bersatu di atas akidah Islam, bersatu dengan pemikiran, menjalankan syariat Islam dalam kehidupan maka seketika itu pula peradaban Islam pernah berjaya 13 abad lamanya," jelasnya.

Akhir kata darinya, jika hari ini banyak orang yang mengeklaim bahwa salam lintas agama dapat mempersatukan bangsa, patut ditanya itu kata siapa? Itu terlalu dini.[] Indah Setyorini

Opini

×
Berita Terbaru Update