TintaSiyasi.id -- Menanggapi banjir bandang yang terjadi di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh, Direktur Pamong Institute Drs. Wahyudi Almaroky, mengatakan, terjadinya bencana karena ulah tangan manusia yang menggangu keseimbangan alam.
"Suka tidak suka kita mendapatkan fakta itu ada dilapangan bahwa terjadi bencana bisa lebih dahsyat karena persoalan tangan manusia yang mengganggu keseimbangan alam," dalam acara kabar petang, akun YouTube Khilafah News, Ahad (7/12/2025).
Sehingga jika ada yang mengatakan bahwa banjir dan longsor itu bukan karena deforestasi hutan, bahkan ada pejabat yang mengatakan bahwa kayu itu rubuh sendiri dan hanyut, kata Wahyudi, justru fakta di lapangan kayu itu gelondongan dan bekas potongan.
"Catatan Walhi terjadi deforestasi sampai 1,4 juta hektar di tahun 2016-2024. Jadi ini menunjukkan bahwa hutan kita begitu parah dirusak, siapa yang bisa merusak? Kalau alam tadi mungkin hujan banjir sebenarnya karena sudah rusak saja, ada sebagian pohon tumbang tetapi siapa yang menumbangkan sebelumnya, ulah tangan manusia," ungkapnya.
Jadi, 1,4 juga ini, kata Wahyudi, bukan jumlah yang sedikit dan efeknya tentu sangat besar. Jadi kalau ada satu perusahaan menguasai lahan hutan, sampai puluhan ribu hektar, bisa dibayangkan betapa banyak kayu yang dia tumbang kemudian membuat hutan menjadi gundul.
"Jadi kalau hutan sudah gundul air tidak bisa meresap, di situ air hujan akhirnya harus mencari jalan sendiri karena dia secara alami mencari tempat yang rendah, sayangnya air yang turun tadi sulit mencari jalan, ternyata diikuti oleh kayu-kayu yang lain yang ditebangi, akhirnya ikut dengan airnya dan celakanya dia melewati sungai yang ada jembatan yang ternyata jembatan itu ditaruh kayu-kayu tersebut, dengan jembatan yang runtuh itu tentunya terputuslah akses," pungkasnya.[] Alfia