TintaSiyasi.id -- Di antara perjalanan paling berat tetapi paling indah dalam hidup adalah perjalanan menemukan kembali diri sendiri. Tidak sedikit orang yang merasa hilang arah, kehilangan semangat, tenggelam oleh rutinitas, dan terseret oleh tuntutan zaman. Padahal, di dalam diri setiap manusia Allah titipkan potensi, cahaya, dan misi yang sangat besar.
Namun potensi itu sering tertimbun debu kesibukan, kelelahan jiwa, keraguan, dan luka masa lalu. Karena itu, menemukan kembali diri sendiri bukanlah kemewahan—tetapi kebutuhan ruhani yang menentukan apakah seseorang akan tumbuh atau justru berhenti pada titik stagnan.
1. Mengapa Kita Harus Menemukan Kembali Diri Kita?
a. Karena manusia sering kehilangan arah
Hidup bisa sangat riuh. Informasi datang tanpa henti, standar sosial berubah cepat, dan ekspektasi masyarakat menekan dari segala sisi. Tanpa sadar kita hidup mengikuti arus, bukan mengikuti nilai yang datang dari dalam—lebih tepatnya dari Allah.
Akhirnya seseorang hidup bukan berdasarkan visi, tetapi reaksi. Bukan berdasarkan prinsip, tetapi tekanan.
Di sinilah diri menjadi samar dan arah hidup melemah.
b. Karena potensi besar sering terkubur
Setiap manusia adalah ciptaan unik. Allah berfirman:
“Dan Dia membentuk kalian dan memperindah rupa kalian.” (QS. Ghafir: 64)
Termasuk memperindah jiwa: akal, bakat, fitrah, kemampuan belajar, dan kepekaan batin. Tetapi potensi itu harus ditemukan kembali—dipahami ulang—agar bisa tumbuh.
c. Karena kedewasaan menuntut kesadaran diri
Tidak ada orang hebat yang tidak melalui proses inner journey:
merenung, mengevaluasi diri, mengoreksi arah, lalu memperbarui komitmen hidup.
2. Menentukan Kembali Diri Anda: Apa Maknanya?
Menentukan kembali diri berarti mengambil kembali kendali hidup, bukan membiarkan diri dikendalikan lingkungan, emosi, atau keadaan. Ini adalah proses spiritual dan mental yang menjadikan seseorang lebih matang, lebih fokus, dan lebih dekat kepada Allah.
Beberapa makna menentukan kembali diri:
1. Menetapkan nilai hidup yang benar
Dalam hidup, bukan semua nilai itu sama. Nilai dunia bersifat sementara, tetapi nilai iman bersifat abadi. Menentukan diri berarti memilih apa yang benar-benar penting:
– Ridha Allah
– Akhlak
– Kebaikan
– Ibadah
– Manfaat untuk sesama
Ketika nilai ini menjadi pusat hidup, semua keputusan menjadi lebih jelas.
2. Menyadari misi hidup (purpose)
Allah menciptakan manusia dengan tujuan:
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Ibadah bukan hanya shalat dan puasa, tetapi seluruh kontribusi yang mengarah kepada kebaikan.
Menentukan diri berarti menemukan kontribusi itu.
3. Membedakan suara hati dari suara dunia
Suara hati adalah ilham dari Allah.
Suara dunia sering adalah distraksi.
Menentukan diri berarti memilih jalan hati yang benar dan tidak terjebak dalam kebisingan sosial.
3. Tiga Langkah Penting untuk Menemukan Kembali Diri Anda
Langkah 1: Hening dan Muhasabah
Diam adalah obat untuk jiwa yang terlalu penuh. Para salaf melakukan khalwah: menyendiri untuk mengingat Allah dan mengevaluasi diri.
Tanyakan kepada diri:
• Apakah saya hidup mendekat kepada Allah atau menjauh?
• Apa hal paling penting dalam hidup saya saat ini?
• Apa potensi terbesar saya yang belum saya gunakan?
• Siapa saya dulu, dan siapa saya sekarang?
Dalam keheningan, cahaya kebenaran muncul.
Langkah 2: Menyusun Ulang Prioritas Hidup
Jangan sibukkan diri dengan hal-hal yang tidak membawa Anda menuju tujuan abadi.
Prioritas harus tertata:
1. Allah dan ibadah
Menjadikan Allah pusat hidup membuat arah menjadi lurus.
2. Keluarga
Mereka adalah amanah dan sumber keberkahan.
3. Pengembangan diri
Ilmu, akhlak, karakter, kompetensi.
4. Kontribusi sosial
Menjadi pribadi yang memberi warna bagi lingkungan.
Ketika prioritas jelas, stres berkurang, fokus meningkat, dan hidup menjadi lebih ringan.
Langkah 3: Melangkah dengan Komitmen Baru
Menemukan diri tidak cukup dengan pemahaman—harus ada action:
• Mulai kebiasaan baru yang mendekatkan diri kepada Allah
• Tinggalkan kebiasaan yang merusak
• Berani mencoba hal baru
• Berani menata ulang karier atau aktivitas
• Membangun rutinitas belajar dan berkontribusi
Komitmen baru adalah wujud nyata dari diri yang baru.
4. Menemukan Diri adalah Perjalanan, Bukan Tujuan Instan
Tidak ada yang berubah dalam semalam. Bahkan para ulama pun melewati proses panjang:
– Mujahadah
– Tazkiyatun nafs
– Perbaikan akhlak
– Perubahan kebiasaan
– Memperkuat hubungan dengan Al-Qur’an
Allah tidak menuntut kesempurnaan, tetapi kemajuan dan kejujuran dalam berproses.
Perjalanan menemukan diri adalah perjalanan hidup. Selama Anda mau belajar dan memperbaiki diri, Anda berada di jalan yang benar.
5. Hidup Anda Akan Berubah Ketika Anda Menemukan Diri Anda
Hasil dari perjalanan ini luar biasa:
• Hati lebih tenang
• Fokus meningkat
• Ibadah lebih hidup
• Keputusan lebih jelas
• Potensi diri tumbuh
• Keberkahan hidup bertambah
• Hubungan dengan orang lain membaik
• Anda menjadi pribadi yang lebih bermanfaat
Allah memberi kekuatan luar biasa kepada hamba yang mau mengenali dirinya.
Karena “Siapa yang mengenal dirinya, mengenal Tuhannya.”
Penutup
Jika Anda merasa tersesat, kelelahan, atau kehilangan makna — ketahuilah bahwa itu bukan akhir. Itu adalah undangan dari Allah untuk kembali menemukan diri Anda, memperbaiki arah, dan menyusun kembali hidup dengan nilai-nilai yang suci.
Menentukan kembali diri Anda bukan sekadar proses psikologis, tetapi perjalanan spiritual yang akan membangkitkan cahaya, energi, dan keberkahan dalam hidup Anda.
Mulailah perjalanan itu hari ini.
Temukan diri Anda.
Bangun kembali hidup Anda.
Dan lihat bagaimana Allah membuka pintu demi pintu setelah Anda kembali pada fitrah diri yang sejati.
Semoga Allah memudahkan perjalanan Anda menuju diri terbaik yang diridhai-Nya. Aamiin.
( Dr Nasrul Syarif M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo )