Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sesuatu yang Paling Baik Menurut Al-Ghazali, Jalan Menuju Kebijaksanaan Jiwa dan Kedewasaan Ruhani

Sabtu, 13 Desember 2025 | 11:37 WIB Last Updated 2025-12-13T04:37:23Z
TintaSiyasi.id -- Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Hujjatul Islam, sang pemberi hujjah bagi akal dan ruh, meninggalkan bagi umat ini bukan sekadar buku, tetapi peta perjalanan menuju Allah. Ia memadukan logika para filosof, ketajaman ulama fiqih, dan kelembutan para sufi. Dari tangan dan hatinya lahirlah hikmah-hikmah tentang “sesuatu yang paling baik”, yakni hal-hal yang menjadi mizan kehidupan bagi seorang mukmin.
Di bawah ini kita merenungi satu per satu, lalu memetik hikmah yang dapat membentuk jiwa, memperkuat amal, dan memperindah perjalanan hidup kita.

1. Ilmu adalah Warisan Terbaik
Tidak ada warisan yang lebih berharga dari ilmu. Bukan harta, bukan jabatan, bukan keturunan.
Harta akan habis, kedudukan bisa tergeser, tubuh akan meregang nyawa, tetapi ilmu mengalirkan cahaya, bahkan setelah pemiliknya wafat.
Ilmu yang dimaksud bukan sekadar pengetahuan, tetapi ilmu yang mengantar kepada Allah:
• ilmu yang melembutkan hati
• yang memperbaiki niat
• yang menuntun langkah menuju takwa
Ilmu yang menghidupkan jiwa itulah warisan para nabi.

2. Adab adalah Jalan yang Paling Indah
Jika ilmu adalah cahaya, maka adab adalah wangi bunga dari cahaya tersebut.
Tanpa adab, ilmu menjadikan seseorang sombong. Dengan adab, ilmu menjadi amal.
Al-Ghazali menekankan:
“Agama seluruhnya adalah adab.”
Adab kepada Allah, adab kepada manusia, adab kepada diri sendiri."
Indahnya perjalanan seseorang bukan terletak pada banyaknya ilmunya, tetapi pada bagusnya sikapnya.

3. Takwa adalah Bekal yang Paling Baik
Allah sendiri menegaskan:
“Sebaik-baik bekal adalah takwa.”
Takwa adalah kompas hidup yang membuat seseorang tetap tegak meski dunia berguncang, tetap tenang ketika badai menerpa, tetap bersih ketika godaan dunia mengalir deras.
Bekal takwa menjadikan perjalanan hidup tidak tersesat, dan perjalanan akhirat penuh cahaya.

4. Ibadah adalah Dagangan Paling Menguntungkan
Dunia ini pasar sementara. Labanya hanya berlaku sampai ajal tiba, tetapi ibadah adalah satu-satunya “dagangan” yang selalu untung. Bahkan, setelah kita meninggalkan dunia.
Setiap ruku’, setiap sujud, dan setiap zikir bernilai abadi.
Ibadah bukan beban, tetapi investasi langit.

5. Akal adalah Urusan Terbaik
Akal yang jernih adalah anugerah besar, sebab melalui akal seseorang mengenal kebenaran dan menolak kebatilan.
Akal adalah:
• penjaga dari syahwat
• pengarah dari hawa nafsu
• dan pemantik dari cahaya ilmu
Namun akal hanya menjadi terbaik bila ia tunduk kepada wahyu, bukan sombong berdiri di atasnya.

6. Akhlak yang Baik adalah Teman Terbaik
Kekayaan tidak menjamin teman, tetapi akhlak baik akan menarik cinta manusia dan ridha Allah.
Kata Al-Ghazali, akhlak baik adalah buah dari:
• jiwa yang bersih
• hati yang damai
• dan ilmu yang benar
Dalam hidup ini, orang yang berakhlak baik sesungguhnya tidak pernah sendiri
Malaikat mencatatnya, hamba-hamba Allah menyayanginya, dan Allah mendekatkan rahmat-Nya kepadanya.

7. Kearifan adalah Pembantu Terbaik
Kearifan (hikmah) adalah kemampuan melihat sesuatu sebagaimana mestinya.
Ia membuat seseorang:
• mampu menahan diri
• bijak dalam keputusan
• lembut dalam menyampaikan kebenaran
Hikmah adalah sahabat setia yang terus membimbing dalam situasi rumit.

8. Qanaah adalah Kekayaan yang Paling Utama
Betapa banyak orang kaya, tetapi miskin jiwa, gelisah, takut kehilangan, dan haus pujian.
Sedangkan orang yang qanaah, meski sederhana, hidupnya lapang seperti lautan.
Qanaah bukan pasrah, tetapi lega hati menerima pemberian Allah sambil terus berusaha yang terbaik.
Itulah kekayaan sejati.

9. Taufiq adalah Penolong Terbaik
Taufiq adalah pertolongan Allah yang membuat seseorang:
• mampu berbuat baik
• mampu meninggalkan maksiat
• dan mampu istiqamah
Tanpa taufiq, amal terasa berat
Dengan taufiq, amal terasa nikmat
Taufiq adalah hadiah bagi hati yang tulus, bersih, dan menghamba.

10. Mengingat Maut adalah Penasihat Paling Baik
Kematian adalah guru kehidupan.
Siapa yang sering mengingat maut, ia:
• memperbaiki niat
• menghaluskan hati
• mempercepat tobat
• dan menahan diri dari kelalaian.
Mati bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dipersiapkan.
Mengingat maut menjadikan seseorang hidup dengan penuh makna dan harapan akhirat.

Penutup: Jalan Terbaik Menuju Allah
Hikmah-hikmah Al-Ghazali ini bukan sekadar daftar kebajikan, tetapi kompas ruhani.
Jika dijadikan pedoman hidup, maka seseorang akan memetik:
• ketenangan jiwa
• kejernihan akal
• kelembutan hati
• keteguhan spiritual
• dan keindahan akhlak

Semoga Allah menjadikan kita ahli ilmu, ahli adab, ahli takwa, ahli ibadah, dan pemilik hati yang selalu menuju-Nya.

Dr Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update