TintaSiyasi.id -- Hidup manusia sering kali berlangsung begitu cepat. Kita terjebak dalam rutinitas, terbawa arus, terseret ke sana kemari tanpa arah yang jelas. Dalam keadaan seperti itu, banyak orang sebenarnya hidup, tetapi tidak sadar. Mereka bernapas, bergerak, bekerja, dan berlari, tetapi hatinya tertidur.
Padahal para ulama mengajarkan bahwa kesadaran adalah pintu semua kebaikan, dan kelalaian adalah akar semua kesengsaraan.
Maka jadikanlah hidup sebagai perjalanan kesadaran, dimulai dari lima kesadaran utama:
1. Sadar Tuhan (Ilahiyah Consciousness)
Inilah kesadaran tertinggi.
Sadar bahwa Allah melihat, mendengar, mengetahui, dan dekat.
Sadar bahwa setiap langkah didampingi malaikat, setiap detik dicatat, dan setiap niat diperhitungkan.
Sadar Tuhan menjadikan kita:
• berhati-hati dalam dosa
• tekun dalam amal
• tenang menghadapi hidup
• ikhlas dalam memberi
• tabah dalam ujian
Kesadaran inilah yang disebut oleh para sufi sebagai hudhur al-qalb, hadirnya hati bersama Allah.
Tanpa sadar Tuhan, hidup terasa hampa.
Dengan sadar Tuhan, hidup menjadi ibadah.
2. Sadar Diri (Self-Awareness)
Sadar akan:
• kelemahan diri
• potensi diri
• kebutuhan ruhani
• batasan hawa nafsu
• arah perjalanan hidup
Sadar diri adalah cermin yang jujur.
Tanpa sadar diri, kita mudah tertipu oleh ego, terperangkap ambisi atau terjebak dalam kesalahan yang berulang.
Sadar diri membuat kita tahu siapa diri kita sebenarnya, bukan siapa yang orang lain lihat, tetapi siapa yang Allah tahu.
Kesadaran ini adalah sumber kejujuran batin.
3. Sadar Hidup (Life Awareness)
Sadar bahwa hidup ini singkat
Sadar bahwa waktu adalah modal yang tak tergantikan
Sadar bahwa setiap hari kita mendekati kematian
Sadar hidup membuat kita:
• memanfaatkan waktu dengan efektif
• tidak menunda kebaikan
• fokus pada yang penting
• tidak larut dalam hal sia-sia
Orang yang sadar hidup akan bijak mengambil keputusan.
Ia tidak menghabiskan energi pada hal-hal kecil yang merusak kedamaian jiwanya.
Ia hidup dengan niat, bukan sekadar kebiasaan.
4. Sadar Masalah (Problem Awareness)
Sadar bahwa setiap manusia memiliki ujian.
Sadar bahwa masalah bukan kutukan, tetapi kurikulum kehidupan.
Sadar bahwa Allah tidak membebani di luar kemampuan.
Sadar masalah menjadikan kita:
• tidak panik
• tidak putus asa
• tidak meratapi nasib
• tidak menyalahkan keadaan
Karena orang yang sadar masalah akan segera mencari:
• akar masalah
• hikmah masalah
• solusi yang benar
• langkah perbaikan
Ia tahu bahwa masalah adalah pembuka kedewasaan, bukan penghalang kebahagiaan.
5. Sadar Bahagia (Gratitude Awareness)
Bahagia bukan datang dari apa yang kita miliki, tetapi dari bagaimana kita memandang hidup.
Sadar bahagia adalah:
• melihat nikmat kecil sebagai anugerah besar
• melihat ujian sebagai tanda cinta
• melihat orang lain dengan prasangka baik
• menikmati perjalanan, bukan hanya tujuan
Sadar bahagia membuat seseorang merasakan:
• lapangnya hati
• ringannya jiwa
• indahnya hidup
• dekatnya Allah
Orang yang sadar bahagia tidak menunggu keadaan ideal untuk bersyukur. Ia bersyukur sampai keadaannya menjadi ideal.
Penutup: Kesadaran adalah Cahaya yang Menghidupkan Jiwa
Hidup secara sadar menjadikan seseorang:
• lebih tenang
• lebih fokus
• lebih berbahagia
• lebih dekat dengan Allah
• lebih dalam memaknai hidup
Kesadaran adalah cahaya jiwa, dan kelalaian adalah kegelapan hati.
Dengan lima kesadaran ini, hidup menjadi perjalanan menuju Allah yang penuh makna.
Sadar Tuhan
Sadar diri
Sadar hidup
Sadar masalah
Sadar bahagia
Di situlah letak ketenangan hakiki.
Dr Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo