Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Penting Mencari Tahu Bentuk Ujian dan Musibah untuk Evaluasi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:27 WIB Last Updated 2025-12-15T08:27:30Z

TintaSiyasi.id -- Pengasuh BKI Ma’had Wakaf Syaraful Haramain Nyai Hj. Siti Rafida, S.Pd. menyatakan bahwa mencari tahu terhadap ujian dan musibah penting untuk evaluasi.

 

“Mencari tahu terhadap segala bentuk ujian atau musibah itu penting dalam rangka evaluasi. Adakah kesalahan kita dalam menyikapi hidup ini? Adakah kemaksiatan yang kita lakukan sehingga Allah uji kita begitu? Jadi, kita tidak akan menyalahkan siapa-siapa gitu,” ujarnya di kanal YouTube Sultan Channel bertema Sikap Seorang Muslim terhadap Bencana, Selasa (09/12/2026).

 

Terkait bencana banjir bandang di tiga provinsi, ia menjelaskan bahwa dampak dan kerusakannya adalah cukup besar dan harus dievaluasi. “Ini karena bukan sekadar air dan lumpur namun banjir bandang turut membawa kayu-kayu hasil pembalakan liar,” ulas Bu Nyai, sapaan akrabnya.

 

“Terjadinya banjir bandang di tiga provinsi itu tidak hanya membawa air dan lumpur, tapi dia membawa kayu-kayu gelondongan yang kata menteri tidak ada pembalakan liar, itu tercerabut. Tetapi ini potongannya rapi gitu. Jadi sudahlah para pejabat enggak usah membohongi rakyat lagi,” tegasnya.

 

Ia menjelaskan, meskipun berlakunya siklus siklon tropis sebagai penyebab banjir, namun  tanpa penggundulan, air hujan yang deras bisa menyerap di tanah dengan baik.

 

“Jadi kalaupun benar banjir bandang yang dibawa itu air, tapi ketika sudah dirusak bayangkan 1 juta 600 hektare itu luas sekali ya, kemudian diganti kelapa sawit yang ada secara akar itu memang enggak akan bisa menahan ketika ada hujan dengan siklon tropis yang deras,” bebernya.

 

Umat Islam, menurutnya, tidak boleh hanya menerima musibah dan menganggapnya takdir semata bahkan harus mencari tahu siapakah pihak yang perlu dipertanggungjawabkan. “Ini karena Allah Swt. telah mengingatkan di dalam Al-Qur’an tentang kerusakan yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia,” lugasnya.

 

“Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman ‘Zaharal fasadu fil barri wal bahr bima kasabat aidinnas. ’Jadi Allah sudah kasi sinyal bahwa setiap ada kerusakan di muka bumi ini baik di tanah, di daratan, di lautan karena tangan-tangan manusia. Jadi tangan ini yang harus dikejar,” tuturnya.

 

Ia menjelaskan bahwa negara bertanggung jawab menguruskan mitigasi bencana dengan bagus, seperti yang dilakukan oleh seorang khalifah. “Pemerintah mengatur kawasan itu dengan baik sebelum ia diduduki,” sebutnya.

 

“Mitigasi itu namanya persiapan ya. Di dalam sistem Islam dia juga ada bencana, tetapi negara khilafah waktu itu sudah prepare. Jadi kalaupun membangun kawasan-kawasan pemukiman, negara harus punya hitungan kawasan ini layak huni apa tidak,” tandasnya.

 

Ia menambahkan, fungsi seorang penguasa adalah ra’in dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang diuruskan. “Banyak para pejabat hari ini tidak berfungsi sebagai ra’in sehingga hanya berpikir kepentingan dan kesenangan dirinya saja,” jelasnya.

 

“Jagi negara fungsinya mencari tahu penyebabnya sehingga nanti negara akan betul-betul pada posisi kalau memperketat perizinan meskipun tingkat korupsi di negeri ini menjadikan perizinan itu menjadi formalitas karena begitu ada uang masuk, licin, maka izin itu akan dikeluarkan. Nah, ini yang menyebabkan kerusakan alam begitu rupa,” terangnya.

 

Ia menyimpulkan, pentingnya mencari tahu penyebab utama terjadinya musibah dan bencana untuk mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab.

 

 “Jadi evaulasi tadi itu penting untuk  mencari tahu penyebabnya supaya enggak terulang,” pungkasnya.[] Rahmah

Opini

×
Berita Terbaru Update