Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menjadi Keluarga Dakwah Islam Ideologis yang Mencerahkan

Senin, 22 Desember 2025 | 16:08 WIB Last Updated 2025-12-22T09:08:26Z

Membangun Rumah Tangga sebagai Poros Peradaban

Pendahuluan: Keluarga, Titik Awal Kebangkitan Umat

TintaSiyasi.id — Setiap kebangkitan besar dalam sejarah Islam selalu dimulai dari rumah. Bukan dari mimbar megah, bukan dari panggung kekuasaan, tetapi dari keluarga yang hidup dengan kesadaran ideologis Islam.

Hari ini umat menghadapi krisis multidimensi: krisis akidah, krisis moral, krisis arah hidup. Di tengah derasnya arus sekularisasi dan pragmatisme, Islam tidak hanya membutuhkan dai di masjid, tetapi keluarga-keluarga dai — keluarga yang menjadikan Islam sebagai cara berpikir, cara merasa, dan cara hidup.

Inilah yang kita sebut sebagai Keluarga Dakwah Islam Ideologis yang Mencerahkan.

1. Apa Itu Keluarga Dakwah Islam Ideologis?

Keluarga dakwah Islam ideologis bukan keluarga yang sekadar religius secara simbolik, tetapi keluarga yang:

Menjadikan akidah Islam sebagai fondasi berpikir

Menjadikan syariat sebagai standar berbuat

Menjadikan akhlak sebagai wajah dakwah

Menjadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai budaya rumah

Islam tidak hanya dipraktikkan, tetapi dipahami, dihayati, dan diperjuangkan.

Sebagaimana nasihat para ulama:

“Islam yang tidak dipahami secara menyeluruh akan mudah tergeser oleh ideologi lain.”

2. Rumah sebagai Madrasah Ideologi

Rasulullah ﷺ bersabda bahwa setiap anak lahir di atas fitrah. Namun, orang tua-lah yang memberi warna ideologi.

Keluarga dakwah ideologis menjadikan rumah sebagai:

Madrasah akidah

Sekolah adab dan akhlak

Laboratorium amal saleh

Benteng dari ideologi rusak

Di rumah seperti ini:

Tauhid dibicarakan dengan bahasa cinta

Shalat tidak dipaksa, tetapi dicontohkan

Al-Qur’an tidak hanya dibaca, tetapi ditadabburi

Masalah hidup diselesaikan dengan perspektif iman

3. Dakwah Dimulai dari Keteladanan

Dakwah keluarga tidak efektif dengan ceramah panjang, tetapi dengan teladan hidup.

Anak-anak belajar Islam dari:

Cara ayah bekerja dengan jujur

Cara ibu bersabar dan menjaga kehormatan

Cara orang tua menyikapi masalah dengan tawakal

Cara keluarga menyikapi perbedaan dengan adab

Sebagaimana pesan hikmah:

"Akhlak orang tua adalah kitab pertama yang dibaca anak-anaknya.”

4. Ideologis Bukan Radikal, Tapi Berprinsip

Kata “ideologis” sering disalahpahami. Ideologis dalam Islam berarti:

Teguh pada prinsip

Jelas arah hidup

Tidak mudah larut dalam arus zaman

Keluarga ideologis:

Tidak mendewakan materi

Tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan

Tidak mengorbankan nilai demi kenyamanan

Namun tetap:

Lembut dalam pendekatan

Bijak dalam komunikasi

Mencerahkan, bukan menghakimi

Inilah dakwah bil hikmah wal mau’izhah hasanah.

5. Peran Ayah dan Ibu dalam Keluarga Dakwah

Ayah: Pemimpin Ideologi Rumah

Ayah adalah:

Teladan keteguhan iman

Pelindung akidah keluarga

Penentu arah visi rumah tangga

Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi penjaga nilai.

 Ibu: Jantung Peradaban

Ibu adalah:

Pendidik jiwa

Penanam nilai

Penjaga atmosfer ruhani rumah

Di tangan ibu, dakwah menjadi lembut dan membumi.

6. Mendidik Anak sebagai Kader Pencerah Umat

Keluarga dakwah ideologis tidak mencetak anak yang hanya “baik”, tetapi:

Berani membela kebenaran

Cerdas secara intelektual dan spiritual

Berakhlak luhur dan berjiwa sosial

Siap menjadi solusi, bukan beban umat

Anak dididik untuk:

Berpikir kritis dengan iman

Menghadapi zaman dengan nilai

Menggunakan teknologi untuk dakwah

Menjadi agen rahmat bagi semesta

7. Tantangan dan Ujian Keluarga Dakwah

Menjadi keluarga dakwah bukan jalan mudah. Tantangannya:

Tekanan lingkungan

Godaan materialisme

Lelah dalam istiqamah

Perbedaan pandangan internal

Namun Allah menjanjikan:

“Jika kalian menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolong kalian.”

Setiap kelelahan di jalan dakwah adalah ibadah.
Setiap air mata dalam mendidik iman adalah investasi akhirat.

8. Keluarga sebagai Cahaya Sosial

Keluarga dakwah tidak eksklusif, tetapi inklusif dan mencerahkan:

Aktif di masyarakat

Peduli pada tetangga

Menjadi teladan kejujuran

Menjadi peneduh di tengah konflik

Keluarga seperti inilah yang menjadi cahaya di tengah gelapnya zaman.

Penutup: Dari Rumah Menuju Peradaban

Wahai kaum Muslimin,
Jika kita ingin umat ini bangkit, mulailah dari rumah kita.

"Bangunlah keluargamu di atas tauhid,
hiasilah dengan akhlak,
hidupkan dengan dakwah,
dan istiqamahkan dengan cinta kepada Allah.”

Semoga Allah menjadikan rumah-rumah kita:

Rumah iman

Rumah ilmu

Rumah dakwah

Rumah cahaya

Allāhumma ij‘al buyūtanā buyūtal īmān wad-da‘wah.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritua dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update