TintaSiyasi.id -- Di antara karunia terbesar yang Allah berikan kepada manusia bukanlah harta, status, atau kekuasaan—melainkan hati yang bersih. Karena dari hati-lah seluruh amal dinilai, niat ditimbang, dan perjalanan menuju Allah dimulai.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik; dan jika ia rusak, maka seluruh tubuh menjadi rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.”
— HR. Bukhari & Muslim
Akar dan Cabang Keburukan dalam Jiwa
Para ulama menyebut bahwa keburukan dalam diri manusia tumbuh dari enam penyakit, tiga yang menjadi akar dan tiga yang menjadi cabangnya.
Akar Pertama: Hasad (Dengki)
Hasad adalah keinginan agar nikmat orang lain hilang. Ia adalah api yang membakar kebahagiaan, mematikan kasih sayang, dan menghapus pahala.
Hasad membuat seseorang membenci takdir Allah, karena ia membenci pembagian nikmat-Nya.
Akar Kedua: Rakus (Tamak)
Tamak adalah ketidakpuasan jiwa. Dunia masuk ke tangannya, namun tidak mengisi hatinya. Ia mengejar dunia seakan-akan ia akan hidup selamanya, padahal kematian membuntutinya setiap detik.
Orang yang tamak mudah tergelincir dalam dosa: khianat, riba, menipu, bahkan meninggalkan ibadah.
Akar Ketiga: Cinta Dunia (Hubbud Dunya)
Inilah akar terbesar. Cinta dunia melahirkan kesedihan, ketakutan, kegelisahan, dan kebencian terhadap akhirat.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Cinta dunia adalah pangkal segala keburukan.”
— HR. Baihaqi
Cabang Keburukan yang Tumbuh dari Akar Tersebut
Dari tiga akar itu lahirlah tiga cabang besar:
Cabang Pertama: Cinta Kekuasaan
Saat kekuasaan dicari bukan sebagai amanah, tetapi sebagai alat dominasi, maka lahirlah tirani, kesombongan, dan ketidakadilan.
Cabang Kedua: Cinta Pujian
Ini adalah riya’ yang terselubung—amal dilakukan bukan untuk Allah, tetapi untuk manusia. Orang seperti ini terlihat beribadah di masjid, tetapi hatinya memuja popularitas.
Cabang Ketiga: Cinta Kemegahan
Inilah penyakit yang menjadikan manusia berlomba bukan dalam kebaikan, tetapi dalam kemewahan dan status sosial.
Ketika hati sudah dipenuhi sifat ini, maka ia akan kehilangan rasa syukur dan rahmat Allah.
Jalan Penyucian Jiwa
Hati yang terkena penyakit-penyakit ini memerlukan penyucian. Dan di antara doa paling indah untuk membersihkannya adalah:
Doa Penyucian Jiwa
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوبَنَا مِنَ النِّفَاقِ،
وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ،
وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِبِ،
وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ،
فَإِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ.
Makna Hikmahnya
“Sucikan hati kami dari nifaq.”
Karena munafik adalah penyakit jiwa paling halus—tampak baik di luar, namun batinnya busuk.
“Sucikan amal kami dari riya’.”
Agar ibadah tidak menjadi pertunjukan, tetapi persembahan tulus untuk Allah semata.
“Sucikan lisan kami dari dusta.”
Karena lidah adalah saksi iman. Satu kata dapat menyelamatkan atau menghancurkan kehidupan.
“Sucikan pandangan kami dari khianat.”
Karena mata sering berdosa diam-diam, sedangkan Allah Maha Mengetahui setiap lirikan tersembunyi.
“Sesungguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang tersembunyi dalam dada.”
Ini adalah pengakuan total bahwa Allah melihat tidak hanya perbuatan kita, tetapi niat dan rahasia jiwa kita.
Hidup dengan Hati yang Bersih
Hati yang disucikan dari penyakit-penyakit ini akan melahirkan:
• Tawakal, bukan ketamakan
• Syukur, bukan hasad
• Ketulusan, bukan riya’
• Wara’, bukan cinta dunia
• Ketundukan, bukan kesombongan
Inilah hati yang layak menghadap Allah.
Penutup
Setiap Muslim wajib berjuang bukan hanya memperbaiki kehidupan lahiriah, tetapi juga membersihkan kehidupan batiniahnya. Karena pada hari kiamat, Allah tidak melihat harta, jabatan, atau penampilan kita—tetapi melihat hati dan amal kita.
“Pada hari ketika tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak, kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang suci.”
— QS. Ash-Syu’ara: 88–89
Doa Penutup
اللَّهُمَّ اجْعَلْ قُلُوْبَنَا نَقِيَّةً، وَنَفْسَنَا زَكِيَّةً، وَأَعْمَالَنَا خَالِصَةً لِوَجْهِكَ، وَلَا تَجْعَلْ لِلدُّنْيَا فِي قُلُوبِنَا مَكَانًا.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
“Ya Allah, jadikanlah hati kami bersih, jiwa kami suci, dan amal-amal kami ikhlas karena-Mu. Dan jangan Engkau jadikan dunia memiliki tempat di dalam hati kami.”
Makna Singkatnya
Doa ini adalah permohonan agar Allah:
• membersihkan hati dari penyakit batin,
• menjadikan jiwa berkarakter mulia dan terjaga,
• memberi taufik agar ibadah dilakukan dengan ketulusan,
• serta menjauhkan hati dari keterikatan dan kecintaan berlebih terhadap dunia.
Ini adalah doa orang yang ingin hidup dekat kepada Allah, bukan diperbudak oleh dunia.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)