Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kesucian Lahir dan Batin: Tangga Penjernihan Jiwa menurut Imam Al-Ghazali

Sabtu, 13 Desember 2025 | 09:29 WIB Last Updated 2025-12-13T02:29:41Z

TintaSiyasi.id -- “Kesucian adalah separuh dari iman.”. Hadis Nabi Saw.

Dalam tradisi ruhani Islam, kesucian (thaharah) bukan sekadar tindakan fiqh untuk menyiapkan diri menuju ibadah, tetapi merupakan jalan panjang menuju kejernihan hati. Para ulama salaf berkata: “Siapa yang memperbaiki lahirnya dengan mengikuti syariat, Allah akan memperbaiki batinnya dengan cahaya ma’rifat.”
Imam Al-Ghazali, Hujjatul Islam, mengajarkan bahwa seluruh perjalanan menuju Allah dimulai dengan tazkiyah, yakni pembersihan diri lahir maupun batin. Menurut beliau, bersuci memiliki empat tingkatan. Masing-masing menjadi tangga menuju kesempurnaan iman.

1. Bersuci dari Najis dan Hadats (Kesucian Lahir)
Ini adalah level paling dasar syarat sahnya shalat, tetapi jangan remehkan kedudukannya. Allah memerintahkan:
“Dan pakaianmu sucikanlah.” (QS. Al-Muddatsir: 4).
Bersuci secara lahiriah mengajarkan kedisiplinan, ketertiban, dan penghormatan kepada Allah. Al-Ghazali menegaskan bahwa orang yang meremehkan kebersihan lahir tidak akan diberi taufik untuk kesucian batin, karena syariat adalah pintu menuju hakikat.
Kesucian lahir mengingatkan kita bahwa:
• Tubuh adalah amanah.
• Kebersihan adalah jalan menuju keberkahan.
• Ibadah yang dilakukan dengan fisik yang bersih menjadi sebab tercurahnya ketenangan hati.

2. Bersuci dari Dosa dan Maksiat (Kesucian Amal)
Level kedua adalah thaharah amal, yakni membersihkan diri dari perilaku yang tidak diridhai Allah. Imam Al-Ghazali menyamakan dosa dengan najis batin yang jauh lebih berbahaya daripada najis lahir.
Bentuknya antara lain:
• Menjaga tangan dari mengambil yang bukan haknya.
• Menjaga mata dari yang haram.
• Menjaga mulut dari ghibah, fitnah, dan ucapan sia-sia.
• Menjaga kaki dari melangkah menuju kemaksiatan.
Para ulama berkata:
“Barangsiapa mensucikan lahirnya dengan air, maka ia siap shalat. Barangsiapa mensucikan hatinya dari dosa, ia siap untuk dekat dengan Allah.”
Kesucian amal adalah jembatan menuju maqam yang lebih tinggi, yaitu kesucian hati.

3. Bersuci dari Akhlak Tercela (Kesucian Hati)
Inilah inti tazkiyah menurut Al-Ghazali: membersihkan hati dari sifat-sifat kotor seperti:
• riya’
• takabbur
• hasad
• cinta dunia yang berlebihan
• ujub
• dendam
• dan syahwat tanpa kendali

Beliau menulis dengan sangat halus:
“Hati adalah bejana. Ketika bejana itu keruh oleh akhlak tercela, bagaimana mungkin ia memantulkan cahaya Allah?”
Kesucian hati hanya dapat dicapai dengan:
• Muhasabah harian
• Taubat terus-menerus
• Dzikir yang menghadirkan kesadaran
• Bersahabat dengan orang-orang shalih
• Menghindari lingkungan yang merusak
Hati yang suci akan lembut, mudah menerima kebenaran, dan tenang dalam menghadapi cobaan. Inilah makna firman Allah:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya.” (QS. Asy-Syams: 9).

4. Bersuci dari Selain Allah (Kesucian Ma’rifat)
Ini adalah tingkat tertinggi menurut Al-Ghazali, yaitu kesucian ruh, yakni membersihkan hati dari ketergantungan kepada selain Allah. Semua yang memenuhi hati selain Dia dianggap “najis ruhani”.
Tanda hati yang mencapai maqam ini:
• Bergantung hanya kepada Allah (tawakkul total)
• Cinta kepada Allah mengalahkan segala cinta
• Tidak terpikat oleh dunia
• Ikhlas dalam seluruh amal
• Merasa diawasi Allah di setiap detik (ihsan)
Para arifin berkata:
“Hati tidak akan bersih sampai hanya Allah yang tinggal di dalamnya.”
Inilah puncak thaharah: ketika seluruh dorongan, keinginan, dan cita-cita seseorang hanyalah untuk mendekat kepada-Nya.

Mengapa Kesucian Lahir dan Batin Bagian dari Iman?
Karena kesucian adalah:
1. Pintu ibadah
2. Penjaga akhlak
3. Penenang jiwa
4. Penerang hati
5. Tangga menuju ma’rifat
Imam Al-Ghazali menggambarkan hati seperti cermin. Ketika cemar oleh dosa dan sifat tercela, cermin itu tidak mampu memantulkan cahaya Ilahi, tetapi ketika disucikan, ia menjadi jernih, memantulkan nur Allah yang membuat pemiliknya berjalan dalam petunjuk dan kemuliaan.

Menjadikan Kesucian sebagai Jalan Hidup
Jika Anda ingin hidup yang:
• Tenang
• Berkah
• Dipenuhi kemudahan
• Dan dekat dengan Allah
maka mulailah dari thaharah. Tidak cukup hanya mandi dan wudhu—bersihkan pula:
• fikiran
• niat
• hati
• amal
Engkau akan merasakan bahwa:
Setiap detik adalah ibadah
Setiap napas adalah zikir
Setiap langkah adalah jalan pulang menuju Allah

Dr Nasrul Syarif, M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update