TintaSiyasi.id -- Sebuah Renungan untuk Jiwa yang Ingin Selamat
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini sedang berjalan menuju satu perjalanan besar, yakni perjalanan kembali kepada Allah. Tidak ada satu pun dari kita yang berjalan tanpa tujuan. Kita semua sedang menuju akhir yang pasti, yaitu surga atau neraka. Pertanyaannya bukan apakah kita akan melewati perjalanan itu, tetapi dengan apa kita ingin tiba di sana. Dengan wajah bercahaya atau dengan hati penuh penyesalan.
Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
"Barang siapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung."
(QS. Ali Imran: 185).
Ini bukan kemenangan biasa. Ini adalah kemenangan terbesar—keselamatan abadi.
1. Surga Tidak Pernah Didapat dengan Kemalasan
Surga bukan hadiah bagi orang yang hidup asal-asalan. Surga adalah milik mereka yang mengendalikan hawa nafsunya, menjaga lisannya, membenarkan imannya dengan amal, dan memaksa dirinya di jalan ketaatan meski kadang lelah dan berat.
Nabi Saw. bersabda:
"Surga dikelilingi perkara-perkara yang tidak disukai jiwa, dan neraka dikelilingi oleh syahwat." (HR. Muslim).
Jika jalan menuju surga terasa sulit, maka sabarlah. Itu tandanya engkau sedang menuju tempat terhormat.
2. Langkah Menuju Surga Dimulai dari: Mengenal Allah
Tidak ada ketaatan yang kokoh tanpa fondasi ma’rifatullah (mengenal Allah).
Ketika seseorang mengenal Allah bahwa Dia Maha Melihat, maka ia akan malu bermaksiat walau seorang diri.
Ketika seseorang mengenal Allah Maha Pengasih, ia akan beribadah dengan cinta, bukan sekadar takut atau terpaksa.
Mengenal Allah melahirkan iman yang hidup, bukan iman di bibir.
3. Perbaiki Shalatmu: Itu Gerbang Surga
Shalat bukan hanya ritual, tetapi tangga ruhani menuju kedekatan dengan Rabb.
Dalam hadis disebutkan:
“Shalat adalah kunci surga.”
(HR. Tirmidzi).
Shalat yang muncul dengan hati sadar, khusyuk, penuh kehadiran, itulah shalat yang mengubah hidup.
Bukan shalat yang hanya menggerakkan tubuh, sementara hati mengembara entah ke mana.
4. Bertaubat: Jalan Tercepat Lari dari Neraka
Tidak ada manusia sempurna. Bahkan wali pun pernah tergelincir. Yang membedakan adalah seberapa cepat mereka kembali.
Allah membuka pintu taubat sepanjang hayat, bahkan hingga sebelum nafas terakhir.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat." (QS. Al-Baqarah: 222).
Taubat bukan sekadar menyesal, tetapi berubah.
5. Bersedekah dan Berbuat Baik: Cahaya Menuju Surga
Rasulullah Saw. bersabda:
“Jauhkan dirimu dari api neraka meski hanya dengan sedekah sebiji kurma.”
(HR. Bukhari).
Sedekah tak hanya tentang uang, tetapi juga senyuman, nasihat, menahan marah, memaafkan, dan membantu orang lain.
Semua itu adalah cahaya bagi perjalanan akhirat.
6. Jauhi Maksiat: Itulah Jalan Selamat dari Neraka
Maksiat itu manis di awal tetapi pahit dalam akibat.
Ketaatan terasa berat di awal tetapi lembut di hati pada akhirnya.
Jangan anggap kecil dosa, karena:
"Gunung besar berasal dari kerikil kecil."
Neraka bukan untuk mereka yang tidak pernah bersalah, tetapi untuk mereka yang bangga dengan dosa dan terus melakukannya tanpa penyesalan.
7. Konsisten dalam Kebaikan
Allah tidak meminta kita menjadi sempurna, tetapi bersungguh-sungguh dan istiqamah.
“Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan terus menerus meski sedikit.”
(HR. Bukhari).
Istiqamah lebih berat daripada seribu amal yang hanya dikerjakan sesekali.
Penutup: Pilihan Itu Selalu Ada di Depan Kita
Surga memanggilmu dengan kelembutan:
"Datanglah… aku disiapkan untukmu."
Neraka pun berkata:
"Aku cukup bagi orang yang memilih jalanku."
Setiap hari, setiap jam, kita sedang memilih.
Semoga Allah menetapkan langkah kita di jalan yang diridai-Nya.
Doa
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَثَبِّتْنَا عَلَى طَاعَتِكَ، وَصَرِّفْ عَنَّا مَعَاصِيكَ، وَاقْبِضْ أَرْوَاحَنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
“Ya Allah, jadikan kami penghuni surga, teguhkan kami di atas ketaatan kepada-Mu, jauhkan kami dari maksiat, dan wafatkan kami dalam keadaan Engkau ridha kepada kami, wahai Dzat yang Maha Penyayang.”
Jika artikel ini menyentuh hatimu, jangan hanya baca, tetapi hidupi karena jalan menuju surga dimulai dengan satu langkah kesungguhan.
Dan jalan menjauhi neraka dimulai dengan satu keputusan: berhenti mengikuti hawa nafsu.
Dr Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo