TintaSiyasi.id -- Sebuah Renungan yang Menghidupkan Hati dan Menjernihkan Langkah
Dalam perjalanan hidup yang singkat ini, setiap manusia akan melewati dua fase besar, yaitu masa beramal dan masa menerima balasan.
Di dunia kita diberi kesempatan menggunakan anggota badan, waktu, dan kemampuan. Sementara di akhirat semua itu akan berhenti, dan yang tersisa hanyalah hasil dari apa yang pernah kita lakukan.
Dua amalan agung yang menjadi penuntun jalan selamat adalah:
menggunakan anggota badan untuk taat kepada Allah dan banyak mengingat kematian.
1. Anggota Badan: Amanah yang Harus Dipakai untuk Taat
Setiap bagian tubuh kita akan berbicara di Hari Kiamat.
Allah berfirman:
حَتَّىٰ إِذَا مَا جَاءُوا۟هَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَـٰرُهُمْ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
"Hingga ketika mereka tiba di neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka bersaksi atas apa yang mereka kerjakan."
(QS. Fussilat: 20).
Anggota badan ini bukan milik kita, tetapi titipan. Dan titipan akan dimintai pertanggungjawaban.
Maka jadikan:
• Lisannya untuk dzikir, nasihat, dan membaca Qur’an. Bukan gibah dan dusta.
• Matanya untuk melihat yang halal dan ilmu. Bukan maksiat dan aurat.
• Telinganya untuk mendengar kebenaran, bukan fitnah dan musik yang merusak hati.
• Tangannya untuk memberi, membantu, menolong. ukan menzalimi atau mencuri.
• Kakinya untuk menuju masjid, ilmu, dan kebaikan. Bukan tempat maksiat.
Rasulullah Saw. bersabda:
"كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ"
“Setiap sendi manusia wajib digunakan dalam kebaikan.”
(HR. Bukhari & Muslim).
Taat bukan hanya dalam hati, tetapi nyata dalam gerakan hidup.
2. Banyak Mengingat Mati: Penjaga Hati dan Penuntun Jalan
Kematian bukan ancaman. Ia adalah kebenaran yang pasti akan tiba.
Rasulullah Saw. bersabda:
"أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ"
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian).”
(HR. At-Tirmidzi).
Mengapa kematian harus diingat?
Karena mengingat mati melembutkan hati.
Ia mematikan kesombongan, memadamkan syahwat, dan menghidupkan kesadaran.
Ketika seseorang ingat bahwa:
• hartanya tidak dibawa
• jabatannya tidak ikut
• keluarganya hanya sampai di kubur
• amalnya satu-satunya teman dalam gelap kubur
Maka, ia akan hidup lebih tenang, lebih ikhlas, lebih sederhana, dan lebih bertakwa.
3. Hubungan Dua Amalan Ini: Taat dan Ingat Mati
Mengapa keduanya disebut bersama?
Karena mengingat mati menggerakkan tubuh untuk taat.
Orang yang yakin ia akan mati:
• akan menjaga lisannya dari dosa
• memperbaiki shalatnya
• memperbanyak sedekah
• menjaga pandangannya
• menghormati waktu
karena ia tahu bahwa semua akan diperhitungkan.
Sementara orang yang lupa akan mati:
• mudah bermaksiat
• mengejar dunia tanpa batas
• terperangkap dalam gengsi
• dan mengabaikan amal akhirat
4. Buah dari Amalan Ini
Barangsiapa menggunakan anggota tubuhnya untuk taat dan memperbanyak ingat mati, ia akan mendapatkan:
• ketenangan hati
• kesabaran dalam ujian
• kemudahan dalam meninggalkan dosa
• kekuatan dalam ibadah
• dan husnul khatimah, insyaa Allah.
Karena orang yang selalu mengingat mati takkan menunda taubat dan takkan menggantungkan harapan pada dunia.
Penutup: Jalan Menuju Kembali
Kita sedang berjalan menuju akhir yang pasti.
Tidak ada manusia yang mendapatkan bonus umur, meski sedetik.
Yang bisa dilakukan hanyalah menyiapkan bekal.
Maka gunakan tubuhmu sebelum ia tidak mampu bergerak.
Gunakan lisanmu sebelum ia membisu.
Gunakan kakimu sebelum ia terbaring panjang.
Gunakan waktumu sebelum ia habis.
Dan ingatlah:
Yang pergi tidak kembali.
Yang hidup pasti menyusul.
Yang membawa bekal akan bahagia.
Doa
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ أَفْضَلَ غَائِبٍ نَنْتَظِرُهُ، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَارْزُقْنَا حُسْنَ الْخِتَامِ.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Dr Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo