TintaSiyasi.id -- Menjelang peringatan hari AIDS sedunia yang diperingati setiap 1 Desember, puluhan ucapan motivasi telah dibuat dalam rangka memberi semangat bagi korban (detik.com 30/11/2025). Peringatan ini tentu juga menjadi renungan bagi semua masyarakat untuk peduli dan berusaha menyelesaikan masalah HIV/AIDS. Terlebih kasus HIV/AIDS semakin mengerikan, meski berbagai solusi telah diupayakan, faktanya data penyandang HIV terus meningkat. Indonesia berada di peringkat ke-9 untuk kasus infeksi HIV baru tertinggi di dunia, dan peringkat ke-14 untuk jumlah orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) terbanyak secara global (metrotvnesw.com 22/06/2025). Jumlah estimasi ODHIV hidup tahun 2024 di Indonesia sekitar 503.201 orang (dinkes.lampungprov.go.id 26/09/2024). Pada pertengahan 2025, Kemenkes memperkirakan ada 564.000 Orang Dengan HIV (ODHIV) di Indonesia (Tribratanesw.polri.go.id, 21/06/2025).
Penyebab utama penyebaran penyakit ini semakin banyak adalah karena kebebasan perilaku seks, mulai dari penyimpangan seks homoseksual, seks bebas baik itu dengan PSK ataupun dengan lawan jenis yang bukan pasangan halalnya. Mirisnya penyakit ini juga menginfeksi ibu-ibu dan anak-anak yang tidak bersalah, mereka juga ikut menanggung efek sakitnya virus yang tidak ada obatnya ini karena perilaku menyimpang orang-orang di sekitarnya.
Solusi pencegahan bertambahnya HIV yang terus digaungkan adalah ABCDE, Abstinence (tidak melakukan hubungan seks berisiko), Be Faithful (setia pada satu pasangan), Condom (menggunakan kondom), Drug No (tidak menggunakan narkoba, terutama suntik), dan Education (edukasi dan informasi yang benar).
Pada praktiknya solusi ini menitkberatkan pada seks aman bukan menghilangkan perilaku penyimpangan seksual seperti free sex, homoseksual. Seks aman yang mereka maksud adalah seks yang dilakukan tanpa ada resiko penularan virus HIV. Karena itu, seringkali dalam kampanyenya disuarakan penggunaan kondom dan melakukan aksi bagi-bagi kondom. Tetapi tidak mengecam ataupun menghentikan budaya zina. Semakin hari kebebasan perilaku pacaran, seks bebas, bahkan segala faktor yang semakin mengarah kepada hal tersebut dan merusak generasi seperti (film/video porno) dinormalisasi.
Bagi seorang Muslim yang senantiasa menjadikan Al-Qur'an sebagai pelajaran, peringatan, petunjuk, akan memahami bahwa banyaknya kasus penyakit HIV adalah teguran dari Allah akibat perbuatan keji yaitu zina. Bagi orang-orang yang berpikir akan memahami bahwa banyaknya peyimpangan perilaku seksual (seks bebas, homoseksual) adalah bukti adanya kesalahan tatanan hidup sosial hari ini sehingga membentuk indiviu-individu rusak.
Kerusakan sistem hidup tatanan sosial hari ini dapat terlihat jelas dari:
Pertama, individu yang berpandangan bahwa dia berhak bebas, termasuk dalam urusan seksualnya, tidak ada ketaqwaan dalam dirinya.
Kedua, masyarakat yang menormalisasi kemaksiatan dan tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Ketiga, negara yang membiarkan kemaksiatan, tidak memberi hukuman bagi pezina sebagaimana perintah Allah.
Kesalahan sistem/tatanan hidup sosial hari ini karena tidak diatur dengan aturan Allah, melainkan diatur dengan cara pandang yang memisakan agama dari kehidupan (sekularisme), serta oleh aturan yang dibuat manusia berdasarkan cara pandang tersebut. Karena itu solusi ABCDE adalah solusi semu, karena lahir dari cara pandang yang tidak menjadikan peringatan Allah (Al-Qur'an) sebagai standart berpikir, tapi justru lahir dari manusia yang lemah dan terbatas serta cara pandang yang bebas.
Sudah seharusnya bagi umat Islam untuk kembali kepada solusi hakiki yaitu solusi pengaturan yang Allah berikan. Secara preventif Islam telah mengatur untuk menjauhi zina, tidak berdua-duaan dengan lawan jenis, berpakaian menutup aurat, tdak bertabarruj, dilarang menyerupai lawan jenis, tidak bercampur baur, interaksi antar laki-laki dan perempuan benar-benar dibatasi sehingga tidak menjerumuskan pada zina. Dalam Islam ajaran-ajaran ini menjadi salah satu fokus pendidikan, karena bagian dari cerminan ketakwaan, sebagaimana tujuan utama pendidikan dalam Islam yakni membentuk ketakwaan pada generasi.
Negara dalam Islam juga wajib membuat regulasi sesuai perintah Allah, melarang semua konten merusak dan situs porno, membuat hukuman bagi pezina dan pelaku homseksual sebagaimana Allah perintahkan, yaitu dera/cambuk, rajam, sehingga menimbulakan efek jera dan menghapus dosa, memastikan orientasi pendidikan adalah untuk mebentuk generasi bertaqwa, menciptakan suasana masyarakat yang peduli dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas, tidak mampu menyelesaikan masalah tanpa mengikuti petunjuk-Nya dan teladan dari Rasul-Nya, sejauh dan sebesar apapun upaya solusi yang dilakukan tanpa melibatkan Allah dan petunjuk-Nya maka tidak akan berhasil. Maka dari itu solusi hakiki adalah mengikuti perintah Allah, petunjuk dari-Nya dengan berdakwah menyebarkan kebenaran solusi Islam dan berusaha mewujudkan syariah Islam dengan menegakkan sistem pemerintahan Islam. Karena hal inilah yang akan mengubah sistem tatanan hidup sosial yang rusak menjadi baik dan benar. Kaum intelektual harus menjadi garda terdepan dalam mengambil peran ini, memimpin umat kembali kepada solusi Islam. []
Oleh: Ayu Fitria Hasanah, S.Pd.
(Pemerhati Pendidikan dan Generasi)