Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tiga Tahapan Dakwah Rasulullah SAW Berdasarkan Istiqra terhadap Sirah Nabawiyah

Minggu, 02 November 2025 | 17:48 WIB Last Updated 2025-11-02T10:49:34Z

Tasqif, Tafa‘ul, Istilakmul Ḥukmi: Jalan Dakwah Ideologis Menuju Tegaknya Islam Kaffah

Pendahuluan: Dakwah Sebagai Proses Historis dan Ideologis

TintaSiyasi.id — Dakwah Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ bukanlah gerakan spontan atau tanpa arah. Ia adalah proses ideologis yang sistematis, bertahap, dan terukur, yang berakar pada wahyu dan strategi kenabian.

Dengan metode istiqrak (penelaahan induktif) terhadap seluruh perjalanan Sīrah Nabawiyyah — sejak fase Makkah hingga Madinah — para ulama dan pemikir dakwah menyimpulkan bahwa perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ terdiri atas tiga tahapan utama, yakni:
1. Tasqif (Pembinaan dan Pembentukan Kepribadian Islam)
2. Tafa‘ul (Interaksi dan Pergulatan dengan Masyarakat)
3. Istilakmul Ḥukmi (Pengambilalihan Kekuasaan dan Penerapan Islam)
Tiga tahapan ini bukan sekadar kronologi sejarah, melainkan kerangka konseptual dakwah ideologis yang menjadi pedoman bagi setiap gerakan Islam sepanjang zaman.

1. Tahapan Tasqif: Pembinaan, Pengkaderan, dan Penanaman Ideologi
Makna Tasqīf

Kata tasqīf berasal dari akar kata saqafa–yasaqifu yang berarti mendidik, membina, dan menanamkan pemahaman yang lurus.
Tahapan ini adalah fondasi dakwah Rasulullah ﷺ — yakni pembinaan individu-individu pilihan yang memahami Islam secara menyeluruh dan menjadikannya ideologi hidup.

Sirah Nabawiyyah: Fase Rahasia di Makkah

Pada fase awal dakwah di Makkah, Rasulullah ﷺ membina para sahabat secara sembunyi-sembunyi di rumah Al-Arqam bin Abil Arqam.

Di sanalah terbentuk generasi awal yang memiliki tiga karakter utama:
1. Iman yang kokoh
2. Pemikiran Islam yang jelas dan ideologis
3. Kepribadian yang tunduk total kepada Allah dan Rasul-Nya
Tasqīf bukan sekadar pengajaran, tetapi proses transformasi ruhani dan intelektual — dari manusia biasa menjadi rijālud da‘wah (manusia dakwah) yang siap menanggung beban risalah.

“Rasulullah ﷺ membina segelintir orang, bukan untuk memperbanyak jumlah, tapi untuk memperkuat keyakinan.”

Tujuan Tahapan Tasqīf
• Menumbuhkan kesadaran ideologis bahwa Islam adalah sistem hidup menyeluruh (nizhāmul ḥayāh).
• Membangun komunitas iman yang solid dan saling menolong dalam kebenaran.
• Mempersiapkan kader pelopor perubahan yang siap berdakwah ke tengah masyarakat.

2. Tahapan Tafa‘ul: Interaksi dan Pergulatan dengan Masyarakat
Makna Tafa‘ul

Tafa‘ul berarti berinteraksi secara aktif, saling mempengaruhi, dan menghadirkan gagasan Islam ke ruang publik.
Setelah kader dakwah terbentuk, Rasulullah ﷺ mulai menyampaikan dakwah secara terbuka, menyeru masyarakat Quraisy menuju tauhid, keadilan, dan pembebasan dari sistem jahiliyyah.

Sirah Nabawiyyah: Fase Dakwah Terbuka dan Konfrontatif

Ketika Allah menurunkan perintah:
“Sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu...”
(QS. Al-Ḥijr: 94)

Rasulullah ﷺ tampil di hadapan masyarakat, menyeru mereka di bukit Shafa, menolak sistem keyakinan dan tatanan sosial Quraisy yang batil.
Beliau mengkritik kezaliman sosial, riba, penindasan, dan penyembahan berhala — sehingga memunculkan pertentangan ideologis yang keras antara Islam vs Jahiliyyah.

Tujuan Tahapan Tafa‘ul
• Menyampaikan fikrah Islam (ide-ide Islam) kepada masyarakat secara terbuka.
• Menghadapi opini batil dengan hujjah dan hikmah.
• Menciptakan kesadaran publik akan perlunya perubahan sosial-politik berdasarkan nilai Islam.
• Menguji kesiapan kader dalam menghadapi tekanan, fitnah, dan ujian keimanan.

Hakikat Dakwah di Fase Tafa‘ul

Pada fase ini, Islam tidak hanya menjadi keyakinan pribadi, tetapi arus pemikiran yang mengguncang status quo jahiliyyah.
Dakwah menjadi perjuangan intelektual dan sosial yang mengandung dimensi politik, moral, dan peradaban.
Dari sinilah lahir kesadaran bahwa Islam tidak cukup dipahami, tetapi harus diperjuangkan.

3. Tahapan Istilāmul Ḥukmi: Pengambilalihan Kekuasaan dan Penerapan Islam

Makna Istilāmul Ḥukmi
Istilāmul ḥukmi berarti mengambil alih otoritas pemerintahan untuk menegakkan sistem Islam secara kaffah.

Tahapan ini adalah puncak perjuangan dakwah Rasulullah ﷺ, yakni ketika beliau berhasil menegakkan Daulah Islamiyyah di Madinah al-Munawwarah.

Sīrah Nabawiyyah: Hijrah dan Tegaknya Negara Islam

Setelah 13 tahun dakwah di Makkah, Rasulullah ﷺ dan para sahabat berhijrah ke Madinah.

Di sana, beliau mendirikan pemerintahan Islam pertama, membangun konstitusi (Mitsaq al-Madinah), menegakkan keadilan, dan memimpin umat dengan wahyu sebagai pedoman.
Tahapan ini menunjukkan bahwa Islam bukan sekadar ajaran spiritual, tetapi sistem kehidupan yang paripurna mencakup:
• Akidah dan ibadah,
• Akhlak dan hukum,
• Sosial, ekonomi, dan politik.
Tujuan Tahapan Istilāmul Ḥukmi
• Menegakkan hukum Allah di muka bumi.
• Menyebarkan rahmat Islam secara global (syi‘ār rahmatan lil ‘ālamīn).
• Mewujudkan masyarakat adil, berperadaban, dan berlandaskan tauhid.

Integrasi Tiga Tahapan Dakwah

Ketiga tahapan ini bersifat bertahap, saling terkait, dan berkesinambungan.
Tahapan Fokus Dakwah Hasil yang Diharapkan

Tasqif Pembinaan individu dan kader ideologis Terbentuknya jamaah yang solid dan sadar misi

Tafa‘ul Pergulatan pemikiran dan sosial Terbentuknya opini umum yang Islami
Istilāmul Ḥukmi Tegaknya kekuasaan Islam Terlaksananya Islam secara kaffah dalam kehidupan

Tahapan ini menggambarkan transformasi dakwah dari tataran individu ke masyarakat ke sistem.
Inilah model dakwah Rasulullah ﷺ yang bersumber dari wahyu, bukan dari pragmatisme politik atau adaptasi sosial semata.

Refleksi Ideologis: Meneladani Strategi Dakwah Rasulullah ﷺ

Setiap aktivis dan pengemban dakwah harus menyadari bahwa keberhasilan dakwah tidak bisa dicapai secara instan.
Dibutuhkan proses pembinaan, kesabaran, dan kesinambungan strategi sebagaimana dituntunkan Rasulullah ﷺ.

“Barang siapa ingin menegakkan Islam, maka hendaklah ia menempuh jalan sebagaimana ditempuh oleh Rasulullah ﷺ.”

Syekh Taqiyuddin an-Nabhani
Dakwah yang ideologis dan sistematis akan melahirkan generasi militan yang:
• Beriman secara mendalam (tatsqīf)
• Berani berjuang di tengah masyarakat (tafa‘ul)
• Dan siap mengemban amanah kekuasaan Islam dengan adil (istilāmul ḥukmi).

Penutup: Jalan Panjang Menuju Kemenangan

Perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa Islam tidak akan tegak tanpa kesungguhan dan strategi.
Ketiga tahapan ini — tasqīf, tafa‘ul, istilāmul ḥukmi — adalah jalan peradaban yang mesti dilalui setiap umat yang ingin melihat Islam kembali jaya di bumi.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,
hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra‘d: 11)

Dari pembinaan menuju perubahan, dari perubahan menuju penegakan hukum Allah — itulah jalan dakwah para Nabi, jalan perjuangan para salihin, dan jalan kemenangan Islam.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis dan Pakar Komunikasi Dakwah dan Peradaban Islam)

Opini

×
Berita Terbaru Update