TintaSiyasi.id -- Di tengah derasnya gelombang zaman, perubahan sosial yang cepat, dan tantangan peradaban modern, umat Islam membutuhkan pribadi–pribadi yang bukan hanya berilmu, tetapi juga berkarya, menginspirasi, dan membina. Bukan sekadar menjadi penonton dalam arus kehidupan, tetapi menjadi penentu arah dan penjaga nilai–nilai Islam agar tetap hidup, diamalkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Islam adalah agama dakwah, agama amal, dan agama peradaban. Kekuatan Islam tidak hanya bersumber dari kitab sucinya, tetapi juga dari umat yang menghidupkan ajaran itu dalam kehidupan. Karena itu, perjalanan umat tidak boleh berhenti. Karya harus terus hadir. Keteladanan harus terus disebar. Pembinaan harus terus dilakukan.
Inilah jalan kelangsungan hidup Islam.
1. Islam Tidak Akan Pernah Padam — Asal Umat Terus Bergerak
Allah SWT telah menjamin kemenangan kalam-Nya dan kelangsungan agama-Nya:
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya atas segala agama…” (QS. At-Taubah: 33)
Kemenangan Islam bukan hanya takdir, tetapi amanah yang menanti ikhtiar manusia. Ayat ini bukan hanya pernyataan ilahiah, tetapi undangan kepada hamba-hamba Allah untuk menjadi jalan kemenangan itu.
Kemenangan Islam akan lahir melalui:
Umat yang berkarya
Umat yang berdakwah
Umat yang membina
Umat yang memperjuangkan nilai-nilai Al-Qur’an
Ketika umat berhenti berkarya, berhenti berdakwah, berhenti membina — maka umat kehilangan fungsinya, dan masyarakat kehilangan cahaya. Karena itu, setiap muslim, sekecil apa pun perannya, harus menjadi bagian dari gerakan kelestarian Islam di muka bumi.
2. Berkarya Adalah Bentuk Syukur dan Ibadah
Dalam Islam, berkarya bukan hanya aktivitas duniawi. Ia adalah bentuk ibadah, bentuk syukur, dan bentuk amanah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad)
Karya yang bermanfaat adalah jejak yang tidak hilang. Ia hidup lebih lama dari usia orang yang membuatnya. Ia menjadi amal jariyah yang mengalir bahkan setelah pemiliknya tiada.
Berkarya bisa berupa:
Tulisan yang mencerahkan
Ceramah yang menggugah
Pendidikan yang membentuk generasi
Bisnis halal yang menyejahterakan umat
Sosial kemasyarakatan yang memudahkan banyak orang
Teknologi dan inovasi yang memajukan umat
Apa pun profesinya — jika diniatkan lillahi ta’ala dan membawa manfaat — maka ia menjadi bagian dari kelangsungan hidup Islam.
3. Menginspirasi Umat: Cahaya yang Menyambung Cahaya
Inspirasi adalah energi yang memindahkan seseorang dari diam menuju bergerak. Banyak orang mengetahui kebaikan, tetapi tidak mengerjakannya karena kurang inspirasi, kurang contoh, kurang teladan.
Sejarah Islam tidak hanya dibangun oleh argumentasi, tetapi juga oleh inspirasi:
Pengorbanan Abu Bakar
Ketegasan Umar
Kedermawanan Utsman
Keberanian Ali
Keilmuan Imam Syafi’i
Keteguhan Imam Ahmad
Kharisma Salahuddin Al-Ayyubi
Kesabaran Al-Ghazali dan para ulama
Mereka mengubah dunia bukan dengan kata-kata saja, tetapi dengan keteladanan yang menginspirasi.
Ketika umat terinspirasi, maka mereka bergerak. Ketika mereka bergerak, peradaban bangkit.
4. Membina Umat: Membangun Generasi yang Teguh di Atas Islam
Berkarya dan menginspirasi saja tidak cukup. Islam tumbuh melalui pembinaan.
Umat dibina melalui:
Ilmu
Pendidikan
Akhlak
Teladan
Kedisiplinan ibadah
Kesadaran dakwah
Penguatan pemikiran Islam
Penguatan ukhuwah dan solidaritas
Pembinaan umat adalah usaha untuk memastikan bahwa Islam bukan hanya diketahui, tetapi dihidupkan dalam diri setiap muslim — dari anak-anak sampai orang tua, dari rakyat sampai pemimpin, dari kalangan awam sampai intelektual.
Jika umat dibina, Islam akan hidup. Jika umat tidak dibina, Islam akan hanya menjadi label yang tanpa kekuatan.
5. Setiap Muslim Bisa Menjadi Penjaga Kelangsungan Hidup Islam
Jangan tunggu menjadi ulama besar atau tokoh besar. Mulailah dari yang mampu kita lakukan:
- Orang tua yang membina anaknya dengan nilai-nilai Islam
- Guru yang mengajarkan ilmu dengan keikhlasan
- Pedagang yang memberi teladan amanah
- Dai yang menyeru kepada kebenaran
- Pemuda yang menjaga akhlak di tengah godaan zaman
- Penulis, content creator, dan aktivis digital yang menyebarkan cahaya ilmu
Siapa pun yang membangun kebaikan, ia sedang membangun peradaban Islam.
Umat ini tidak membutuhkan superstar, tetapi membutuhkan pembawa cahaya — banyak, di mana-mana, tanpa henti.
6. Selama Ada yang Berkarya, Menginspirasi, dan Membina — Islam Tidak Akan Pernah Padam
Zaman boleh berubah, musuh-musuh Islam boleh berstrategi, opini publik bisa diguncang…
Namun selama ada umat Islam yang terus bekerja untuk Allah:
Islam akan terus hidup
Islam akan terus menguat
Islam akan terus membimbing dunia
Persoalan besar umat bukan kurangnya potensi, tetapi kurangnya kesadaran bahwa mereka adalah penjaga kelangsungan hidup Islam.
Ajakan Penutup: Bangkitlah — Jadilah Cahaya Umat
Jika bukan kita, siapa? Jika bukan sekarang, kapan? Jika bukan untuk Allah, untuk siapa kita hidup?
Mulailah berkarya dari apa yang kita mampu.
Mulailah menginspirasi dengan apa yang kita miliki.
Mulailah membina umat dari lingkungan terdekat.
Sesungguhnya:
Satu langkah kebaikan yang kita lakukan bisa menjadi awal dari perubahan besar bagi peradaban Islam.
Semoga Allah menjadikan kita bagian dari pasukan cahaya —
yang berkarya tanpa putus, menginspirasi tanpa lelah, dan membina umat tanpa pamrih demi kelangsungan hidup Islam.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)