TintaSiyasi.id -- Kecanggihan teknologi, seperti robot dan AI (artificial intelligence) yang akan menggantikan pekerjaan manusia dinilai oleh Analis Senior Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) Fajar Kurniawan dapat menjadi silent killer bagi banyak profesi.
"Mari kita bicara jujur, robot dan AI adalah silent killer bagi banyak profesi yang bersifat rutin dan berulang," ujarnya di akun TikTok fajar.pkad, Senin (27/10/2025).
Data menunjukkan secara global diperkirakan 80 juta pekerja akan hilang karena otomatisasi. pekerja seperti kasir diganti oleh self check out, operator telepon diganti oleh cat boot AI, petugas tiket e-toll, hingga pekerja data entry adalah yang paling rentan.
"Bahkan di bidang seperti jurnalisme dan akuntansi AI mulai mengambil alih tugas-tugas bisnis dasar. Intinya setiap pekerjaan yang bisa diulang cepat atau lambat akan diambil oleh mesin," ujarnya.
Tetapi di sisi lain muncul gelombang pekerjaan baru yang tidak bisa diganti oleh robot, pekerjaan yang membutuhkan empati, kesadaran, kreativitas, pengambilan keputusan kompleks, dan pemahaman konteks sosial, ini adalah domain manusia seutuhnya.
Selain itu, adanya krisis iklim yang terjadi di seluruh dunia memaksa semua sektor untuk bertransformasi ke arah yang lebih ramah lingkungan dan di sinilah green job menjadi kesempatan emas baru.
"Apa itu green job? Adalah pekerjaan di sektor apapun dari teknik, komunikasi, hingga hukum yang berkontribusi pada perlindungan ekosistem, pengurangan emisi, dan peningkatan efisiensi energi," jelasnya.
Ia menambahkan, prospek green job, di tingkat global dan Asia berpotensi menciptakan lebih dari 200 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030, terutama di sektor energi bersih dan infrastruktur berkelanjutan. Sementara di Indonesia studi Bappenas menunjukkan ekonomi hijau berpotensi menciptakan 1,8 juta pekerjaan baru di Indonesia pada tahun 2030 dengan rata-rata upah yang lebih tinggi daripada pekerjaan non hijau.
"Minat gen Z lebih dari 70 persen itu memandang pekerjaan iklim atau perubahan iklim sebagai prioritas, 33 persen anak muda Indonesia secara eksplisit tertarik mencari pekerjaan yang lebih ramah lingkungan," paparnya.
Lalu ia menjelaskan, jenis-jenis pekerjaan yang dicari dalam green job. Kini perusahaan bukan hanya mencari ahli teknis tetapi green talent yang mampu mengintegrasikan keberlanjutan.
"UNESCO merekomendasikan keterampilan ini, pertama, adalah keterampilan teknis hijau atau green skills seperti menjadi operator pembangkit listrik tenaga surya, teknisi waste management, auditor energi, perencanaan kota yang berkelanjutan," ungkapnya.
Kedua, keterampilan sosial ekologis atau green marketer yang mampu mengkomunikasikan sustainable lifestyle, green legal officer yang menegakkan hukum lingkungan, hingga community manager yang memfasilitasi transisi energi yang berkeadilan.[] Alfia Purwanti