Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Retorika Keji Zionis, Langgengkan Penjajahan terhadap Palestina

Kamis, 20 November 2025 | 08:58 WIB Last Updated 2025-11-20T01:58:42Z
TintaSiyasi.id -- Hingga detik ini ketidakadilan terhadap Muslim Gaza masih berlanjut. Bahkan mencuat kabar akan penolakan Israel terhadap tuduhan genosida di Gaza. Hal ini dilansir dari TV One News (09/11/25) — menyatakan reaksi tegas pemerintah Israel terhadap pemerintah Turki setelah menerbitkan surat penangkapan atas tuduhan genosida beserta tindak kejahatan sistematis terhadap warga sipil Gaza. Konflik tersebut menyebabkan hubungan Ankara dan Tel Aviv kembali memanas. Bahkan mantan Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, buka suara terkait konflik tersebut bahwa pemerintahan Turki seharusnya tidak perlu terlibat dengan konflik Gaza baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tindakan pemerintah Israel yang menentang tuduhan sebagai pelaku genosida di Gaza sungguh patut dikecam. Bahkan tak hanya dikecam, seharusnya perlu ditindak dengan jalur hukum secara tegas dan pantas. Telah jelas dan gamblang pembunuhan terhadap rakyat Muslim Gaza oleh Zionis Israel secara brutal dan kejam tanpa ampun. Padahal kondisi mereka yang lemah dan tak berdaya menjadi bukti nyata bagi Zionis akan jiwa pengecut yang merampas secara paksa wilayah kaum Muslim dengan cara yang keji. Terlebih lagi di sisi mereka terlibat negara penyokong yang siap menyediakan segala perlengkapan mereka dalam misi pembunuhan warga Muslim Gaza secara sistematis.

Tak dipungkiri lagi, kebiadaban Zionis Israel berjalan mulus sebab berdirinya negara adidaya sebagai penyokong di balik layar pembunuhan warga Muslim Gaza. Mirisnya, pemimpin negara-negara Muslim tak berkutik dalam membalas kebiadaban Israel bahkan beberapa dari mereka justru berbondong-bondong menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, sehingga mereka tunduk di bawah negara penyokong Israel yakni Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Hal ini semakin membuktikan pengkhianatan secara nyata oleh rezim negeri-negeri Muslim terhadap Palestina terutama bagi warga Muslim Gaza.

Diamnya rezim negeri Muslim akibat prinsip nation-state menyebabkan kaum Muslim terpecah belah dan menyilap makna kaum Muslim secara hakiki. Akar dari konflik Israel dengan Palestina adalah prinsip nasionalisme yang membentengi negara mereka beserta ketundukan mereka terhadap kepentingan Barat, sehingga penjajahan terhadap warga Muslim Gaza akan terus berlanjut. Sungguh miris sebagian rezim negara Muslim yang turut membela hanya berupa kecaman keras saja ataupun penetapan gencatan senjata. Sebab negara-negara Muslim saat ini berada dalam naungan PBB, sedangkan lembaga tersebut turut mendukung Israel dalam merebut wilayah Palestina, sehingga tidak ada satu pun perlawanan secara fisik terhadap Zionis Israel untuk Palestina. Padahal bantuan militer merupakan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga Muslim Palestina saat ini.

Semakin membuktikan bahwa satu-satunya solusi dalam menghentikan penjajahan yang terjadi di Gaza, Palestina, hanya dengan resolusi jihad untuk membela dan membalas kejahatan hingga kebiadaban Zionis Israel secara tuntas. Ketika negara kaum Muslim terjajah oleh kaum kafir maka menjadi kewajiban bagi kaum Muslim untuk memerangi dan mengusir mereka dan tidak membiarkan mereka kembali untuk menduduki negara kaum Muslim sebagaimana dalam firman Allah SWT:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللّٰهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا
"Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian dan jangan melampaui batas." (Q.S. Al-Baqarah: 190).

Ayat tersebut menjadi dalil kewajiban kita sebagai kaum Muslim untuk berjihad, terutama saat ini jihad membela Palestina.

Resolusi jihad akan terjadi tatkala tegaknya negara sebagai penyeru jihad memerangi Zionis Israel, yakni tegaknya negara khilafah sebagai ra’īsah (pemimpin) dan junnah (pelindung) bagi kaum Muslim yang akan mengirim dan mengerahkan pasukan militer dalam memberantas penjajahan Zionis Israel terhadap warga Muslim Gaza hingga akar-akarnya, dengan menjadikan mereka tunduk terhadap aturan Islam jika masih ingin tinggal di negara Muslim serta dituntut untuk membayar jizyah. Apabila mereka menolak, diseru masuk Islam. Dan jika menolak untuk membayar jizyah, maka darahnya halal untuk dibunuh alias wajib diperangi.

Problematika yang menimpa kaum Muslimin saat ini, termasuk penjajahan Palestina, merupakan akibat hilangnya pelindung bagi kaum Muslim. Ibarat anak kehilangan ibunya, kaum Muslim saat ini banyak yang tertindas dan terzalimi. Sebab pemimpin kafir telah mengatur negara-negara Muslim dan dapat dipastikan nasib kaum Muslim diperlakukan secara tidak adil.

Maka dari itu, kewajiban kita sebagai kaum Muslim adalah menyadarkan umat yang saat ini sedang terlelap dalam sistem kufur, bahwa memperjuangkan kehidupan Islam merupakan kebutuhan yang urgent bagi kaum Muslim sedunia terutama warga Muslim Palestina. Kaum Muslim yang bersatu akan mampu menghidupkan kembali negara Islam sebagaimana metode yang Nabi ajarkan, sehingga penjajahan terhadap wilayah-wilayah kaum Muslimin dapat ditumpaskan. Wallahu a'lam.


Oleh: Najwa Fikriya Al-Islami
Santri Ideologis

Opini

×
Berita Terbaru Update