Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Peran Strategis Pesantren Dibajak oleh Program Pendidikan Barat

Rabu, 05 November 2025 | 13:37 WIB Last Updated 2025-11-05T06:37:41Z

TintaSiyasi.id -- Saat ini peran strategis pesantren tengah dibajak oleh program pendidikan Barat. “Peran strategis pesantren kini tengah dibajak oleh program pendidikan Barat,” ungkap Aktivis Dakwah Kota Depok Nikmah Faiqoh dalam Forum Kajian Komunitas Keluarga Sakinah bertajuk Pesantren Mewujudkan Peradaban Emas, Ahad (19/10/2025), di Depok.

 

Terbukti, terangnya, dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) oleh Kementerian Agama dan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) mengenai semangat moderasi agama dan toleransi global versi Barat.

 

“Salah satu poin utama dalam MoU tersebut adalah pemberian beasiswa Fullbright kepada santri, mahasiswa, dan dosen di bawah Kemenag. Melalui beasiswa ini, mereka dapat menempuh studi di berbagai bidang keilmuan di universitas-universitas Amerika Serikat,” ujarnya di hadapan puluhan jemaah.

 

Lanjutnya, jika itu terjadi maka rusaknya rakyat, karena penguasanya rusak, dan karena rusaknya para ulama.

 

Ia mengutip nasihat yang disampaikan Imam Al Ghazali, “Tidaklah terjadi kerusakan rakyat itu kecuali dengan kerusakan penguasa, dan tidaklah rusak para penguasa kecuali dengan kerusakan para ulama.”

 

Jati Diri Pesantren

 

Menurut Nikmah, hanya dengan sistem Islam jati diri pesantren bisa dikembalikan. ”Terbukti dalam sejarah, Islam pernah meraih kejayaannya selama kurun lebih empat belas abad memimpin dunia dengan kegemilangannya,” ungkapnya.

 

“Dalam bidang Pendidikan, Islam banyak menyumbangkan tinta emas karya-karya ilmuwan yang manfaatnya bisa kita rasakan hingga sekarang,” tuturnya.

 

Ia menegaskan bahwa tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islami. “Hal ini tentu berbeda dengan tujuan pendidikan era sekularisme hari ini. Peserta didik mengenyam pendidikan hanya untuk dijadikan sebagai ‘buruh kapitalis’,” lugasnya.

 

Ia pun menegaskan, setidaknya ada tiga pilar pendidikan dalam Islam. “Pertama, keluarga dan peran orang tua,” sebutnya.

 

Lanjut dikatakan, negara mempunyai kewajiban membuat keluarga sejahtera dan mampu mendidik agama mulai dari dasar.

 

“Ibu tidak fokus pada bekerja, tetapi fokus memperhatikan kebutuhan anak sehingga hak-hak anak terpenuhi,” ungkapnya.

 

Kedua, masyarakat melakukan muhasabah lil hukkam. Ketiga, negara yang wajib menyelenggarakan pendidikan secara optimal dan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok pendidikan,” tambahnya.

 

Ia pun menegaskan, sejarah peran strategis politis pesantren untuk mencetak ulama faqih fiddiin. “Mereka memimpin perjuangan umat menghilangkan kezaliman dan percontohan model pendidikan sebagai pembinaan membentuk kepribadian Islam,” tandasnya.[] Gina Setiana

Opini

×
Berita Terbaru Update