TintaSiyasi.id — Ulama K.H. Rokhmat S. Labib, M.E.I. menerangkan ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa rusaknya peradaban disebabkan karena tidak adanya iman.
"Rusaknya peradaban ini disebabkan karena tiadanya iman. Saya tunjukkan beberapa ayatnya yang itu adalah jawaban Islam atas pertanyaan tadi (Mengapa peradaban hari ini rusak?)," tuturnya dikutip dari kanal YouTube Rokhmat S. Labib, Sabtu (15-11-2025).
Di antaranya, menurutnya, adalah firman Allah dalam surah Al-Muthaffifin (1-4). Kiai Labib menerangkan, dalam surah tersebut Allah Swt. menyebut Al muthaffifin (orang yang celaka) ialah mereka yang ketika menakar minta takaran untuknya dilebihkan, sementara ketika menakar untuk orang lain, mereka mengurangi. Penyebab perbuatan curang itu menurutnya dijelaskan pada ayat berikutnya.
"'Alâ yadhunnu ulâ'ika annahum mab‘ûtsûn. Tidakkah mereka mengira (bahwa) sesungguhnya mereka akan dibangkitkan?" ungkap Kiai Labib melafalkan surah Al-Muthaffifin ayat 4.
Ia menerangkan, ketiadaan iman pada hari kebangkitanlah yang membuat seseorang merasa bebas dari hukuman hingga berbuat curang, mencuri, maupun korupsi. Sementara orang-orang yang bertakwa, lanjutnya, ia akan ingat kepada Allah dan ingat di hari kebangkitan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya, maka tidak akan berani korupsi ataupun mengambil sesuatu yang haram.
"Karena dia merasa bebas dari hukuman. Koruptor itu, kalau dia yakin dia akan ditangkap dan pasti akan bisa dipenjara, dia tidak akan berani melakukan korupsi. Tapi kalau dia yakin dia bisa lepas dari hukuman karena sesama koruptor tidak boleh saling tangkap, sesama koruptor tidak boleh saling memenjara, bebas dia. Dan jika dia yakin bahwa di akhirat kelak dia dibangkitkan dan harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan, niscaya dia tidak berani," ujarnya.
Ayat lain yang menunjukkan bahwa rusaknya peradaban disebabkan karena tidak adanya iman diterangkan Kiai Labib ada dalam surah Al-Ma'un. Kata "ad-din" pada ayat "A ra'aitalladzî yukadzdzibu bid-dîn, dalam penafsiran yang masyhur menurutnya bermakna "pembalasan/ yaumud din (hari pembalasan) di hari kiamat.
Menurutnya, orang yang mendustakan hari pembalasan, mendustakan surga dan neraka sehingga ia menghardik dan menzalimi anak yatim serta tidak menganjurkan memberikan orang miskin makanan.
"Apa yang bisa dipahami dari ayat ini? Karena dia tidak yakin, dia mendustakan ada surga-neraka, dia merasa bebas dari hukuman Allah Swt. Karena itu, dia bebas pula menzalimi anak yatim, menzalimi orang miskin," lanjutnya.
Lebih lanjut Kiai Labib menerangkan, dalam surah An-Naba Allah menyatakan bahwa orang-orang yang tidak iman terhadap penghisaban di akhirat kelak akan tinggal di neraka jahanam berabad-abad lamanya, tidak merasakan kesejukan, tidak mendapatkan minum, kecuali nanah.
Kiai Labib mengatakan, tidak ada iman kepada Allah dan yaumul akhir inilah yang menjadi kunci dari semua kejahatan. Menurutnya, berbagai kerusakan yang dilakukan oleh manusia, penyebabnya adalah ketiadaan iman, tidak ada akidah, tidak ada keyakinan terhadap Allah, tidak ada keyakinan bahwa manusia akan dibangkitkan di hari kiamat dan pada saat itu akan dimintai pertanggungjawaban atas semua yang dikerjakan dan dia dibalas atas apa yang dikerjakan.
"Karena mereka tidak takut terhadap hisab. Karena mereka tidak takut terhadap hisab. Tidak ada takut pada hisab Allah inilah yang membuat Netanyahu berani membantai kaum muslimin. Demikian juga Amerika bahkan semua penguasa-penguasa ini dengan mudah mereka menzalimi rakyatnya, melakukan kerusakan, menumpahkan darah, melakukan pemerkosaan dan segala macam, pangkalnya adalah tidak ada keimanan," tegasnya.
Peradaban Rusak dan Solusinya
Kiai Labib menerangkan peradaban manusia saat ini mengalami kemajuan secara fisik yang luar biasa dengan lompatan teknologi, informasi, transportasi, sains, dan aneka ragam lainnya yang belum pernah terjadi di masa silam. Tetapi, imbuhnya, peradaban dalam pengertian aspek kehidupan, dalam hal cara manusia hidup, jalan kehidupan dan gaya kehidupannya justru tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di masa silam, bahkan jauh lebih parah lagi.
"Apa yang terjadi pada masa Nabi Luth, manusia yang mereka sesama jenis, sekarang terjadi, bahkan lebih masif. Apa yang dulu terjadi pembunuhan peperangan, sekarang tidak berbeda. Bahkan seiring dengan teknologi, tingkat korbannya jauh lebih dahsyat dan mengerikan," kata Kiai Labib.
Genosida di Gaza dan Sudan, menurutnya adalah contohnya. Di Sudan, lanjutnya, terhitung 150.000 orang jadi korban sejak tahun 2023 sampai sekarang, sedangkan di Palestina, jutaan orang menjadi korban.
"Itu menjadi bukti bahwa peradaban dari aspek gaya kehidupan, tata cara hidup ini justru bermasalah. Bahkan mengalahkan binatang. Macan, harimau singa, sekejam-kejamnya singa, tidak pernah melakukan genosida. Enggak ada genosida singa terhadap singa yang lain. Enggak ada. Tapi itu terjadi pada manusia," ujarnya.
Lebih lanjut Kiai Labib mengatakan, peradaban yang benar ialah peradaban yang bukan hanya maju secara teknologi, tetapi peradaban yang mampu menghadirkan kebaikan kepada manusia di dunia dan akhirat.
Ia mengingatkan, ketika telah diketahui bahwa penyebab kerusakan saat ini adalah ketiadaan iman, maka yang harus dilakukan ialah membangun peradaban yang benar yang didasarkan pada akidah islamiyyah. "Tidak ada alternatif yang lain. Itulah satu-satunya solusi. Peradaban Islam," tutupnya.[] Saptaningtyas