Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Negeri Kaum Muslim Tunduk pada Amerika karena Pemimpinnya yang Berkhianat

Senin, 03 November 2025 | 19:22 WIB Last Updated 2025-11-03T12:23:24Z

TintaSiyasi.id -- Menanggapi pertanyaan yang diajukan peserta mengapa neger-negeri Muslim tunduk pada Amerika, Aktivis Dakwah Malaysia Ustaz Abdul Hakim Othman menegaskan bahwa negeri kaum Muslim tunduk pada Amerika karena pemimpin mereka yang berkhianat.

 

"Masalahnya adalah karena para pemimpin saat ini adalah pemimpin yang korup, pemimpin yang berkhianat, pemimpin yang tunduk pada Amerika. Itulah yang menyebabkan negeri-negeri Muslim tunduk pada Amerika," jawabnya dalam acara Kupas Tuntas bersama Jurucakap HTM bertajuk Kejahatan 'Israel' dan Amerika Harus Dibalas dengan Jihad, Jumat (03/10/2025).

 

Ia melanjutkan, ukuran negara atau kekuatan militer bukanlah faktor negeri Muslim tunduk pada Amerika.

 

"Bukan karena ukuran negara, bukan karena kekuatan militer yang ada, tetapi karena korupsi dan pengkhianatan para penguasa Muslim," ujarnya.

 

Ia meyakini bahwa pandangan yang menyatakan bahwa Amerika Serikat pantas memimpin dunia dan para penguasa Muslim harus tunduk padanya adalah pandangan yang tidak Islami.

 

"Negara yang menang memerintah negara yang kalah, maka wajarlah bagi Amerika Serikat untuk memerintah umat Islam, wajar pula bagi mereka yang menghakimi tanpa nilai-nilai syariat, tanpa nilai-nilai Islam," jelasnya.

 

Ia menegaskan bahwa pandangan tersebut hanyalah penilaian manusiawi.

 

"Kalau mereka menilai dengan nilai kemanusiaan saja, ya, negara yang menang perang, misalnya Amerika menang perang, jadi dia mengatur negara lain. Itu nilaian manusiawi, itu benar," ujarnya.

 

Ia mengatakan bahwa negeri-negeri Muslim tidak akan tunduk kepada Amerika jika pemerintahnya menerapkan Islam.

 

"Tetapi jika kita melihatnya dari perspektif nilai-nilai Islam, jika kita berada di negara Islam, jika pemerintah Muslim adalah pemerintah yang menerapkan Islam, itu tidak akan terjadi," jelasnya.

 

Ia mencontohkan keberadaan dua kekuatan besar ketika Nabi Muhammad saw. mendirikan negara Islam pertama di Madinah.

 

"Kita bisa lihat bagaimana di zaman Nabi Muhammad, ketika Nabi Muhammad berhasil mendirikan negara Islam di Madinah. Negara Islam di Madinah hanya kecil, yang besar adalah Romawi dan Persia. Ini adalah dua negara adikuasa besar," ujarnya.

 

Ia melanjutkan, meskipun Madinah adalah negara kecil, Madinah tidak tunduk kepada Romawi dan Persia.

 

"Negara Islam di Madinah memang kecil, tetapi apakah negara Islam ini tunduk kepada Romawi dan Persia? Tidak. Negara ini tidak tunduk kepada Romawi dan Persia. Malah negara ini berperang melawan Romawi dan Persia, dan Islam berhasil menaklukkan Romawi dan Persia," tegasnya.

 

Ia menunjukkan bahwa negara Islam tidak dapat ditaklukkan oleh negara manapun.

 

"Begitulah posisi suatu negara ketika menerapkan Islam. Jadi, negara mana pun yang menang perang, mereka tidak akan mampu menaklukkan negara ini jika negara ini diperintah oleh Islam," ujarnya.

 

Ia melanjutkan, negara Islam yang besar seperti khilafah akan berhasil menaklukkan Amerika.

 

"Apalagi jika Islam adalah negara yang besar. Jika Islam adalah negara yang menang perang seperti khilafah, maka sungguh, Insya Allah, kita akan berhasil menaklukkan orang ini," ujarnya.

 

Ia menyimpulkan bahwa Amerika bukanlah negara yang kuat jika dibandingkan dengan kekuatan gabungan 50 negeri Muslim.

 

"Kita gabungkan semua negeri Muslim ini, lebih besar dari Amerika, termasuk dalam hal kekuatan militer," pungkasnya.[] Syamsiyah Jamil

Opini

×
Berita Terbaru Update