Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Malapetaka Remaja: Ketika Siswa SMP Terjerumus Narkoba

Minggu, 23 November 2025 | 10:12 WIB Last Updated 2025-11-23T03:12:34Z

TintaSiyasi.id -- Kasus narkoba yang menyeret anak-anak usia sekolah kembali mengguncang perhatian publik. BNNP Jawa Timur mengungkap bahwa sebanyak 15 siswa SMP di Surabaya positif mengonsumsi narkoba setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pelajar. Temuan ini menunjukkan betapa rentannya remaja terhadap pengaruh lingkungan yang buruk dan lemahnya kontrol dari berbagai pihak. (detik.com, 12 November 2024)

Tidak hanya itu, Surabaya juga memiliki kawasan yang dikenal sebagai pusat peredaran narkoba, yakni Jalan Kunti, yang bahkan dijuluki sebagai “Kampung Narkoba”. Di sana terdapat bedeng-bedeng kecil dari kayu beratapkan terpal, yang selama ini dijadikan tempat transaksi sabu dan pesta narkoba. Remaja bisa keluar masuk area itu tanpa pengawasan berarti, seolah-olah tempat tersebut berada di luar jangkauan hukum. (kompas.com, 10 November 2024)

Keberadaan kampung narkoba yang beroperasi bertahun-tahun menjadi bukti nyata bahwa peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat sistemik dan merajalela. Situasi ini menunjukkan lemahnya pengawasan negara dan sikap permisif terhadap kemungkaran yang terus tumbuh. Jika tempat-tempat seperti ini tetap dibiarkan, maka tidak mengherankan bila remaja akan terus menjadi korban berikutnya. (suarasurabaya.net, 11 November 2024)

Fenomena anak SMP yang terjerumus narkoba mencerminkan hilangnya nilai keimanan dan tujuan hidup yang hakiki dalam diri remaja. Kekosongan spiritual membuat mereka mudah terseret ke dalam gaya hidup yang merusak. Padahal, Islam menegaskan bahwa generasi muda adalah bagian penting dari keberlangsungan umat. Mereka membutuhkan bimbingan yang jelas, keteladanan moral, serta lingkungan yang sehat untuk tumbuh dan berkembang.

Allah SWT berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (TQS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini menegaskan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan akhlak dan benteng keimanan remaja. Ketika keluarga gagal memberikan pondasi itu, maka remaja menjadi mudah terpengaruh oleh kerusakan di luar.

Selain keluarga, negara juga memiliki peran besar dalam menjaga keselamatan generasi. Rasulullah SAW bersabda:
Imam (pemimpin) adalah pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (HR. Bukhari).

Negara tidak boleh membiarkan tempat-tempat yang menjadi pusat kemaksiatan dan perusakan akal seperti kampung narkoba. Islam mewajibkan negara menutup sarang peredaran narkoba, menghabisi jaringan bandar dari akar hingga pucuk, serta memastikan generasi muda terlindungi dari segala bentuk kerusakan moral. Penjagaan akal (hifzhul ‘aql) adalah bagian dari tujuan utama syariat Islam (maqasid syariah), sehingga narkoba tidak boleh diberi ruang hidup sedikit pun.

Islam menawarkan solusi yang bersifat menyeluruh: penguatan iman dalam keluarga, solidaritas masyarakat dalam saling menjaga, dan ketegasan negara dalam memberantas kemungkaran. Ketika ketiga aspek ini berjalan secara bersamaan, remaja akan memiliki benteng yang kuat untuk menolak godaan narkoba dan kerusakan moral lainnya.

Kasus 15 siswa SMP di Surabaya ini harus menjadi alarm keras bagi kita semua. Jika kampung narkoba dibiarkan, pengawasan longgar, dan nilai keimanan tidak ditanamkan, maka malapetaka remaja akan terus berulang tanpa henti. Generasi yang seharusnya menjadi penerus umat akan hancur sebelum mereka tumbuh dewasa.

Sudah saatnya negeri ini berhenti bersikap permisif terhadap kemaksiatan dan mulai serius melindungi generasi mudanya. Remaja butuh arah hidup yang jelas, lingkungan yang bersih, dan sistem yang benar-benar menjaga mereka bukan sekadar slogan atau kampanye sesaat. []


Sera Alfi Hayunda
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update