Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kesia-siaan Amal Jika Tidak Disertai Iman

Selasa, 18 November 2025 | 04:56 WIB Last Updated 2025-11-17T21:56:17Z

TintaSiyasi.id -- QS. Ibrahim Ayat 18: Perumpamaan Amalan Orang Kafir

Allah berfirman: “Perumpamaan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya adalah seperti abu yang ditiup angin kencang pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa mengambil sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan. Itulah kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim: 18)

Ayat ini memberikan perumpamaan paling dramatis untuk menjelaskan hakikat amal orang-orang yang menolak iman. Sebanyak apa pun amal mereka, setinggi apa pun kebaikan sosial yang mereka bangun, pada hari kiamat tidak bernilai di sisi Allah.

Mengapa? Karena amal itu tidak memiliki fondasi iman sebagai syarat diterimanya amal.

 I. Perumpamaan Abu yang Ditiup Angin

Allah menggunakan gambaran yang sangat visual dan menyentuh.

1. Abu: Lambang Amal Tanpa Fondasi

Abu adalah sisa dari sesuatu yang dulu berwujud besar, kokoh, dan kuat. Namun ketika menjadi abu:

ia ringan,

tidak memiliki bentuk,

tidak memiliki kekuatan,

tidak mampu melekat pada tanah atau tangan.

Begitulah amalan orang kafir: dari luar tampak banyak, tetapi tanpa ruh, tanpa pijakan iman, tanpa keikhlasan kepada Allah.

2. Angin Kencang = Hari Kiamat

Angin kencang melambangkan kemahadahsyatan hari kiamat, dimana seluruh amal manusia diuji. Pada hari itu:

amal yang kokoh akan berdiri,

amal yang rapuh akan hilang seperti debu,

amal yang tidak tulus akan terbongkar,

amal yang tanpa iman tidak diterima.

Sehebat apa pun amal sosial, kebajikan, program kemanusiaan, atau prestasi dunia, jika tidak dibangun di atas iman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka amal itu seperti abu yang terbang tak bersisa.

3. “Tidak mampu mengambil sedikit pun”

Para mufassir seperti Al-Qurthubi dan Ibn Katsir menjelaskan:

Orang kafir melihat amalnya, berharap itu menyelamatkan mereka.

Namun ketika ditimbang, amal itu hilang begitu saja.

Mereka tidak mendapat imbalan, tidak mendapat pahala, bahkan tidak mampu memegang “sedikit pun” manfaatnya.

Inilah tragedi terbesar:
Mereka telah bekerja keras sepanjang hidup, tetapi tidak meninggalkan hasil untuk akhirat.

II. Mengapa Amal Tanpa Iman Tidak Diterima?

Ini karena tiga sebab utama:

1. Amal adalah ibadah; ibadah harus ditujukan kepada Allah

Jika seseorang berbuat baik untuk selain Allah:

demi popularitas,

demi penghormatan manusia,

demi dunia,

atau demi ideologi tertentu,

Maka amal itu tidak bernilai ibadah.

2. Iman adalah ruh dari amal

Amal tanpa iman bagaikan tubuh tanpa nyawa.
Bentuknya ada, tapi hakikatnya kosong.

3. Allah tidak menerima kecuali amal yang sesuai syariat

Dalam Islam, diterimanya amal memiliki dua syarat:

1. Ikhlas karena Allah

2. Sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ

Tanpa dua syarat ini, amal apa pun akan tertolak.

 III. Refleksi: Bahaya Amal yang Tanpa Iman

Ayat ini bukan hanya peringatan bagi orang kafir; ia juga peringatan keras bagi Muslim agar tidak meniru sifat mereka, yaitu:

1. Berbuat baik untuk dunia, bukan untuk Allah

Berbuat baik demi pujian dan dunia >>> amalan hilang seperti debu.

2. Beramal tanpa kesadaran tauhid

Hati yang tidak mengaitkan amal dengan Allah akan kehilangan nilainya.

3. Melakukan amal besar, tapi tidak menjaganya dari syirik kecil

Riya’, sum’ah, dan ingin dipuji dapat mengubah amal menjadi abu.

4. Menggunakan amal sebagai kebanggaan, bukan pengabdian

Orang kafir bangga dengan prestasi dunia, tapi lupa bekal akhirat.
Seorang Muslim juga bisa terjebak jika tidak berhati-hati.

 IV. Makna Spirituil yang Mendalam

1. Amal harus ditanam dengan iman dan disiram dengan keikhlasan

Seperti pohon yang hanya tumbuh jika akarnya kuat.

2. Allah ingin amal yang bermakna kekal, bukan hanya indah di dunia

Amal orang kafir mungkin mengesankan manusia, tetapi Allah menilai dari niat dan tauhid.

3. Setiap hamba harus bertanya tiap hari:

“Untuk siapa aku melakukan amal ini?”

4. Bekerja untuk dunia tidak salah, tetapi harus diniatkan sebagai ibadah

Agar kerja duniawi berubah menjadi pahala ukhrawi.

V. Pesan Besar Ayat Ini untuk Umat Islam

1. Prioritaskan iman sebelum amal

Bangun fondasi tauhid yang kokoh.

2. Jangan merasa aman dengan banyaknya amal

Allah tidak melihat jumlah, tetapi kualitas, keikhlasan, dan tauhid.

3. Jaga diri dari syirik kecil

Karena syirik sekecil zarrah bisa membakar pahala sebesar gunung.

4. Bangun amal jariyah yang kokoh

Amal yang didasarkan pada iman akan menjadi pohon yang berbuah terus, bukan abu yang terbang.

5. Renungi makna “kesesatan yang jauh”

Orang kafir bekerja untuk dunia yang fana, lalu tiba di akhirat tanpa apa-apa.
Tragedi terbesar bukan mati, tapi mati tanpa amal yang diterima di sisi Allah.

Penutup: Amal yang Bernilai Kekal

QS. Ibrahim ayat 18 mengajarkan bahwa:

Amal tanpa iman >> hilang.

Amal tanpa keikhlasan >> sia-sia.

Amal tanpa syariat >> tertolak.

Tetapi amal kecil yang tulus karena Allah akan menjadi gunung cahaya pada hari kiamat.

Semoga Allah menjaga iman kita, membersihkan niat kita, dan menjadikan amal kita kokoh seperti gunung, bukan seperti abu yang beterbangan.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update