Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aktivis Muslimah: Setiap Perbuatan Ada Ibadahnya kepada Allah Taala

Senin, 17 November 2025 | 14:50 WIB Last Updated 2025-11-17T07:50:02Z

TintaSiyasi.id -- Aktivis Muslimah Malaysia Husna menyatakan bahwa setiap perbuatan ada ibadahnya kepada Allah Taala.

 

“Setiap perbuatan kita ada ibadahnya kepada Allah Taala. Agama adalah kehidupan, kehidupan adalah agama. Maksud saya, setiap perbuatan kita memiliki 'agamanya',” ujarnya dalam acara Ukhuwwah Mahabbah Fillah dengan tazkirah Sekularisme Racun Halus Jiwa Pelajar, Senin (10/11/2025).

 

Ia melanjutkan dengan sebuah contoh, “Ketika kita makan, kita harus mencari apa yang halal. Dari mana kita mempelajarinya? Kita belajar dari agama. Makan makanan halal, ada tata caranya. Jika kita ingin berpakaian, kita belajar, kita menutup aurat dengan sempurna karena dalam syariat, seorang perempuan yang telah baligh hanya boleh terlihat dua hal, wajah dan telapak tangan. Itukan dari belajar agama,” katanya.

 

Menanggapi realitas kepribadian remaja yang semakin mengkhawatirkan, ia berpendapat bahwa penerapan ilmu agama di sekolah sangat kurang sehingga siswa tidak menerapkannya dalam kehidupan.

 

"Kalau kita lihat di sekolah-sekolah, penerapan ilmu agama sangat kurang. Sekolah hanya mengajarkan akademis, tetapi tidak menerapkan 'agama adalah kehidupan'. Maksud saya, banyak orang pintar zaman sekarang, tapi apakah orang pintar itu bersyakhsiah mulia?" tanyanya.

 

Menurutnya, banyak orang pintar yang lahir sukses dalam sistem pendidikan yang diterapkan, tetapi tidak memiliki karakter Islami karena mereka bermaksiat kepada Allah Taala tanpa merasa bersalah. “Mereka gagal mengintegrasikan agama ke dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

 

"Satu hal lagi, siapa yang pernah mendengar tentang Sufiah? Ia masuk Universitas Oxford di usia 13 tahun. Kenapa? Ia jenius matematika. Tapi apa yang terjadi ketika ia di luar negeri? Ia menjadi pelacur. Maksud saya, mustahil bagi seorang Muslim untuk tidak tahu bahwa ini haram. Betul? Tapi ketika ia tidak menjadikan agama sebagai bagian dari hidupnya, lalu dia memisahkan agama. Jadi kecerdasannya, dia tidak menggabungkan agama dalam kehidupan," jelasnya.

 

Ia juga mengungkapkan kekesalannya terhadap masa depan negara jika generasi muda tidak memiliki kepribadian Islam. “Kita semua memiliki peran untuk mengubah sistem kehidupan yang ada menjadi sistem Islam secara menyeluruh,” sarannya.

 

"Jika kita ingin mengubah anak-anak menjadi orang-orang yang berkepribadian mulia sebagaimana digariskan Islam, kita semua perlu mengubah sistem yang ada," ujarnya.

 

Ia meyakini bahwa mengubah sistem yang ada menjadi sistem Islam tidaklah mudah, tetapi tidak mustahil untuk diusahakan bersama. “Keyakinan terhadap hukum Islam yang diturunkan Allah penting agar kita semua bersedia melakukan perubahan,” tuturnya.

 

“Apakah kita benar-benar yakin bahwa hukum syarak itu satu-satunya jalan hidup kita? Tanya diri sendiri. Kita yang tahu diri kita, kan. Kalau kita merasa yakin hukum syarak inilah satu-satunya jalan kehidupan, insyaAllah, Allah memberi kemudahan untuk kita berjuang dalam dakwah,” pungkasnya.[] Rahmah

Opini

×
Berita Terbaru Update