“Setiap perbuatan kita ada ibadahnya kepada Allah
Taala. Agama adalah kehidupan, kehidupan adalah agama. Maksud saya, setiap
perbuatan kita memiliki 'agamanya',” ujarnya dalam acara Ukhuwwah Mahabbah
Fillah dengan tazkirah Sekularisme Racun Halus Jiwa Pelajar, Senin
(10/11/2025).
Ia melanjutkan dengan sebuah contoh, “Ketika kita
makan, kita harus mencari apa yang halal. Dari mana kita mempelajarinya? Kita
belajar dari agama. Makan makanan halal, ada tata caranya. Jika kita ingin
berpakaian, kita belajar, kita menutup aurat dengan sempurna karena dalam
syariat, seorang perempuan yang telah baligh hanya boleh terlihat dua hal,
wajah dan telapak tangan. Itukan dari belajar agama,” katanya.
Menanggapi realitas kepribadian remaja yang semakin
mengkhawatirkan, ia berpendapat bahwa penerapan ilmu agama di sekolah sangat
kurang sehingga siswa tidak menerapkannya dalam kehidupan.
"Kalau kita lihat di sekolah-sekolah, penerapan
ilmu agama sangat kurang. Sekolah hanya mengajarkan akademis, tetapi tidak
menerapkan 'agama adalah kehidupan'. Maksud saya, banyak orang pintar zaman
sekarang, tapi apakah orang pintar itu bersyakhsiah mulia?" tanyanya.
Menurutnya, banyak orang pintar yang lahir sukses
dalam sistem pendidikan yang diterapkan, tetapi tidak memiliki karakter Islami
karena mereka bermaksiat kepada Allah Taala tanpa merasa bersalah. “Mereka
gagal mengintegrasikan agama ke dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
"Satu hal lagi, siapa yang pernah mendengar
tentang Sufiah? Ia masuk Universitas Oxford di usia 13 tahun. Kenapa? Ia jenius
matematika. Tapi apa yang terjadi ketika ia di luar negeri? Ia menjadi pelacur.
Maksud saya, mustahil bagi seorang Muslim untuk tidak tahu bahwa ini haram.
Betul? Tapi ketika ia tidak menjadikan agama sebagai bagian dari hidupnya, lalu
dia memisahkan agama. Jadi kecerdasannya, dia tidak menggabungkan agama dalam
kehidupan," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan kekesalannya terhadap masa depan
negara jika generasi muda tidak memiliki kepribadian Islam. “Kita semua
memiliki peran untuk mengubah sistem kehidupan yang ada menjadi sistem Islam
secara menyeluruh,” sarannya.
"Jika kita ingin mengubah anak-anak menjadi
orang-orang yang berkepribadian mulia sebagaimana digariskan Islam, kita semua
perlu mengubah sistem yang ada," ujarnya.
Ia meyakini bahwa mengubah sistem yang ada menjadi
sistem Islam tidaklah mudah, tetapi tidak mustahil untuk diusahakan bersama. “Keyakinan
terhadap hukum Islam yang diturunkan Allah penting agar kita semua bersedia
melakukan perubahan,” tuturnya.
“Apakah kita benar-benar yakin bahwa hukum syarak itu
satu-satunya jalan hidup kita? Tanya diri sendiri. Kita yang tahu diri kita,
kan. Kalau kita merasa yakin hukum syarak inilah satu-satunya jalan kehidupan,
insyaAllah, Allah memberi kemudahan untuk kita berjuang dalam dakwah,”
pungkasnya.[] Rahmah
