Membangun Peradaban Berdasarkan Mabda’ Islam — Refleksi QS. At-Taubah: 33
Pendahuluan: Dakwah Bukan Sekadar Aktivitas Keagamaan
TintaSiyasi.id -- Di tengah zaman modern yang penuh turbulensi, umat Islam dihadapkan pada fenomena dakwah yang semakin luas namun semakin kehilangan orientasi. Banyak majelis, banyak ceramah, banyak konten keislaman, banyak sekolah Islam — tetapi syariat tidak memimpin kehidupan. Masjid penuh, tetapi sistem hidup umat masih tunduk pada ideologi sekular, kapitalis, liberal, dan materialistis.
Dakwah yang dahulu menjadi proyek perubahan peradaban, kini sering dipersempit menjadi sebatas ritual spiritual pribadi dan aktivitas sosial — seolah Islam tidak dirancang untuk mengatur negara, ekonomi, pendidikan, hukum, dan masyarakat.
Padahal Allah SWT menurunkan Islam bukan hanya untuk mengisi ruang spiritual, tetapi untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Inilah pesan ketuhanan yang begitu jelas di dalam QS. At-Taubah ayat 33:
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas semua agama (sistem hidup, ideologi), walaupun orang-orang musyrik membencinya."
Ayat ini menegaskan bahwa dakwah Islam memiliki misi besar:
Menjadikan Islam berkuasa dan memimpin kehidupan — bukan tunduk atau berkompromi dengan sistem selainnya.
Islam Sebagai Mabda’: Ideologi Hidup yang Sempurna
Islam bukan sekadar agama dalam makna spiritual, tetapi mabda’ (ideologi). Ia terdiri dari:
1. Akidah sebagai asas pemikiran dan standar keyakinan
2. Syariat sebagai sistem solusi untuk seluruh problem manusia
Mabda’ Islam menjawab pertanyaan paling fundamental manusia:
Pertanyaan Eksistensial Jawaban Islam
Dari mana manusia berasal? Allah menciptakan manusia
Untuk apa manusia hidup? Beribadah kepada Allah dan memakmurkan bumi dengan syariat
Kemana manusia akan kembali? Kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan amal
Karena itu, Islam bukan hanya mengatur ibadah mahdhah (salat, puasa, zakat) tetapi juga:
• Politik
• Pemerintahan
• Ekonomi dan moneter
• Sistem sosial dan keluarga
• Sistem pendidikan
• Hukum dan peradilan
• Etika dan kepemimpinan
• Hubungan internasional
Bila Islam mengatur semuanya, maka dakwah yang benar adalah dakwah yang membawa umat menuju penerapan Islam secara menyeluruh, bukan parsial.
Ketika Dakwah Terjebak Kompromi — Umat Menjadi Lemah
Kelemahan umat bukan karena mereka jauh dari masjid, tetapi karena Islam jauh dari sistem kehidupan.
Dalam kenyataan, kita menyaksikan:
• Banyak hafiz tetapi ekonomi beroperasi dengan riba
• Banyak pesantren tetapi regulasi diatur sekularisme
• Banyak kajian tetapi moral masyarakat semakin rapuh
• Banyak dai tetapi syariat tidak memimpin negara
• Banyak konten islami tetapi hiburan maksiat mendominasi ruang publik
Masalahnya bukan kurang dakwah…
tetapi dakwah telah kehilangan orientasi peradaban.
Dakwah sering disesuaikan dengan selera manusia dan pemerintah — bukan dengan ketentuan Allah. Para dai dijadikan influencer agama, bukan mujahid pemikiran. Akhirnya:
Dakwah takut menyentuh aspek sistem dan hukum
Dakwah diarahkan untuk “aman” dan “netral”
Dakwah dibungkam oleh kepentingan politik
Padahal para nabi — terutama Rasulullah ﷺ — tidak datang untuk menyesuaikan diri dengan sistem kufur, tetapi untuk menggantinya.
Kedaulatan Hanya untuk Islam — Prinsip Dakwah Para Nabi
Rasulullah ﷺ pernah ditawari kompromi oleh kaum Quraisy:
Kekuasaan
Kekayaan
Popularitas
Jabatan
Asalkan beliau bersedia berbagi otoritas dengan sistem jahiliah. Namun beliau menjawab dengan tegas:
“Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan misi ini, aku tidak akan meninggalkannya.”
Inilah prinsip dakwah:
1. Islam tidak berkompromi dengan sistem selain Islam.
2. Kedaulatan hanya milik Allah — bukan manusia, bukan partai, bukan penguasa
Para sahabat meneruskan perjuangan ini dengan penuh keberanian. Mereka tidak berjuang agar Islam menjadi “minoritas yang sopan dalam sistem kufur”, tetapi agar Islam memimpin sistem kehidupan.
Islam Berkuasa=Rahmat untuk Seluruh Alam
Sebagian orang menyangka bahwa ketika Islam berkuasa, umat lain akan tertindas. Justru sebaliknya — sejarah membuktikan bahwa Islam adalah kekuasaan paling adil yang pernah dikenal manusia.
Di bawah sistem Islam:
• Non-muslim dilindungi hak-haknya
• Rakyat miskin diangkat martabatnya
• Ilmu pengetahuan berkembang pesat
• Hak perempuan dijaga dan dimuliakan
• Ekonomi bebas riba melahirkan kesejahteraan
• Korupsi diberantas dengan hukum yang pasti
• Pemimpin tunduk pada syariat, bukan kepentingan oligarki
Bila Islam memimpin, maka semua manusia menikmati keadilan, karena hukum Allah tidak berpihak pada elite dan tidak tunduk pada uang.
Dakwah yang Mengubah Peradaban — Bukan Sekadar Mengisi Jadwal Ceramah
Umat membutuhkan:
Dai yang berani menyampaikan syariat secara kaffah
Aktivis dakwah yang tidak silau fasilitas dunia
Ulama yang tidak menjadi corong elite politik
Generasi muda muslim yang peduli pada kejayaan umat
Dakwah yang menebar gagasan Islam, bukan sekadar motivasi
Tujuan dakwah bukan:
• memperbanyak followers
• memperbanyak like dan komentar.
• memperluas panggung personal
Tujuan dakwah adalah:
1. Menjadikan Islam kembali memimpin peradaban dan sistem kehidupan.
2. Membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan kepada Allah
Refleksi untuk Setiap Muslim
Mari bertanya pada diri sendiri:
Apakah kita menginginkan Islam menang sepenuhnya, atau sekadar eksis di acara keagamaan?
Apakah kita siap memperjuangkan syariat atau hanya ingin menikmati label islami?
Apakah kita berislam untuk Allah atau untuk kenyamanan dunia?
Sementara dunia semakin didominasi kesesatan, Allah menyeru:
“Jadilah kalian penolong agama Allah, niscaya Allah akan menolong kalian.”
(QS. Muhammad: 7)
Kemenangan bukan milik umat yang takut kehilangan dunia,
tetapi milik umat yang yakin pada janji Allah dan teguh pada prinsip Islam.
Penutup: Saatnya Umat Bangkit Mengemban Dakwah Peradaban
Dakwah Islam adalah kemuliaan, misi tertinggi umat manusia.
Ia menghantarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya — bukan hanya di masjid, tetapi dalam aturan pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan kehidupan seluruhnya.
Hari ini, umat sedang menunggu:
• Generasi yang menjadikan Islam satu-satunya standar
• Pengemban dakwah yang menolak kompromi dengan kebatilan
• Muslim-muslim yang siap memperjuangkan keadilan syariat
Karena janji Allah itu pasti:
Islam akan menang dan menguasai sistem kehidupan — walaupun orang-orang musyrik membencinya.
Semoga Allah menjadikan kita bagian dari barisan tersebut —
bukan hanya penonton sejarah, tetapi pelaku kebangkitan Islam.
• Karena hidup terlalu mulia jika hanya digunakan untuk mencari dunia.
• Dan terlalu singkat bila tidak dipersembahkan untuk memenangkan agama Allah.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen dan Coach Pengusaha Hijrah. Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa)