Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kaidah Meraup Berkah dalam Mencari Nafkah

Selasa, 25 November 2025 | 12:39 WIB Last Updated 2025-11-25T05:39:31Z
TintaSiyasi.id -- Jalan Rezeki yang Menghidupkan Hati dan Mengundang Rahmat Allah

Setiap manusia ditakdirkan oleh Allah untuk mencari nafkah. Namun, tidak semua rezeki yang datang membawa berkah. Ada rezeki yang banyak, tetapi tidak membuat tenang. Ada pendapatan yang tinggi, tetapi menjauhkan dari Allah. Sebaliknya, ada rezeki yang sederhana, tetapi membuat hidup penuh kelapangan, keluarga rukun, anak-anak soleh, dan hati tak putus dari syukur.

Di sinilah pentingnya kaidah meraup berkah dalam mencari nafkah. Berkah bukan sekadar jumlah, tetapi nilai dan kebaikan yang menyertai.

Apa Itu Berkah dalam Rezeki?

Para ulama menjelaskan:

“Berkah adalah kebaikan yang menetap dan bertambah.”

Rezeki disebut berkah bila: 
1.membawa ketenangan
2. digunakan untuk kebaikan
3. menjauhkan dari maksiat
4. mendekatkan diri kepada Allah
5. menjadi jalan keselamatan dunia dan akhirat

Karena itu, rezeki tanpa berkah sejatinya hanyalah keletihan tanpa kebahagiaan.

Kaidah 1 — Yakini bahwa Allah-lah Pemilik Rezeki

Tauhid adalah akar keberkahan.

Jika seseorang meyakini bahwa rezeki datang dari kecerdasan, koneksi, jabatan, atau strateginya semata, maka ia akan hidup dalam kecemasan.

Tapi jika ia yakin:

"Tidak ada satu pun makhluk yang bisa mengambil jatah rezekiku, dan aku tidak bisa mengambil rezeki mereka."

Maka ia akan bekerja dengan lapang dan full trust kepada Allah (tawakal).

Kaidah 2 — Carilah Nafkah dengan Cara yang Halal

Berkah tidak pernah turun dalam harta yang haram, sekalipun tampak menguntungkan.

Haram itu seperti air laut: diminum untuk menghilangkan haus, malah semakin haus.

✔ Kejujuran dalam bisnis
✔ Amanah dalam pekerjaan
✔ Transparansi dalam transaksi
✔ Tidak memakan hak orang lain

Semua ini adalah pintu keberkahan.

Kaidah 3 — Awali Usaha dengan Niat Ibadah

Berniat bekerja untuk:

Menafkahi keluarga

Membangun umat

Membantu sesama

Tidak meminta-minta kepada manusia

Maka aktivitas bisnis dan bekerja menjadi ibadah, bahkan saat di kantor, pasar, ladang, atau toko, seseorang sedang beramal shalih.

Kaidah 4 — Bahagiakan Orang Tua dan Keluarga

Doa orang tua adalah magnet berkah.

Sebagian orang usahanya maju bukan hanya karena strategi, tetapi karena doa seorang ibu yang tak pernah disebutkan kepada siapa pun.

Dan nafkah kepada pasangan serta anak-anak dengan kasih sayang, bukan terpaksa. Juga membuka pintu berkah.

Bukan besarnya uang yang diberikan, tetapi besar hati ketika memberi.

Kaidah 5 — Sedekah Adalah Kunci Berkah

Sedekah bukan mengurangi rezeki, justru mengembangkannya.

Allah melipatgandakan, menenangkan hati, membebaskan dari kesulitan, menjauhkan bencana, dan membuka pintu-pintu yang tak pernah terduga.

Ketika rezeki seret, sedekah justru menjadi obat.

Kaidah 6 — Utamakan Subuh dan Istighfar

Para pedagang besar, para petani, dan para nelayan dahulu memulai hari sejak subuh.

Karena mereka paham sabda Nabi:

“Keberkahan umatku ada pada waktu pagi.”

Dan istighfar di waktu sahur adalah amalan pengundang rezeki.

Siapa yang memelihara:

Tahajud

Subuh berjamaah

Istighfar pagi

Allah bukakan pintu rezekinya dari arah yang tak terduga.

Kaidah 7 — Tidak Serakah, Tidak Mengkhianati

Rezeki yang berkah tidak diraih dengan tipu daya
1. memanipulasi harga
2. menumpuk keuntungan dengan merugikan orang lain

Lebih baik sedikit tapi halal dan tenang, daripada banyak, tetapi menggelisahkan dan menarik murka Allah.

Ingatlah, yang kita makan habis, yang kita simpan hilang, yang kita sedekahkan kekal.

Kaidah 8 — Syukuri yang Ada, Allah Tambahkan yang Tiada

Syukur adalah magnet bertambahnya rezeki.

Bukan karena besar penghasilan lalu bahagia, tetapi karena bahagia maka rezeki terasa besar.

Bersyukur bukan menunggu rezeki datang dulu, tetapi menjemput rezeki agar datang.

Penutup: Ingat Falsafah Rezeki

Ada tiga macam rezeki:

1. Yang Dijamin — makan, minum, hidup

2. Yang Dibagikan — sesuai usaha, doa, dan tawakal

3. Yang Diwariskan — pahala amal jariyah yang terus mengalir

Karena itu bekerja bukan hanya demi pendapatan, tetapi demi pahala dan akhirat.

Doa

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita:

Pekerjaan yang halal

Rezeki yang berkah

Ketenangan dalam keluarga

Kemudahan dalam urusan

Keberhasilan dunia dan akhirat

اللهم ارزقنا رزقا حلالا طيبا مباركا فيه

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Dr Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update