TintaSiyasi.id -- Pakar Parenting Islam Ustazah Dra. (Psi.) Zulia Ilmawati mengungkapkan sikap tenang dan sabar adalah kunci utama dalam menghadapi anak yang keras keras kepala.
"Kunci utama dalam menghadapi anak yang keras kepala adalah dengan bersikap tenang dan sabar. Pahami bahwa temperamen anak keras kepala bukanlah hal yang negatif," ujarnya dalam Rubrik Konsultasi di Tabloid Media Umat edisi 390 (3-16 Oktober 2025).
Menurutnya, anak yang keras kepala jika diarahkan dengan baik kelak akan menjadi anak yang memiliki karakter berani, mandiri, tangguh, dan tidak mudah menerima pengaruh buruk dari lingkungan.
"Komunikasi yang baik adalah hal penting saat menghadapi sikap anak yang keras kepala. Jalin kedekatan dengan anak, komunikasi dua arah harus terjalin dengan baik. Misalnya, ketika kita memerintahkan sesuatu, jangan hanya sekedar memerintah, yakinkan bahwa anak paham maksud dari perintah tersebut. Jika anak menolak, tanyakan alasannya, mengapa dia membantah dan bersikeras dengan pendapatnya," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, ketika orang tua memerintahkan sesuatu, bisa juga dengan memberikan dua pilihan kepada anak, misalnya ketika anak enggan disuruh tidur karena masih ingin menonton TV, maka coba beri anak dua pilihan.
"Tawarkan untuk dibacakan buku sebelum tidur misalnya, alihkan perhatian anak dengan buku kesukaannya, cerita menarik yang dipilihnya. Jika masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin dan tidak menunjukkan emosi," tuturnya.
Ia mengingatkan kembali, pentingnya orang tua punya kesabaran yang konsisten dalam mendampingi anak yang keras kepala. "Mengubah perilaku membutuhkan waktu dan setiap anak akan butuh waktu yang berbeda-beda. Jika kita cenderung marah-marah dan membentak, sikap ini justru akan memperburuk keadaan, membuat anak semakin melawan," jelasnya.
Jika ingin didengar oleh anak, lanjutnya, orang tua pun harus menjadi pendengar yang baik, anak akan cenderung membantah dan marah jika orang tua sering memerintahkan larangan namun mengabaikan pendapat sang anak.
"Anak yang "keras" bisa jadi karena kurang mendapatkan penghargaan dari orang tuanya," ucapnya.
"Cobalah dekati dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang," tambahnya.
Menurutnya, orang tua mesti menghindari sikap kasar terhadap anak, namun tunjukkan sikap lembut dan penuh kasih sayang ketika menegur atau melarang anak terhadap suatu hal.
"Karena dengan begitu, anak akan merasa bahwa teguran atau larangan yang kita sampaikan, bukan karena benci, melainkan karena rasa sayang kita padanya," tutupnya.[]Tenira