Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Fenomena Gunungan Sampah, Salah Siapa?

Minggu, 16 November 2025 | 07:39 WIB Last Updated 2025-11-16T00:39:25Z

TintaSiyasi.id -- Gundukan sampah yang dibuang sebanyak 250 ton perhari di tempat pembuangan akhir (TPA) di Cikolotok, Purwakarta kian mengkhawatirkan. Masyarakat pun terkena imbas dari bau menyengat yang berasal dari TPA hingga mencemari lingkungan sekitar. Dinas Lingkungan Hidup, Erlan Diansyah menyatakan, program "Ngosrek", yang digagas oleh Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzien belum berjalan, karena pengajuan surat untuk meminta anggaran belum direalisasi, kemungkinan disebabkan adanya efisiensi anggaran (www.mediaindonesia.com, 07/11/25).

Sungguh sangat memperihatinkan, ketika kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan seakan tidak menjadi prioritas pemerintah, maka penyakit dan pencemaran lingkungan akan sulit untuk dicegah. Walaupun, program "ngosrek" yang diklaim dapat menjadi solusi untuk pengelolaan sampah, itu pun tidak mudah untuk diterapkan pemerintah.

Negara Harus Berperan

Negara pun terlihat abai dalam regulasi ke perusahaan-perusahaan pemakai kemasan plastik yang memiliki kontribusi besar dalam penimbunan sampah. Minimnya fasilitas dan upaya edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah, juga semakin memperburuk keadaan, sehingga masih ada masyarakat yang kebingungan mau buang sampah kemana atau ada yang malah malas membuang sampah ke TPA dan malah buang sembarangan.

Selain itu, pengawasan negara yang kurang bahkan tidak hadir terkait masalah pencemaran limbah oleh swasta adalah sesuatu yang sangat membahayakan bagi kesehatan masyarakat dan mencemari lingkungan. Begitulah, sistem kapitalis demokrasi, kebijakan yang diterapkan hanya memakai asas kepentingan.

Maka, menjadi hal yang wajar, ketika negara tidak peduli pada kesehatan dan kebersihan lingkungan masyarakat, sebab bagi negara, hal demikian tidaklah menguntungkan negara. Negara hanya akan berpihak kepada para pengusaha yang bisa menjadi sumber pemasukan besar walaupun menyebarkan limbah beracun. 

Wajibnya Menjaga Kesehatan dan Kebersihan 

Padahal selama ini, bukankah rakyat turut bayar pajak dan menggaji para pejabat? Namun ternyata, tidak semua rakyat dapat diperhatikan dan diurusi sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, sistem kapitalis demokrasi haruslah diganti oleh sebuah sistem ideal yang berasal dari yang maha sempurna, yakni Allah SWT.

Sistem tersebut, adalah sistem pemerintahan Islam atau khilafah. Dalam negara khilafah, negara wajib hadir untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan dan penjagaan dalam perawatan kebersihan bagi lingkungan.

Bukan hanya itu, negara juga akan membuat regulasi pembatasan bagi perusahaan swasta yang berkontribusi besar, khususnya produktivitas sampah kemasan yang dipakai masyarakat. Negara pun, akan turut bertanggungjawab dalam menjaga kesehatan masyarakat dan penyebaran limbah, dengan cara menyediakan fasilitas dan edukasi yang memadai terkait pengelolaan sampah dan limbah kepada seluruh perusahaan swasta dan masyarakat.

Dalam Islam, akhlak seorang muslim salah satunya adalah menjaga kebersihan. Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi).

Dengan begitu, negara dan seluruh masyarakat bisa bekerjasama menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Terutama seorang Muslim dan Muslimah, akan menjaga kebersihan atas dasar keimanan dalam rangka menjalankan perintah Allah. Untuk itulah, hanya negara khilafah yang mampu meniscayakan terwujudkan lingkungan sehat dan bersih.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Essy Rosaline Suhendi
(Aktivis Muslimah Karawang)

Opini

×
Berita Terbaru Update