Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wajah Prabowo Terpampang di Tel Aviv Disayangkan Jurnalis Ini

Rabu, 01 Oktober 2025 | 09:16 WIB Last Updated 2025-10-01T02:55:35Z

TintaSiyasi.id -- Polemik di media sosial mencuat setelah wajah Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama para pemimpin dunia lainnya tampil di beberapa billboard raksasa di Tel Aviv, Israel, disayangkan oleh Jurnalis Joko Prasetyo sebagai partisipasi negara pengekor yang dipuji oleh pimpinan penjajah.

 

“Wow, ada pendatang baru dari negara pengekor (Indonesia). Netanyahu senangnya minta ampun dengar pidato rezim negara pengekor yang satu ini, sampai ngomong, ‘Saya ingin mengingatkan kembali pidato Presiden Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia. Saya rasa ini yang akan terjadi di masa depan.’,” lugasnya kepada TintaSiyasi.ID, Senin (29/09/2025).

 

Om Joy, sapaan akrabnya, hingga mempertegas kekecewaannya terhadap gambar tersebut dengan ucapan “Membanggakan, hebat luar biasa.” dan “Sampai Tuan Yang Maha Mulia dan Yang Maha Agung Netanyahu memujinya.”

 

Ia mengatakan, salah satu atau kombinasi tiga poin mengapa orang-orang malah bangga dengan pidato Prabowo Subianto dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa (23/09/2025), yang berisi tentang kemerdekaan Palestina dan Israel juga harus dijaga keamanannya.

 

Pertama, mereka tidak memiliki akal sehat. “Sehingga tidak dapat memahami fakta dengan baik dan benar bahwa yang terjadi bukanlah konflik melainkan perampasan tanah Palestina oleh Zionis Yahudi yang diinisiasi Inggris dan dijaga AS,” tandasnya.

 

Kedua, jiwa mereka terjajah sehingga terpukau atau terpaksa menuruti dengan solusi yang ditawarkan kafir penjajah termasuk solusi dua negara untuk Palestina.

 

Ketiga, tidak menjadikan Islam sebagai pola pikir dan pola sikapnya sehingga tidak menjadikan jihad dan khilafah sebagai solusi Palestina.

 

Om Joy menerangkan, dulu, kaum Muslim sedunia termasuk Palestina bersatu dalam naungan khilafah, yang puncaknya pada masa Khalifah Sultan Sulaiman al-Qanuni, dua pertiga dunia termasuk Indonesia menjadi bersatu dalam naungan Khilafah Utsmani.

 

“Namun, sejak kafir penjajah berhasil mengubah pemahaman kaum Muslim maka yang terjadi adalah: pertama, mengubah ikatan akidah Islam menjadi ikatan nasionalisme sehingga kaum Muslim sedunia yang tadinya bersatu dalam naungan khilafah menjadi terpecah lebih dari 57 negara bangsa,” bebernya.

 

Kedua, mengubah ketaatan khalifah kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya menjadi ketaatan setiap kepala negara Muslim (presiden, perdana menteri, raja) kepada Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsanya.

 

Ketiga, mengubah jihad untuk mengusir pasukan Salib dari Palestina menjadi mendukung solusi dua negara (two-state solution) yang dicetuskan AS, dengan merelakan separuh wilayah Palestina untuk entitas penjajah Zionis Yahudi.

 

“Jadi, bila serius ingin memerdekakan Palestina secara hakiki dari penjajahann entitas Zionis Yahudi, maka pemahaman kaum Muslim sendiri yang harus dikembalikan ke setelan awal yakni,” sebutnya.

 

Pertama, kembali menjadikan akidah Islam sebagai ikatan Muslim sedunia. Kedua, kembali membaiat khalifah untuk menerapkan syariat Islam secara kaffahm,” lugasnya.

 

Ketiga, kembali berjihad mengusir entitas penjajah Zionis Yahudi di Palestina dan entitas penjajah di mana pun termasuk di Suriah, Arakan (Muslim Rohingya yang dijajah Budha Myanmar); Kashir Jammu (yang dijajah Hindu India); Turkistan Timur (Muslim Uighur yang dijajah ateis Cina); dan lainnya. Wallahu’alam bish-shawab.[] Rere 

Opini

×
Berita Terbaru Update