Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ulama Penerus Nabi dan Dakwah Melanjutkan Kehidupan Islam

Senin, 20 Oktober 2025 | 09:50 WIB Last Updated 2025-10-20T02:50:33Z
TintaSiyasi.id -- 1. Warisan yang Tak Terputus dari Para Nabi

Setelah wafatnya Rasulullah Saw. umat Islam tidak pernah kehilangan bimbingan. Cahaya kenabian terus menyinari jalan kehidupan melalui tangan para ulama, pewaris risalah para nabi.
Sabda Nabi Saw. dengan tegas menegaskan hal ini:

“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang banyak.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). 

Ilmu yang diwariskan bukan sekadar pengetahuan, tetapi cahaya hidayah yang menghidupkan hati, membimbing akal, dan menata amal. Melalui ulama, umat diarahkan untuk tetap teguh di jalan Allah, menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai panduan hidup, serta menghidupkan kembali semangat rahmatan lil ‘alamin.

2. Ulama sebagai Penjaga Kehidupan Islam

Sejarah mencatat, setiap kali umat Islam menghadapi masa kegelapan, muncul para ulama yang menjadi pelita zaman.
Imam Abu Hanifah di masa fitnah politik, Imam Syafi’i di tengah kekacauan pemikiran, Imam Al-Ghazali di era dekadensi moral, hingga para ulama Nusantara seperti Syaikh Nawawi al-Bantani, KH. Hasyim Asy’ari, dan KH. Ahmad Dahlan. Semuanya berjuang menjaga kemurnian Islam dan memandu umat kembali ke jalan Allah.

Peran ulama tidak hanya mengajar di pesantren atau menulis kitab, tetapi juga menghidupkan Islam dalam tatanan sosial dan peradaban.
Mereka berdakwah dengan hikmah, menegakkan keadilan, menyuarakan kebenaran di hadapan penguasa, serta menjadi teladan dalam keikhlasan dan kesabaran.

Imam Al-Ghazali berkata,
“Jika tidak ada ulama, maka manusia seperti domba tanpa gembala; tersesat, terpecah, dan menjadi mangsa syaitan.”

3. Dakwah Sebagai Napas Kehidupan Islam

Dakwah adalah jantung kehidupan Islam. Tanpa dakwah, iman melemah, ilmu mati, dan amal kehilangan arah. Karena itu, para ulama tidak pernah berhenti berdakwah. Di mimbar, di ruang kelas, di pasar, bahkan di dunia digital.

Dakwah ulama sejati bukan untuk mencari pengikut atau popularitas, tetapi untuk menghidupkan hati manusia agar kembali mengenal Tuhannya.
Mereka sadar bahwa tugasnya bukan sekadar menyampaikan ilmu, tetapi menyentuh jiwa dan menggerakkan amal.

Dalam era globalisasi dan teknologi, dakwah menuntut kreativitas dan keluasan wawasan. Namun esensinya tetap sama, yakni mengajak manusia kepada Allah dengan cinta dan hikmah, bukan dengan kemarahan dan kebencian.

Allah berfirman:
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
(QS. An-Nahl: 125).

4. Ulama di Zaman Fitnah: Kompas Umat di Tengah Kegelapan

Zaman kini penuh fitnah. Disinformasi, sekularisasi nilai, materialisme, dan kemerosotan moral. Dalam keadaan seperti ini, peran ulama ibarat kompas spiritual yang menuntun arah umat agar tidak tersesat.

Mereka harus tegas dalam kebenaran, lembut dalam kasih sayang, dan sabar dalam ujian. Ulama sejati bukan yang mencari kenyamanan dunia, tetapi yang berdiri di barisan kebenaran meski harus menanggung risiko.

Syaikh Ibnu Taimiyah berkata:
“Ulama yang benar adalah mereka yang menjadikan dunia di tangan, bukan di hati; dan menjadikan akhirat sebagai cita-cita tertinggi.”

5. Melanjutkan Kehidupan Islam: Dari Ilmu ke Amal, dari Dakwah ke Peradaban

Islam hidup bukan hanya dengan ucapan dan teori, tetapi dengan amal nyata dan keteladanan moral. Ketika ulama mengajarkan ilmu dengan akhlak, ketika masyarakat meneladani ilmu dengan amal, maka di sanalah Islam berdenyut sebagai kehidupan.

Ulama adalah sumber inspirasi untuk melahirkan peradaban yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Mereka memandu umat agar tidak hanya menjadi “penganut” Islam, tetapi menjadi penggerak kehidupan Islam dalam segala bidang: pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik.

Imam Malik berkata:
“Ilmu bukanlah dengan banyaknya riwayat, tetapi cahaya yang Allah letakkan di dalam hati.”

6. Penutup: Islam Akan Hidup Sepanjang Ada Ulama yang Ikhlas

Selama masih ada ulama yang jujur, amanah, dan ikhlas berdakwah di jalan Allah, Islam akan tetap hidup, meski zaman berganti.
Cahaya kebenaran tidak akan pernah padam karena Allah sendiri menjamin:

“Kami telah menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan Kami pula yang akan menjaganya.”
(QS. Al-Hijr: 9).

Dan penjagaan itu terjadi melalui tangan-tangan para ulama. Pewaris risalah Nabi, penjaga ilmu, dan pelanjut kehidupan Islam di bumi.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si
Pemerhati Dakwah, Pendidikan, dan Peradaban Islam

Opini

×
Berita Terbaru Update