TintaSiyasi.id -- Merespon aksi yang dilakukan oleh Israel terhadap rombongan kapal Sumud Flotilla yang dicegat oleh Israel menuai protes dunia. Masyarakat dunia merespon cepat terhadap tindakan Israel yang telah melanggar peraturan dan bertindak sewenang-wenang. London, Paris, Roma dan masih banyak lagi masyarakat di belahan dunia yang sudah muak dengan tindakan Israel yang semakin brutal. Salah satu negara yang aksi demonya kian memuncak adalah massa Gen Z di Maroko. Mereka memblokir jalan hingga merusak tol dan menuntut untuk membubarkan pemerintah. (Kompas.com, 4/10/2025)
Di Indonesia, aksi juga dilakukan dalam rangka Solidaritas Global untuk Sumud Flotilla bersama salah satu kontingen Global Sumud Flotilla dari Indonesia, Maimon Herawati (Direktur Smart171) pada Kamis 2 Oktober 2025 didepan gedung Merdeka, Bandung.
Tentu saja tindakan yang dilakukan oleh Israel memancing kemarahan dunia. Sebab para relawan bersatu dan bergerak menuju Gaza hanya membawa obat, makanan, dan harapan. Padahal aksi ini adalah harapan satu-satunya para relawan yang dapat dilakukan dengan menembus lautan bebas yang tidak ada larangan dan pelanggaran Undang-Undang. Namun, kasi ini tetap saja diblokade. Saat bantuan dari para relawan tersebut dihentikan, itu bukan hanya serangan terhadap Palestina, tapi juga terhadap seluruh nilai-nilai kemanusiaan.
Sungguh, apa yang sedang dilakukan oleh masyarakat dunia hari ini adalah bentuk apresiasi yang begitu besar atas kepedulian generasi muda khusus nya dengan penderitaan yang bertahun-tahun terjadi pada Muslim Palestina. Kepedulian ini tidak hanya datang dari negeri Muslim tetapi juga negeri non-Muslim. Semua memiliki satu suara yaitu ingin membantu Palestina keluar dari penjajahan Israel. Berbagai upaya pun telah dilakukan mulai dari mengirim bantuan dengan menembus jalur darat, laut, hingga udara. Namun, kondisi Palestina hingga kini genap 2 tahun belum lepas dari penderitaan penjajahan Israel bahkan semakin menjadi-jadi.
Setiap hari korban jiwa terus bertambah. Mereka terus dilaparkan dipersulit akses listrik dan komunikasi. Maka, siapa saja yang melihat kondisi ini pasti merasa terpanggil jiwa nya untuk menolong saudara-saudara kita di Gaza.
Solusi dua negara (two state nation) yang hingga kini terus digadang-gadang sebagai solusi yang ditawarkan PBB. Solusi ini pun telah disetujui oleh lebih dari seratus negara di dunia. Namun, sebagai generasi muda yang penuh dengan semangat membela kemerdekaan Palestina, tentu nya momen ini harus dijadikan sebagai momen kebangkitan untuk menuntut solusi hakiki yang benar-benar bisa membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Bukankah pencegatan yang dilakukan Israel terhadap kapal-kapal kemanusiaan Sumud Flotilla adalah bukti nyata bahwa Zionis hanya bisa dihadapi dengan bahasa perang dan bukan bahasa perdamaian.
Islam, telah jelas memandang Israel, Amerika dan sekutunya sebagai kafir harbi fi'lan yaitu kaum kafir yang secara nyata memerangi umat Islam. Maka, solusi atas mereka yang memerangi adalah kembali memerangi yaitu jihad, bukan dengan solusi perundingan dua negara. Islam mengharamkan solusi dua negara ini sebab Allah SWT telah menyampaikan didalam Alquran yang mulia QS. Al-Mumtahanah ayat 9 yakni untuk tidak menjadikan orang yang memerangi kalian sebagai kawan.
Selain itu, jihad adalah suatu kewajiban yang di syariatkan sebagaimana Allah sampaikan didalam QS. Albaqarah : 191 yang artinya, "Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian". Dari dalil ini semakin jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kepada kita bahwa jihad adalah solusi terhadap kesewenang-wenangan orang kafir terhadap umat Islam.
Jihad tidak akan terwujud secara sempurna kecuali jika umat ini bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah. Sebagaimana Khalifah Umar Bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi pernah mengomandoi jihad untuk membebaskan Palestina dari orang-orang kafir.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Pipit Ayu
Aktivis Muslimah