Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Solusi Satu Negara: Khilafah

Senin, 13 Oktober 2025 | 06:12 WIB Last Updated 2025-10-12T23:12:54Z

TintaSiyasi.id -- Pidato Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian konflik di Gaza. Dalam sidang Majelis Umum ke- 80 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, AS (23-09-2025) ia menegaskan, perdamaian sejati hanya akan terwujud jika hak Palestina dan keamanan entitas Yahudi diakui, serta dijamin oleh Komunitas Internasional.

Isi pidato Prabowo Subianto yang sangat menggebu dan penuh kewibawaan beliau menyatakan, “kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tapi kita juga harus mengakui, menghormati, menjamin keselamatan dan keamanan entitas Yahudi. Ia menambahkan, bahwa hanya dengan begitu kita bisa memiliki perdamaian sejati, perdamaian yang nyata tanpa kebencian tanpa kecurigaan satu-satunya solusi adalah solusi dua negara.” (Presiden RI, 23-09-2025)

Solusi dua negara terus didengungkan oleh berbagai negara di belahan dunia sebagai solusi atas konflik di Palestina. Pada KTT tersebut lebih dari 150 negara telah mengakui negara Palestina termasuk Inggris dan Prancis yang dulu menyerahkan Palestina kepada Israel.

Secara de facto PBB mengakui kemerdekaan Palestina, tetapi pengakuan secara de jure masih harus diputuskan melalui resolusi Dewan Keamanan PBB, karena selama ini Amerika Serikat selalu memvetonya. Ternyata pengakuan PBB atas negara Palestina tidak membuat entitas Zion*s mengurangi serangannya hingga Jumat (03-10-2025 ) zionis terus melancarkan serangan yang membombardir Gaza. Tidak ada memperdulikan resolusi yang diberikan oleh PBB, bahkan total korban meninggal sejak Oktober 2023 hingga kini mencapai lebih dari 65.000 jiwa.

Merespon usulan solusi dua negara yang digaungkan berbagai pihak atas penjajahan dan genosida yang terjadi di Palestina siapapun yang mengusulkan solusi dua negara ini adalah bentuk kejahatan hukum dan bentuk kejahatan kemanusiaan. Tawaran solusi dua negara antara Israel dan Palestina sama sekali tidak dapat diterima dan dukungan ini hanya untuk mereka yang punya kepentingan dibalik solusi dua negara.

Dunia tidak boleh diam permasalahan Palestina dan Israel itu tidak dimulai pada Oktober 2023 melainkan jauh sebelum itu penjajahan zionis Yahudi telah berlangsung sejak lama. Yaitu ketika sudah mulai melemahnya dan runtuhnya Khilafah Turki Utsmaniyah (Turki Utsmani). Yang terjadi di Palestina bukanlah sebuah konflik, melainkan kolonialisme zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina yang melibatkan perampasan, pencurian, dan pengusiran dari tanah air secara paksa.

Pembagiannya itu menegaskan bahwa Prancis menguasai wilayah Suriah, Lebanon dan koloni-koloni di Afrika (seperti Mesir Ethiopia, Libya dan lainnya). Sementara Inggris mendapatkan koloni di wilayah Irak dan Yordania. Adapun Palestina khususnya Kota Tua (Old City) ditetapkan sebagai wilayah dengan status Internasional. 

Pada 1917 pemerintah Inggris melalui Menteri luar Negerinya Arthur Balfour mengirim surat kepada pemimpin Yahudi Inggris Lord Rothschild yang menyatakan bahwa pemerintah Inggris menyerahkan Palestina kepada Yahudi surat ini dikenal dengan Deklarasi Balfour.

Sebenarnya solusi dua negara ini telah diusung sejak beberapa dekade yang lalu, solusi ini menyatakan pembagian wilayah antara sungai Yordan dan Laut Tengah yang sebelumnya milik Palestina semuanya menjadi dua negara, yaitu Yahudi dan Arab (Palestina) berdasarkan peta tahun 1967. Pada tahun ini ternyata solusi itu mencuat kembali memberikan solusi atas permasalahan Palestina dan zionis Israel negara-negara dunia mengakui negara Palestina yang merdeka dan mengakui juga kemerdekaan bagi Yahudi Israel.

Seharusnya seluruh dunia harus tahu memahami sejarah Muslim Palestina telah tinggal di wilayah Syam sejak berabad-abad, sebelumnya sejak Khalifah Umar Bin Khattab memerdekakan Syam pada tahun 637 M. Penduduk Syam berbondong-bondong masuk Islam dan tetap dalam keislamannya. Sejak itu umat Islam senantiasa menjadi penduduk bumi Syam.
Sedangkan Yahudi baru mulai datang pada abad 19 setelah kongres zionis pertama pada Agustus 1897 pengungsi Yahudi berbondong-bondong datang setelah Deklarasi Balfour pada tahun 1917 jumlah pengungsi Yahudi makin banyak mereka merebut wilayah Muslim Palestina dan banyak melakukan pembunuhan. Perilaku mereka persis seperti perampok yang mengambil paksa tanah Palestina dengan membunuh pemilik sahnya.

Dan pada hari ini tampilan PBB dengan gagah berani seolah-olah dia adalah penguasa dunia ini dengan arogannya mengeluarkan resolusi yang membagi Palestina menjadi dua 56 persen untuk Yahudi dan sisanya untuk Palestina. Sungguh aneh pengungsi bisa menguasai wilayah lebih banyak dari penduduk aslinya.

Lembaga PBB yang katanya untuk mewujudkan perdamaian dunia hanya slogan saja, sejatinya lembaga PBB untuk mewujudkan kepentingan negara-negara Barat dan sekutunya melalui penanaman entitas zionis Yahudi di jantung dunia Islam yaitu Timur Tengah tujuannya adalah untuk bisa menguasai dunia. Bahkan seluruh dunia Islam menjadikan konsep dua negara yang diusung oleh PBB bukan solusi untuk melindungi tanah Palestina dari pencaplokan Yahudi, tapi justru memberi wilayah secara cuma-cuma bagi zionis. Ini sungguh sangat menyesatkan bagi umat Islam dan negeri negeri Islam tidak boleh diam melihat hal ini.

Ternyata zionis tidak merasa cukup mendapatkan lebih dari separuh wilayah Palestina mereka terus menyerang umat Islam dan merebut wilayahnya dengan kekuatan militer yang mereka miliki dan dukungan dari AS dan negara-negara Eropa. Saat ini Palestina ditempati oleh zionis yang tersisa hanya sedikit yaitu hanya Gaza dan Tepi Barat itupun dengan kondisi Gaza yang saat ini sudah hancur lebur dibombardir oleh zionis. Mereka memang menargetkan berdirinya Israel Raya. 

Sejak Oktober 2023 zionis melakukan genosida menghancurkan semua fasilitas umum termasuk Sekolah, Rumah Sakit, Pabrik dan fasilitas-fasilitas penting lainnya. Bahkan warga Gaza dipaksa tergantung pada bantuan, zionis pun menutup akses bantuan itu masuk masuk ke Gaza.

Bahkan zionis juga menyatakan siapa mendukung Palestina ( Gaza ) maka mereka berhadapan dengan Israel kata Benjamin Netanyahu. Bahkan zionis pun sangat marah ketika sebuah organisasi kemasyarakatan yang memiliki empati terhadap kondisi Palestina untuk menyalurkan bantuan, zionis pun menghadang bantuan itu. 

Mereka mencegat 39 kapal Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan ke Gaza. Mereka juga menahan ratusan aktivis di kapal tersebut. Yang menjadi keprihatinan kita adalah melihat bagaimana sikap penguasa Muslim seluruh dunia pada saat masyarakat berbondong-bondong memberikan dukungan bagi Palestina ternyata para penguasa Muslim justru menjadi pengikut makar Amerika Serikat mendukung solusi dua negara. Bahkan mereka menyatakan akan mengakui entitas zionis jika mengakui Palestina.

Yang lebih menyayat hati umat Islam sedunia saat Donald Trump memuji terhadap pidato Prabowo pada sidang Majelis Umum PBB menunjukkan sikap Presiden Indonesia terhadap solusi dua negara. Trump menyatakan kekagumannya yang sangat besar terhadap pidato Prabowo tersebut.

Negeri-negeri Muslim telah berkhianat kepada Palestina mereka tidak mendengarkan jeritan warga Palestina meminta pertolongan kepada umat Islam. Penguasa-penguasa Muslim seluruh dunia menutup mata, menutup telinga, menutup hati, bahkan menutup pemikiran mereka untuk tidak memberikan dukungan kepada Palestina. 

Wahai umat Islam bersatulah untuk menghancurkan rintangan yang menghalangi kemerdekaan Palestina.
Satu satunya negara yang berani, melakukan jihad untuk membebaskan Palestina adalah khilafah. Negara Khilafah adalah pemerintahan Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Bentuk pemerintahannya tunggal untuk seluruh umat Islam di dunia. 

Umat Islam berada di bawah satu kepemimpinan politik dan agama yang terpusat. Bukan solusi dua negara untuk menyelesaikan permasalahan Palestina, tapi solusi satu negara yaitu negara Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah.
Umat hari ini membutuhkan kepemimpinan Islam secara global yaitu khilafah yang akan melindungi setiap wilayah negeri Islam. Khalifah juga tidak akan membiarkan darah Muslim mengalir sia-sia di tangan kaum kafir. Jalan keluar satu-sasatunya dan yang shahih adalah jihad fi sabililah di bawah kepempinan Islam global (khilafah). Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Nanti Manik, M.Pd.
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update