Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perdamaian Gaza Adalah Rencana Licik Amerika dan Yahudi Zionis untuk Menguasai Gaza

Selasa, 21 Oktober 2025 | 05:48 WIB Last Updated 2025-10-20T22:48:39Z

TintaSiyasi.id -- Aktivis Muslimah Malaysia Ustaz Abdul Hakim Othman mengungkapkan bahwa perdamaian Gaza adalah rencana licik Trump agar Amerika dan Yahudi Zionis menguasai Gaza.

 

"Dua puluh satu rencana tentang Gaza dan dampaknya, semuanya adalah rencana licik Trump agar Amerika dan Yahudi Zionis menguasai Gaza sepenuhnya," katanya dalam program Kupas Tuntas bersama Jurucakap HTM bertajuk Kejahatan 'Israel' dan Amerika Wajib Dijawab dengan Jihad, Jumat (03/10/2025).

 

Ia menyebutkan, beberapa hal dalam tencana perdamaian tersebut yang ingin menjadikan Gaza sebagai zona bebas kekerasan dan Israel tidak akan menjajah Gaza.

 

"Contoh pertama, katanya Trump, perang akan dihentikan dan Israel akan mundur dari Gaza," ujarnya.

 

Namun, ia mempertanyakan, apakah umat Islam dapat mempercayai Amerika dan Yahudi Zionis bahwa perang akan dihentikan dan Israel akan mundur dari Gaza.

 

"Kita sudah lama tahu, berapa banyak perjanjian gencatan senjata yang telah dibuat, lalu mereka melanggarnya. Ini perilaku Israel,” tandasnya.

 

“Mereka bilang ingin mundur. Meskipun bilang ingin mundur secara bertahap dalam gencatan senjata sebelumnya, mereka tidak pernah mundur lagi dan yang terjadi justru mereka meningkatkan serangan," imbuhnya.

 

Ia menambahkan bahwa entitas Yahudi Zionis memang sudah dikenal sebagai kaum yang gemar melanggar perjanjian, termasuk perjanjian dengan Allah Swt., apalagi dengan manusia.

 

"Kita sudah melihat rekam jejak mereka sebelumnya, kita tahu bahwa entitas Yahudi Zionis ini adalah entitas yang jelas-jelas melanggar perjanjian. Tidak ada yang bisa kita percayai dan kita tentu saja tidak bisa mempercayai orang ini," tegasnya.

 

Selain itu, ia menjelaskan bahwa rencana perdamaian juga menyebutkan pemerintahan baru di Gaza. Amerika tidak ingin Hamas memerintah Gaza karena tidak tunduk kepada Amerika dan Yahudi Zionis.

 

"Yang ia maksud adalah ia akan menunjuk pemerintahan baru yang pasti akan ditunjuk oleh Amerika dan entitas Yahudi Zionis. Pemimpin atau penguasa manapun yang akan ditunjuk pasti akan tunduk kepada Amerika," jelasnya.

 

Ia melanjutkan, rencana perdamaian juga memuat program untuk menghilangkan pemikiran radikal di Gaza.

 

"Pemikiran radikal berarti pemikiran yang menentang Amerika. Kalau tidak menentang Amerika, ya tidak masalah, ini moderat. Kalau hanya menentang Amerika, ini pemikiran radikal. Dengan kata lain, Amerika tidak ingin ideologi Islam ada dan berkembang di Gaza," ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa program itu jelas bertujuan untuk menghilangkan pemikiran yang bertentangan dengan pemikiran yang dibawa oleh Amerika.

 

“Jadi Gaza akan dikelola oleh penguasa boneka dan di Gaza akan ada program di mana semuanya akan dirancang oleh Amerika, termasuk akan menghilangkan segala bentuk pemikiran yang bertentangan dengan pemikiran Barat,” ujarnya.

 

Ia juga mengatakan bahwa rencana perdamaian akan mengadakan bantuan ekonomi dan kemanusiaan di Gaza yang pasti akan membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan kapitalis Amerika dan sekutunya.

 

“Jadi Islam dan juga Muslim tidak akan bangkit dengan Islam, ekonomi dengan apa pun yang dibawa Barat. Karena kita tahu bahwa jika perusahaan-perusahaan kapitalis dari Barat masuk, mereka tidak akan masuk begitu saja, tetapi mereka akan masuk dengan ideologi mereka sendiri,” ujarnya.

 

Secara keseluruhan, ia melihat bahwa rencana perdamaian dirancang agar Israel dapat memerintah Gaza.

 

“Jadi Israel ingin merebut Gaza. Bayangkan, Tuan-Tuan, sejak insiden 07 Oktober, mereka membantai Gaza sepenuhnya, membantai Muslim dan melakukan penghancuran Gaza yang paling dahsyat, hingga kini orang-orang Yahudi Zionis masih belum dapat memiliki Gaza,” ujarnya.

 

Ia menyimpulkan bahwa Yahudi Zionis menggunakan rencana perdamaian untuk menguasai Gaza setelah gagal merebutnya melalui perang.

 

"Jadi rencana perdamaian ini diajukan agar Yahudi Zionis dapat sepenuhnya mengendalikan Gaza. Mereka tidak bisa melakukannya melalui perang, (maka) melakukannya melalui meja perundingan," pungkasnya.[] Syamsiyah Jamil

 

 

Opini

×
Berita Terbaru Update