"Dua puluh satu rencana tentang Gaza dan
dampaknya, semuanya adalah rencana licik Trump agar Amerika dan Yahudi Zionis menguasai
Gaza sepenuhnya," katanya dalam program Kupas Tuntas bersama Jurucakap
HTM bertajuk Kejahatan 'Israel' dan Amerika Wajib Dijawab dengan Jihad,
Jumat (03/10/2025).
Ia menyebutkan, beberapa hal dalam tencana perdamaian
tersebut yang ingin menjadikan Gaza sebagai zona bebas kekerasan dan Israel
tidak akan menjajah Gaza.
"Contoh pertama, katanya Trump, perang akan
dihentikan dan Israel akan mundur dari Gaza," ujarnya.
Namun, ia mempertanyakan, apakah umat Islam dapat
mempercayai Amerika dan Yahudi Zionis bahwa perang akan dihentikan dan Israel
akan mundur dari Gaza.
"Kita sudah lama tahu, berapa banyak perjanjian
gencatan senjata yang telah dibuat, lalu mereka melanggarnya. Ini perilaku
Israel,” tandasnya.
“Mereka bilang ingin mundur. Meskipun bilang ingin
mundur secara bertahap dalam gencatan senjata sebelumnya, mereka tidak pernah
mundur lagi dan yang terjadi justru mereka meningkatkan serangan," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa entitas Yahudi Zionis memang
sudah dikenal sebagai kaum yang gemar melanggar perjanjian, termasuk perjanjian
dengan Allah Swt., apalagi dengan manusia.
"Kita sudah melihat rekam jejak mereka
sebelumnya, kita tahu bahwa entitas Yahudi Zionis ini adalah entitas yang
jelas-jelas melanggar perjanjian. Tidak ada yang bisa kita percayai dan kita
tentu saja tidak bisa mempercayai orang ini," tegasnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa rencana perdamaian
juga menyebutkan pemerintahan baru di Gaza. Amerika tidak ingin Hamas
memerintah Gaza karena tidak tunduk kepada Amerika dan Yahudi Zionis.
"Yang ia maksud adalah ia akan menunjuk
pemerintahan baru yang pasti akan ditunjuk oleh Amerika dan entitas Yahudi
Zionis. Pemimpin atau penguasa manapun yang akan ditunjuk pasti akan tunduk
kepada Amerika," jelasnya.
Ia melanjutkan, rencana perdamaian juga memuat program
untuk menghilangkan pemikiran radikal di Gaza.
"Pemikiran radikal berarti pemikiran yang
menentang Amerika. Kalau tidak menentang Amerika, ya tidak masalah, ini
moderat. Kalau hanya menentang Amerika, ini pemikiran radikal. Dengan kata
lain, Amerika tidak ingin ideologi Islam ada dan berkembang di Gaza,"
ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program itu jelas bertujuan untuk
menghilangkan pemikiran yang bertentangan dengan pemikiran yang dibawa oleh
Amerika.
“Jadi Gaza akan dikelola oleh penguasa boneka dan di
Gaza akan ada program di mana semuanya akan dirancang oleh Amerika, termasuk
akan menghilangkan segala bentuk pemikiran yang bertentangan dengan pemikiran
Barat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa rencana perdamaian akan
mengadakan bantuan ekonomi dan kemanusiaan di Gaza yang pasti akan membuka
pintu bagi perusahaan-perusahaan kapitalis Amerika dan sekutunya.
“Jadi Islam dan juga Muslim tidak akan bangkit dengan
Islam, ekonomi dengan apa pun yang dibawa Barat. Karena kita tahu bahwa jika
perusahaan-perusahaan kapitalis dari Barat masuk, mereka tidak akan masuk
begitu saja, tetapi mereka akan masuk dengan ideologi mereka sendiri,” ujarnya.
Secara keseluruhan, ia melihat bahwa rencana
perdamaian dirancang agar Israel dapat memerintah Gaza.
“Jadi Israel ingin merebut Gaza. Bayangkan, Tuan-Tuan,
sejak insiden 07 Oktober, mereka membantai Gaza sepenuhnya, membantai Muslim
dan melakukan penghancuran Gaza yang paling dahsyat, hingga kini orang-orang
Yahudi Zionis masih belum dapat memiliki Gaza,” ujarnya.
Ia menyimpulkan bahwa Yahudi Zionis menggunakan
rencana perdamaian untuk menguasai Gaza setelah gagal merebutnya melalui
perang.
"Jadi rencana perdamaian ini diajukan agar Yahudi
Zionis dapat sepenuhnya mengendalikan Gaza. Mereka tidak bisa melakukannya
melalui perang, (maka) melakukannya melalui meja perundingan,"
pungkasnya.[] Syamsiyah Jamil
