TintaSiyasi.id -- Menanggapi gencatan senjata yang dilakukan oleh Zionis Yahudi dengan Hamas, Media Mercusuar Ummat, mengatakan, meski gencatan senjata, Gaza masih terjajah.
"Namun patut diingat, meski gencatan senjata membuat penduduk Gaza bisa sedikit menarik nafas lega, mereka tetap belum merdeka (masih terjajah)," ungkapnya di akun Instagram Mercusuar Ummat, Sabtu (18/10/2025).
Media itu menjelaskan, Gaza bukan hanya penjara terbesar di dunia. Gaza juga sudah menjadi killing field atau ladang pembantaian terbesar dalam sejarah kemanusiaan.
Kemudian, Mercusuar Ummat mengungkapkan alasan mengapa muslim harus tetap menyuarakan Palestina.
Pertama, tidak ada jaminan entitas Yahudi menghentikan total agresi militernya. "Terbukti hanya beberapa jam usai gencatan senjata diumumkan Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza Utara, ini hakikatnya hanya mengulang sejarah karena entitas ini terbukti sering menghianati berbagai perjanjian gencatan senjata," ungkapnya.
Kedua, andai Palestina diberikan kemerdekaan yang ada adalah kemerdekaan semu. "Nyatanya para pemimpin Arab dan Eropa telah mempersiapkan skenario pemerintahan transisi untuk Palestina," jelasnya.
Artinya, Mercusuar Ummat menegaskan, rakyat Palestina tidak serta merta berdaulat menata pemerintahan di wilayahnya sendiri. "Gilanya mantan perdana menteri Inggris Toni Blair yang rekam jejaknya sangat nyata memusuhi umat Islam rencananya akan mengepalai otoritas transisi pasca perang di Gaza Palestina," terangnya.
Ketiga, andai perdamaian atau gencatan senjata terwujud kawasan Gaza terancam kebijakan pelucutan senjata dan pelarangan kelompok-kelompok pejuang Islam. "Sebabnya Amerika Serikat sebagai salah satu mediator gencatan senjata telah memiliki rancangan yang bernama Comprehensive Plan to End the Gaza Conflict yang diantaranya bebas dari kelompok teroris dan radikal tentu saja yang dimaksud kelompok milisi pejuang Palestina seperti Hamas, terlebih lagi mereka juga menyiapkan pasukan International Stabilization Force (ISF) pasukan ini dibentuk oleh Amerika Serikat untuk melatih serta mendukung polisi Palestina di Gaza sebagai badan keamanan internal jangka panjang," paparnya.
Ini sama artinya dengan menyerahkan keamanan kepada pihak asing yang tidak akan berpihak kepada keamanan kaum muslim
Sehingga, Mercusuar Ummat mengatakan, solusi yang diangkat Amerika Serikat dan para pemimpin Arab belakangan ini tidak bisa dijadikan harapan, solusi tersebut hanya akan melanjutkan penjajahan dan mungkin dengan varian lainnya.
Berbeda halnya, pandangan Islam terhadap penjajahan di atas negeri Palestina telah jelas para ulama telah menyepakati kewajiban berjihad untuk mengusir para penjajah. Imam An Nawawi 676 hijriah juga menyatakan bahwa jika kaum kafir menguasai sebagian negeri kaum muslim seluruh kaum muslim wajib mengorbankan jiwa demi membebaskan negeri mereka itu.
'Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas'. (QS. Al Baqarah 190).
"Dan untuk hal itu kita juga membutuhkan komando dari pemimpin yang menyatukan kekuatan seluruh elemen kaum muslim yakni khalifah tanpa persatuan dari khalifah lainnya memimpin sistem khilāfah kita hanya akan terus menyaksikan pemimpin-pemimpin yang dipecah belah oleh kafir Barat penjajah," pungkasnya. [] Alfia Purwanti