TintaSiyasi.id -- Musibah ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo mengguncang perhatian publik. Bangunan yang difungsikan sebagai musala sekaligus ruang belajar itu runtuh pada Senin sore, 29 September 2025, ketika ratusan santri tengah berada di dalamnya. Kondisi seperti ini disebut dengan pancake collapse yaitu situasi di mana sebuah struktur bangunan runtuh total secara tiba-tiba.
Kejadian ini bukan sekadar peristiwa tragis, tetapi juga alarm keras tentang pentingnya memperhatikan aspek keselamatan dalam pembangunan, apalagi untuk fasilitas pendidikan yang dihuni banyak jiwa muda.
Saat kejadian, bangunan tersebut baru saja selesai menjalani pengecoran di lantai tiga. Dari keterangan pengurus pesantren, sejak pagi hingga siang proses pengecoran berlangsung, dan beberapa jam setelah dihentikan, struktur bangunan tiba-tiba runtuh.
Bangunan tersebut awalnya direncanakan memiliki satu lantai, namun kemudian dibangun menjadi tiga lantai hal inilah diduga menjadi penyebab struktur bangunan tidak kuat menahan beban yang ada.
Basarnas dan Pakar ITS menilai bahwa gedung tersebut mengalami kegagalan konstruksi secara menyeluruh. Pada hari kejadian, pengecoran lantai tiga baru saja selesai pada siang hari. Menurut ahli teknik sipil, Yudha Lesmana, beton memerlukan waktu minimal 14 hari untuk mencapai kekuatan yang memadai, dan idealnya 28 hari. Kemungkinan besar, beton belum mencapai kekuatan yang diharapkan saat bangunan runtuh.
Dalam sistem kapitalis, pembangunan infrastruktur seringkali didorong oleh potensi keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan swasta yang terlibat dalam proyek tersebut. Ini dapat menyebabkan beberapa konsekuensi, seperti:
Pertama. Prioritas profit. Pengelolaan infrastruktur yang lebih fokus pada menghasilkan keuntungan bagi perusahaan swasta daripada kepentingan masyarakat luas.
Kedua. Kurangnya pengawasan. Kurangnya kontrol dan pengawasan dapat menyebabkan pengelolaan infrastruktur yang tidak efektif dan efisien.
Ketiga. Korupsi dan penyelewengan. Pengelolaan infrastruktur yang tidak transparan dan akuntabel dapat menyebabkan korupsi dan penyelewengan dana yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur
Keempat. Menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengelolaan infrastruktur yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif lainnya.
Kelima. Peran pemerintah minimal. Pemerintah berperan sebagai regulator namun, pemerintah tidak memiliki kontrol langsung atas pengelolaan infrastruktur.
Berbeda halnya dengan sistem pengaturan dalam Islam, negara dalam Islam (khilafah) berperan sebagai raa’in (pengurus rakyat) yang berkewajiban penting dalam mengontrol pembangunan infrastruktur, sebab infrastruktur memang dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam membangun peradaban.
Pembangunan infrastruktur dalam Islam tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan teknis, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah dan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh sebab itu dalam pembangunan dilarang riba bunga yang tidak adil.
Pembangunan infrastruktur akan melibatkan ahlinya ahli dan pakar yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan tugas mereka. sehingga meminalisirkan kerusakan atau kehancuran akibat kelalian dalam sistem perencanaan pembangunan.
Contoh keberhasilan pembangunan dalam masa Kesultanan Utsmani pada awal abad ke-20 adalah pembangunan dengan jalur kereta api Hijaz.
Perjalanan haji ke Makkah merupakan perjalanan panjang dan melelahkan dengan menggunakan unta atau berjalan kaki, yang memakan waktu sekitar 40 hari. Sultan Abdul Hamid II, yang memerintah Kesultanan Utsmani pada saat itu, berkeinginan untuk membangun jalur kereta api yang dapat memudahkan perjalanan jemaah haji dan meningkatkan konektivitas antara pusat-pusat umat Islam.
Pembangunan Jalur Kereta Api Hijaz membentang dari Damaskus, Suriah hingga Madinah, Arab Saudi, dengan panjang sekitar 1.300 kilometer. Proyek ini dipimpin oleh insinyur Jerman, Heinrich August Meißner, dan melibatkan ribuan pekerja.
Demikianlah era keemasan kekhalifahan, infrastruktur maju pesat dan kukuh untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Wallahu a'lam bishshawab. []
Putri Rahmi DE, SST
Aktivis Muslimah